Dewi, Ni Putu Sinta Puspa
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMERIKSAAN MOST PROBABLE NUMBER (MPN) PADA AIR MINUM ISI ULANG GRATIS DI KOTAWARINGIN BARAT Astuti, Rima Agnes Widya; Hidayati, Larantika; Dewi, Ni Putu Sinta Puspa; Romaidha, Iqlila
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i1.531

Abstract

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan, air minum didefinisikan sebagai air yang megalami proses pengolahan atau air tanpa pengolahan dan memenuhi syarat kesehatan serta dapat langsung diminum. Air Minum, merujuk pada Permenkes No. 2 tahun 2023 harus terbebas dari cemaran biologis yaitu E. coli dan total Coliform pada angka 0 CFU/100 ml. Pertumbuhan koloni fecal dan non fecal Coliform dapat menjadi indikasi cemaran mikroorganisme pada air minum karena kehadirannya berkorelasi positif dengan kehadiran bakteri patogen. Coliform fecal dianggap sebagai indikator kontaminasi fecal yang lebih baik dibandingkan kelompok Coliform. Kelompok fecal Coliform sering digunakan sebagai uji dugaan E. coli, dan diterapkan pada beberapa produk, seperti produk susu, makanan bayi, es krim, dan air minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran biologis dengan pemeriksaan Most Probable Number (MPN) pada air minum isi ulang gratis di Kotawaringin Barat. Metode yang digunakan adalah MPN ragam 5-1-1 (tujuh tabung) yang terdiri dari tiga tahap yaitu uji perkiraan (Presumtive Test), uji penegasan (Confirmed Test) serta uji kelengkapan (Completed Test). Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat air minum isi ulang gratis di Kotawaringin Barat yang tercemar bakteri Coliform. Sebanyak delapan sampel yang diuji MPN terdapat tiga sampel yang dinyatakan positif tercemar bakteri Coliform. Nilai MPN pada sampel AG2 adalah 265 CFU/100 ml, sampel AG4 adalah 2 CFU/100 ml dan sampel AG5 adalah 27 CFU/100 ml.
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK PELEPAH PISANG AMBON (Musa Paradisiaca var. sapientum (L.) Kuntze) TERHADAP Staphylococcus aureus Nur, Rizky Awallin; Hidayati, Larantika; Romaidha, Iqlila; Aprianie, Wiwin; Dewi, Ni putu Sinta Puspa
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i2.598

Abstract

Pisang tumbuh subur di Indonesia dengan berbagai varietas yang memiliki banyak manfaat, termasuk pelepah pisang yang berpotensi sebagai antibakteri. Kandungan senyawa aktif dalam pelepah pisang seperti alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu bakteri yang sering menyebabkan infeksi adalah Staphylococcus aureus, yang juga mengalami resistensi terhadap antibiotik. Penelitian sebelumnya telah menguji ekstrak pelepah pisang ambon terhadap Staphylococcus aureus, namun hasilnya masih beragam. Sebagian besar penelitian fokus pada efektivitas antibakteri, tetapi belum banyak yang mengeksplorasi pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap aktivitas antibakteri secara lebih rinci. Selain itu, penelitian terkait pengaruh jenis senyawa aktif pada pelepah pisang terhadap kemampuan antibakteri juga masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji efektivitas ekstrak Pelepah Pisang Ambon (Musa Paradisiaca var. sapientum (L.) Kuntze) terhadap Staphilococcus aureus. Studi efektivitas menggunakan penelitian kuantitatif dengan true eksperiment. Kelompok penelitian dibagi menjadi 5 perlakukan dengan 5 replikasi. Efektivitas dilihat dengan menguji variasi konsentrasi pelepah pisang ambon dibuat pada konsentrasi 10%, 20%, 30% terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada media agar dengan metode ujisesnsitivitas cakram. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak pelepah pisang ambon pada konsentrasi 30%, 20%, dan 10% menghasilkan zona hambat sedang, dengan analisis data menunjukkan nilai p < 0,005, yang mengindikasikan pengaruh signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan ekstrak pelepah pisang ambon Ambon (Musa Paradisiaca var. sapientum (L.) Kuntze) efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus
Deteksi Bakteri Yang Berpotensi Menyebabkan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Daerah Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah Dewi, Ni Putu Sinta Puspa; Astuti, Rima Agnes Widya; Sobirin, Miftachul; Maharani, Taradiva Ayu
Jurnal Borneo Cendekia Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54411/jbc.v8i2.617

