Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Brief Counseling Apoteker terhadap Kepatuhan Pengobatan dan Perbaikan Tekanan Darah Pasien Hemodialisa Yasin, Nanang Munif; Filliana, Ulfa; Kristina, Susi Ari
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 3 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i3.92562

Abstract

Intervensi hemodialisa memunculkan berbagai komplikasi, paling banyak yaitu hipertensi yang dapat meningkatkan resiko rawat inap dan kematian lebih cepat. Polifarmasi, ketidakpatuhan minum obat, dan kurangnya pemahaman pasien menjadi faktor penyebab target tekanan darah sulit tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brief counseling apoteker terhadap kepatuhan pengobatan dan perbaikan tekanan darah pasien hemodialisa. Rancangan penelitian quasi-experimental dengan desain pretest-posttest with control group. Intervensi brief counseling dilakukan 1x seminggu selama 1 bulan menggunakan teknik 5A dan alat bantu leaflet pada pasien hemodialisa dengan kriteria inklusi eksklusi selama bulan September-Oktober 2023. Data dianalisis statistik menggunakan uji Paired sample t-test dan Wilcoxon test untuk melihat perbedaan masing-masing kelompok, uji Independent sample t-test dan Mann Whitney test untuk melihat perbedaan antar kelompok setelah intervensi. Sebanyak 57 responden terdiri dari 29 kelompok kontrol dan 28 kelompok intervensi, menunjukkan bahwa kelompok intervensi terdapat peningkatan kepatuhan dengan selisih skor pretest posttest Δ2,71±1,822 dibandingkan kelompok kontrol Δ-0,44±1,152 (p<0,001), perbaikan tekanan darah yaitu penurunan sistolik dengan selisih skor pretest posttest Δ-12,07±8,969 dibandingkan kelompok kontrol Δ-2,55±4,695 (p<0,001) dan diastolik dengan selisih skor pretest posttest Δ-5,03±5,439 dibandingkan kelompok kontrol Δ-0,86±4,420 (p=0,004). Intervensi brief counseling apoteker disimpulkan dapat memperbaiki kepatuhan dan tekanan darah pasien hemodialisa.
Prevalensi dan Hubungan Glukokortikoid dengan Kejadian Efek Samping Hiperglikemia pada Pasien Systemic Lupus Erythematosus Filliana, Ulfa; Aurelia Vernanda, Cindy; Quraisy Aljufri, Achmad
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 9 No. 1 (2025): JIKES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : LPPM Universitas Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v9i1.888

Abstract

Abstrak Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang memerlukan pengelolaan terapi jangka panjang dan berkelanjutan terutama keamanan terapi. Glukokortikoid merupakan terapi lini pertama dan memiliki potensi efek samping hiperglikemia paling tinggi. Dampak perburukan penyakit dan rendahnya kesadaran tenaga medis untuk monitoring efek samping obat merupakan tantangan paling besar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi efek samping hiperglikemia akibat penggunaan glukokortikoid dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode menggunakan penelitian observasional yang dilakukan dengan rancangan retrospektif cross sectional study pada periode 2024 di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil penelitian ini yaitu prevalensi kejadian efek samping hiperglikemia akibat penggunaan glukokortikoid sebesar 12.7% pada periode tahun 2024. Data subjek penelitian yaitu 72 pasien, sebanyak 32 pasien mengalami ESO hiperglikemia dan 40 pasien tidak mengalami ESO hiperglikemia. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kejadian ESO hiperglikemia yaitu jenis kortikosteroid metilprednisolon (p-value=0,000) dan rute pemberian intravena (p-value=0,000). Kesimpulan penelitian ini yaitu jenis kortikosteroid metilprednisolon menunjukkan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian efek samping hiperglikemia akibat glukokortikoid (OR 6.500; 95% CI 2.185-19.333). Kata kunci: glukokortikoid; efek samping obat; hiperglikemia; SLE   Abstract Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is an autoimmune disorder requiring prolonged and ongoing therapeutic management, particularly for the safety of the treatment. Glucocorticoids are the first-line therapy and have shown the highest potential for adverse effects on hyperglycemia. The impact of worsening disease and low awareness among medical personnel to monitor adverse drug reactions is the biggest challenges. This study aimed to determine the prevalence of adverse effects associated with hyperglycaemia resulting from glucocorticoid treatment and the factors that influence this condition. Method used was observational research conducted with a retrospective cross-sectional study design in 2024 at Dr. Kariadi Central Public Hospital Semarang.  This study found that the prevalence of hyperglycaemia adverse effects due to glucocorticoid used was 12.7% ​​in 2024. The total subjects of this study were 72 patients; 32 patients experienced hyperglycaemia while 40 others did not. Significant factors influencing the incidence of hyperglycaemia, adverse effect, were the type of corticosteroid methylprednisolone (p-value=0.000) and the intravenous route of administration (p-value=0.000). In conclusion, the type of corticosteroid methylprednisolone is the factor most associated with adverse effects of hyperglycaemia due to glucocorticoids (OR 6.500; 95% CI 2.185-19.333). Keywords: glucocorticoids; adverse drug reaction; hyperglycemia; SLE