Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMERIKSAAN GLUKOSA, KOLESTEROL DAN ASAM URAT DI KELURAHAN MENDAWAI, KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH Romaidha, Iqlila; Hidayati, Larantika; Astuti, Rima Agnes Widya
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.23379

Abstract

Pemeriksaan glukosa, kolesterol dan asam urat (GCU) yang umum dilaksanakan. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dosen serta perwakilan mahasiswa prodi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Borneo Cendekia Medika. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di Kelurahan Mendawai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah dengan dilaksanakannya pemeriksaan kesehatan rutin meliputi glukosa, kolesterol serta asam urat. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemeriksaan GCU pada tingkatan umur yang berbeda. Kegiatan dilakukan dengan metode Point of Care Testing (POCT) di Kelurahan Mendawai, Kotawaringin Barat, dengan jumlah responden sebanyak 55 orang dengan distribusi umur 30 – 70 tahun. Jumlah responden tertinggi pada umur 41 – 50 tahun. Data hasil pemeriksaan di analisa deskriptif kualitatif disajikan pada gambar dan tabel. Pemeriksaan kadar glukosa, kolesterol & asam urat cenderung berada di atas normal terutama pada pemeriksaan kolesterol dengan berbagai tingkatan umur dengan hasil diatas normal lebih tinggi dibandingkan dengan normal. Semakin bertambahnya usia individu berbanding terbalik dengan fungsi fisiologis tubuh yang mengalami penurunan serta kurangnya aktifitas fisik, masa otot berkurang, terjadinya obesitas, serta pada lansia sering terjadi penyakit penyerta. Pada kegiatan ini hasil kadar glukosa, kolesterol serta asam menjadi salah satu pentingnya meningkatkan taraf hidup individu. Pengecekan kesehatan di masyarakat perlu rutin dilaksanakan demi meningkatkan kepeduliaan kesehatan dan memperbaiki pola hidup, aktivitas fisik, serta faktor lain yang mendukung. Evaluasi kegiatan ini yaitu perlunya penyuluhan, edukasi & pemeriksaan berkala, sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang berkelanjutan.
PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) PADA AIR MINUM ISI ULANG GRATIS DI KOTAWARINGIN BARAT Astuti, Rima Agnes Widya; Hidayati, Larantika; Dewi, Ni Putu Sinta Puspa; Romaidha, Iqlila
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i1.531

Abstract

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan, air minum didefinisikan sebagai air yang megalami proses pengolahan atau air tanpa pengolahan dan memenuhi syarat kesehatan serta dapat langsung diminum. Air Minum, merujuk pada Permenkes No. 2 tahun 2023 harus terbebas dari cemaran biologis yaitu E. coli dan total Coliform pada angka 0 CFU/100 ml. Pertumbuhan koloni fecal dan non fecal Coliform dapat menjadi indikasi cemaran mikroorganisme pada air minum karena kehadirannya berkorelasi positif dengan kehadiran bakteri patogen. Coliform fecal dianggap sebagai indikator kontaminasi fecal yang lebih baik dibandingkan kelompok Coliform. Kelompok fecal Coliform sering digunakan sebagai uji dugaan E. coli, dan diterapkan pada beberapa produk, seperti produk susu, makanan bayi, es krim, dan air minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran biologis dengan pemeriksaan Most Probable Number (MPN) pada air minum isi ulang gratis di Kotawaringin Barat. Metode yang digunakan adalah MPN ragam 5-1-1 (tujuh tabung) yang terdiri dari tiga tahap yaitu uji perkiraan (Presumtive Test), uji penegasan (Confirmed Test) serta uji kelengkapan (Completed Test). Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat air minum isi ulang gratis di Kotawaringin Barat yang tercemar bakteri Coliform. Sebanyak delapan sampel yang diuji MPN terdapat tiga sampel yang dinyatakan positif tercemar bakteri Coliform. Nilai MPN pada sampel AG2 adalah 265 CFU/100 ml, sampel AG4 adalah 2 CFU/100 ml dan sampel AG5 adalah 27 CFU/100 ml.
UJI KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (Physalis angulate L.) DALAM MENGHAMBAT BAKTERI Staphylococcus aureus Ragil, Prasna; Hidayati, Larantika; Romaidha, Iqlila; Astuti, Rima Agnes Widya; Sobirin, Miftachul
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i2.599

