Intervensi hemodialisa memunculkan berbagai komplikasi, paling banyak yaitu hipertensi yang dapat meningkatkan resiko rawat inap dan kematian lebih cepat. Polifarmasi, ketidakpatuhan minum obat, dan kurangnya pemahaman pasien menjadi faktor penyebab target tekanan darah sulit tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brief counseling apoteker terhadap kepatuhan pengobatan dan perbaikan tekanan darah pasien hemodialisa. Rancangan penelitian quasi-experimental dengan desain pretest-posttest with control group. Intervensi brief counseling dilakukan 1x seminggu selama 1 bulan menggunakan teknik 5A dan alat bantu leaflet pada pasien hemodialisa dengan kriteria inklusi eksklusi selama bulan September-Oktober 2023. Data dianalisis statistik menggunakan uji Paired sample t-test dan Wilcoxon test untuk melihat perbedaan masing-masing kelompok, uji Independent sample t-test dan Mann Whitney test untuk melihat perbedaan antar kelompok setelah intervensi. Sebanyak 57 responden terdiri dari 29 kelompok kontrol dan 28 kelompok intervensi, menunjukkan bahwa kelompok intervensi terdapat peningkatan kepatuhan dengan selisih skor pretest posttest Δ2,71±1,822 dibandingkan kelompok kontrol Δ-0,44±1,152 (p<0,001), perbaikan tekanan darah yaitu penurunan sistolik dengan selisih skor pretest posttest Δ-12,07±8,969 dibandingkan kelompok kontrol Δ-2,55±4,695 (p<0,001) dan diastolik dengan selisih skor pretest posttest Δ-5,03±5,439 dibandingkan kelompok kontrol Δ-0,86±4,420 (p=0,004). Intervensi brief counseling apoteker disimpulkan dapat memperbaiki kepatuhan dan tekanan darah pasien hemodialisa.