Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN PEMBERIAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK DI KELAS B KELOMPOK BERMAIN TUNAS BANGSA SIMPUAN TAHUN PELAJARAN 2022-2023 Vania; Nuraini; Zuri Astari
Samawa (Sakinah, Mawaddah Warahmah) Vol. 7 No. 2 (2024): Samawa (Sakinah, Mawaddah Warahmah): Jurnal Kajian Keluarga, Gender dan Anak
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammaad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap tentang :1) Perencanaan pemberian reward untuk meningkatkan rasa percaya diri anak 2) Pelaksanaan pemberian reward untuk meningkatkan rasa percaya diri anak 3) Implikasi pemberian reward untuk meningkatkan rasa percaya diri anak di kelas B Kelompok Bermain Tunas Bangsa Simpuan Tahun Pelajaran 2022-2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Perencanaan pemberian reward untuk meningkatkan rasa percaya diri anak adalah menyiapkan RPPH, menentukan strategi pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan menyiapkan reward. Pelaksananaan pemberian reward untuk meningkatkan rasa percaya diri anak adalah melalui kegiatan belajar mengajar guru memberikan reward pin bintang kepada siswa yang tidak malu-malu atau percaya diri untuk maju kedepan kelas. Implikasi pemberian reward untuk meningkatkan rasa percaya diri anak adalah guru selalu memberikan contoh sikap mencerminkan rasa percaya diri, serta melakukan pengawasan dan selalu memberikan stimulus kepada anak agar anak lebih percaya diri. Dengan pemberian reward rasa percaya diri anak lebih meningkat seperti tidak malu-malu untuk tampil didepan kelas, tidak ragu untuk bertanya atau mengajukan pendapat dan dengan pemberian reward ini anak-anak lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan di kelas B Kelompok Bermain Tunas Bangsa.
EPISTEMOLOGI ISLAM DAN PERBANDINGANNYA DENGAN EPISTEMOLOGI BARAT Andi Agni Pratista A; Qatrunnada Rusyadah H.H; Vania; Clarisa Dwi Aprillia; Assyifa Akmalia Fadilla; Anisa Fitri; Egy Surya Marcellina; Taufiq Kurniawan
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 11 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi November
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/9ag5zw70

Abstract

Penelitian ini membahas perbandingan epistemologi Islam dan epistemologi Barat dengan menyoroti perbedaan mendasar dalam hakikat, sumber, metode, dan orientasi pengetahuan. Epistemologi sebagai cabang filsafat yang membahas hakikat pengetahuan memiliki peranan penting dalam menentukan arah perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia. Dalam konteks modern, ilmu pengetahuan berkembang pesat di bawah pengaruh epistemologi Barat yang rasional dan empiris, namun kemajuan tersebut sering kali melahirkan krisis nilai dan spiritual. Penelitian ini berupaya menelusuri kembali paradigma epistemologi Islam sebagai sistem pengetahuan yang teosentris, integratif, dan berorientasi pada nilai-nilai ilahiah. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research). Data diperoleh dari sepuluh sumber ilmiah yang terdiri dari lima jurnal utama, yaitu karya Agus Toni (2018), Salminawati dan Fachri Husaini Hasibuan (2021), Riza Mulfi Hari Aji dkk. (2025), Akhmad Muzakki (2009), dan Muhammad Hafizh dkk. (2023), serta lima jurnal pendukung tambahan dari berbagai universitas Islam di Indonesia. Analisis dilakukan melalui tiga tahap: identifikasi konsep, komparasi metode epistemologis, dan sintesis integratif antara paradigma Islam dan Barat. Hasil kajian menunjukkan bahwa epistemologi Barat, yang berkembang melalui tradisi rasionalisme, empirisme, dan kritisisme, menempatkan akal dan pengalaman indrawi sebagai sumber utama pengetahuan. Orientasi antroposentris dan sekuler dalam tradisi ini menjadikan ilmu bersifat bebas nilai (value-free) dan terpisah dari aspek moral serta spiritual. Sebaliknya, epistemologi Islam berpijak pada prinsip tauhid, yang mengintegrasikan wahyu, akal (‘aql), indera (hiss), dan hati (qalb) sebagai sumber pengetahuan. Dalam pandangan Islam, ilmu bukan hanya alat untuk menguasai alam, melainkan sarana untuk mengenal Tuhan, menegakkan keadilan, dan mencapai kebahagiaan dunia serta akhirat. Lebih jauh, penelitian ini menemukan bahwa epistemologi Islam memiliki relevansi tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern. Dengan prinsip integrasi antara wahyu dan rasio, Islam memberikan kerangka etis dan spiritual bagi kegiatan ilmiah agar tidak kehilangan arah kemanusiaan. Epistemologi Islam tidak menolak metode ilmiah modern, namun menempatkannya dalam kerangka nilai ilahiah sehingga sains dapat berkembang tanpa menimbulkan krisis moral. Oleh karena itu, integrasi epistemologi Islam dan Barat diharapkan mampu melahirkan paradigma ilmu pengetahuan yang seimbang antara aspek rasional, empiris, etis, dan spiritual.