Abstract

Ciplukan adalah tanaman yang umum digunakan masyarakat sebagai obat dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Ciplukan memiliki potensi sebagai antibakteri. Daun ciplukan mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, polifenol, dan alkaloid. Salah satu masalah di bidang kesehatan adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Staphylococcus aureus adalah bakteri yang sering menyebabkan infeksi. Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada kulit manusia serta selaput lendir manusia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi kemampuan ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.) dalam menghambat perkembangan bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 15%, 20%, dan 25%. Kontrol positif yang digunakan yaitu ampicillin dan kontrol negatif adalah akuades. Jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan menggunakan desain true experimental. Metode yang digunakan difusi kertas cakram dan hasil dievaluasi dengan uji beda Kruskal-Walis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat zona hambat dari ekstrak daun ciplukan dengan diameter 15%, 20%, dan 25%. Zona hambat dalam kategori sedang juga didapatkan dengan p <0,005 dalam uji statistika. Pada uji lanjutan Mann Whitney dihasilkan p <0,005 pada konsentrasi kontrol positif 15%, kontrol negatif 25%, dan kontrol positif dan negatif, masing-masing menunjukkan perubahan signifikan dalam konsentrasi. Kata Kunci: Daun Ciplukan, Staphylococcus aureus, Antibakteri, Daya Hambat
Deteksi Bakteri Yang Berpotensi Menyebabkan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Daerah Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah Dewi, Ni Putu Sinta Puspa; Astuti, Rima Agnes Widya; Sobirin, Miftachul; Maharani, Taradiva Ayu
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i2.617

Abstract

Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang memiliki sistem pelayanan masyarakat termasuk pengendalian penyakit. Perawatan pasien di rumah sakit menjadi salah satu upaya pengendalian infeksi secara intensif, namun hal ini menjadi timbulnya risiko tinggi penyakit tidak dapat dikendalikan yang didapatkan dari rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui jenis bakteri dominan yang ditemukan di ruangan perawatan pasien di rumah sakit. Metode dilakukan dengan mengisolasi bakteri dari lingkungan tempat tidur pasien rawat inap pasca operasi, sampel ditanam ke media Mc Conkey dan Nutrient Broth. Bakteri yang telah tumbuh diwarnai dengan pewarnaan Gram dan diidentifikasi menggunakan uji biokimia dan gula – gula. Hasil penelitian ini berdasarkan jumlah total 24 sampel di lingkungan tempat tidur pasien pasca operasi di RSUD Pangkalan Bun diketahui 100% sampel tercemar atau terkontaminasi yang terdiri dari bakteri yang tidak teridentifikasi (98,2%), bakteri Staphylococcus aureus (0,8%) dan bakteri Escherichia coli (1%). Penentuan lokasi pengambilan sampel menentukan jenis bakteri yang tumbuh yang berhubungan dengan infeksi nosokomial yang dominan menginfeksi pada pasien. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan S. aureus dan E. coli pada uji gula – gula dan biokimia. Menurut Abrila dkk. (2024), infeksi nosokomial disebabkan oleh mikroorganisme tertentu berdasarkan lokasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan populasi pasien. Kondisi lingkungan yang mendukung, memudahkan mikroorganisme dalam bereproduksi antara lain suhu, kelembaban dan cahaya. Mikroba penyebab infeksi berasal dari pasien, perawat dan pengunjung serta kegiatan pembersihan. Kesimpulan penelitian ini sebanyak 24 sampel dari lingkungan tempat tidur pasien ditemukan bakteri S. aureus dan E. coli.