Abstract

Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang memiliki sistem pelayanan masyarakat termasuk pengendalian penyakit. Perawatan pasien di rumah sakit menjadi salah satu upaya pengendalian infeksi secara intensif, namun hal ini menjadi timbulnya risiko tinggi penyakit tidak dapat dikendalikan yang didapatkan dari rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui jenis bakteri dominan yang ditemukan di ruangan perawatan pasien di rumah sakit. Metode dilakukan dengan mengisolasi bakteri dari lingkungan tempat tidur pasien rawat inap pasca operasi, sampel ditanam ke media Mc Conkey dan Nutrient Broth. Bakteri yang telah tumbuh diwarnai dengan pewarnaan Gram dan diidentifikasi menggunakan uji biokimia dan gula – gula. Hasil penelitian ini berdasarkan jumlah total 24 sampel di lingkungan tempat tidur pasien pasca operasi di RSUD Pangkalan Bun diketahui 100% sampel tercemar atau terkontaminasi yang terdiri dari bakteri yang tidak teridentifikasi (98,2%), bakteri Staphylococcus aureus (0,8%) dan bakteri Escherichia coli (1%). Penentuan lokasi pengambilan sampel menentukan jenis bakteri yang tumbuh yang berhubungan dengan infeksi nosokomial yang dominan menginfeksi pada pasien. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan S. aureus dan E. coli pada uji gula – gula dan biokimia. Menurut Abrila dkk. (2024), infeksi nosokomial disebabkan oleh mikroorganisme tertentu berdasarkan lokasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan populasi pasien. Kondisi lingkungan yang mendukung, memudahkan mikroorganisme dalam bereproduksi antara lain suhu, kelembaban dan cahaya. Mikroba penyebab infeksi berasal dari pasien, perawat dan pengunjung serta kegiatan pembersihan. Kesimpulan penelitian ini sebanyak 24 sampel dari lingkungan tempat tidur pasien ditemukan bakteri S. aureus dan E. coli.
UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KARAMUNTING (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans Mandani, Astia; Sobirin, Miftachul; Dewi, Ni Putu Sinta Puspa; Hidayati, Larantika
Jurnal Borneo Cendekia Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh Candida albicans. Candida albicans memiliki sifat oportunistik yaitu menginvasi host saat kondisi imunitas turun. Candida albicans dapat menyebabkan infeksi superficial dan sistemik. Salah satu infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans adalah kandidiasis oral dan kandidiasis vaginalis yang dapat menyebabkan penyakit kronis pada host, untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans perlu adanya antibiotik. Antibiotik yang umum digunkan pada infeksi Candida albicans yaitu Nystatin, namun akhir-akhir ini banyak jenis antibiotik yang menyebabkan resistensi sehingga perlu adanya alternatif lain. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antijamur ekstrak etanol 96% daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Daun karamunting diekstraksi menggunakan maserasi dingin dan metode yang digunakan adalah difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan zona bening yang terbentuk pada konsenterasi 70 mg/ml sebesar 2.43 mm, konsenterasi 80 mg/ml sebesar 3.25 mm, konsenterasi 90 mg/ml sebesar 2.5 mm, konsenterasi 100 mg/ml sebesar 3.30 mm, kontrol positif sebesar 5.00 mm, dan kontrol negative 0. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan dianalisis menggunakan uji Kraskul Wallis yaitu nilai sig 0,039 < 0.05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Kata Kunci : Karamunting, Antijamur, Candida albicans, Zona hambat
UJI KANDUNGAN COLIFORM dan Escherichia coli PADA JAJANAN CILOK YANG DI JUAL DI SEKOLAH DASAR 6 RAJA PANGKALAN BUN Dewi, Ni Putu Sinta Puspa; Aprianie, Wiwin; Romaidha, Iqlila
Jurnal Borneo Cendekia Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Borneo Cendekia
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebersihan makanan menjadi kriteria utama sebelum dikonsumsi karena hal ini tentu berkaitan dengan kesehatan bagi manusia terutama anak – anak. Namun, kebanyakan dari anak usia sekolah mempunyai kebiasaan untuk jajan. Sering kali jajanan tersebut dijual di pinggir jalan dan area terbuka sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan kualitas makanan cilok yang di jual di sekolah dasar 6 Raja Pangkalan Bun untuk melihat adanya bakteri Escherichia coli yang terkandung dalam jajanan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi Program Studi D3 Analis Kesehatan. Penelitian ini menggunakan bakteri Escherichia coli yang merupakan standar utama kabersihan pangan, sampel makanan berasal dari penjual jajanan yang berdagang di pasar dan sekitar sekolah dasar 6 Raja di Pangkalan Bun. Uji kandungan adanya Escherichia coli dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN) yaitu terdiri dari tiga tahapan (Uji dugaan, Uji penetapan dan Uji pelengkap). Hasil dari penelitian ini adalah jumlah total Coliform pada cilok yang di jual di sekolah dasar 6 Raja diperoleh sebesar 280 MPN/100gr pada sampel 1 sedangkan sampel 2 diperoleh sebesar 11000 MPN/100gr. Total E. coli pada sampel pertama yakni 70 MPN/100gr sedangkan sampel kedua diperoleh 110 MPN/100gr.