Mata sebagai indera penglihatan memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar. Buta warna dan gangguan penglihatan/refraksi seringkali tidak disadari oleh santri/wati, dikarenakan santri/wati sudah terbiasa dengan kondisi tersebut. Dalam rangka World Sight Day 2024, dengan tema kesehatan mata anak, Klinik Atria Waris bekerjasama dengan Ikatan Refraksionis (IROPIN) Papua memanfaatkan momentum ini untuk melakukan pengabdian masyarakat berupa edukasi dan skrining kesehatan mata kepada santri/wati Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Pondok Pesantren (Pontren) Santri Perbatasan Timur Merauke. Kegiatan edukasi terkait pentingnya menjaga kesehatan mata, pengukuran tajam penglihatan (visus) dengan snellen chart dan pemeriksaan buta warna menggunakan ishihara test. Sebanyak 74 santri/wati, yang terdiri dari kelas VII dan kelas VIII, 16 diantaranya mengalami penurunan tajam penglihatan, dan 1 santri mengalami buta warna partial. Kegiatan diawali dengan edukasi dan sesi tanya jawab terkait kesehatan mata serta cara menjaga kesehatan mata. Pada santri/wati dengan penurunan tajam penglihatan, dilakukan penggalian faktor risiko. Metode pengumpulan data yaitu mendata hasil pemeriksaan visus dan anamnesa singkat setelah pemeriksaan. Hasil pemeriksaan visus dianalisis dengan metode kuantitatif deskriptif, sedangkan wawancara dianalisis menggunakan metode kualitatif. Skrining kesehatan mata pada santri/wati diharapkan menjadi media promosi kesehatan yang tepat. Bagi santri/wati dengan kelainan refraksi, selanjutnya diberikan koreksi kacamata yang tepat agar dapat dipakai dalam kegiatan belajar sehari-hari. Bagi santri/wati dengan buta warna, diberikan informasi dan edukasi agar dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan tujuan sekolah dan karir selanjutnya