Ni’mah, Zetty Azizatun
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MENELISIK REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KONSEP IBNU AL QAYYIM AL-JAUZIYYAH (1292-1350 M) Ni’mah, Zetty Azizatun
Edudeena : Journal of Islamic Religious Education Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.773 KB) | DOI: 10.30762/ed.v2i2.725

Abstract

Abstract: The concept of Islamic education perspective Ibn Qayyim very relevant once applied in Islamic education in Indonesia. Character building through PAI has been very in harmony with the concept of manhaj tarbiyah offered by Ibn Al Qayyim Al Jawziyah with educational goals that include ahdaf akhlaqiyah, ahdaf jismiyyah, ahdaf Fikriyh and ahdaf maslakiyah. Like wise with the target 9 aspects that cover all disciplines with no character or akhlakul karimah left on every students. Problems that arise in the PAI either on the conceptual problem or the application problem in which das sollen PAI as an agent of character formation but das sein failed. For that need to revitalize PAI so that initial steps as character formers can be realized. In this case the concepts offered by Ibn Al Qayyim Al Jauziyyah could be the basis for educational policy makers and Muslim educators.   Abstrak: Konsep pendidikan Islam perspektif Ibnu Qayyim masih relevan diaplikasikan dalam pendidikan Islam yang ada di Indonesia. Pembangunan karakter melalui PAI sudah sangat selaras dengan konsep manhaj tarbiyah yang ditawarkan oleh Ibnu Al Qayyim Al Jauziyah dengan sasaran 9 aspeknya yang mencakup seluruh disiplin ilmu dengan tanpa meninggalkan karakter atau akhlakul karimah pada setiap peserta didik. Problem-problem yang muncul pada PAI baik pada problem konseptual atau problem aplikasinya yang mana das sollennya PAI sebagai agen pembentukan karakter tapi das seinnya mengalami kegagalan. Untuk itu perlu adanya revitalisasi PAI agar khittah awal sebagai pembentuk karakter bisa terealisasikan. Dalam hal ini konsep-konsep yang ditawarkan Ibnu Al Qayyim Al Jauziyyah bisa dijadikan dasar bagi para pembuat kebijakan pendidikan dan para pendidik Muslim.
Kompleksitas Peran Madrasah dalam Menjawab Tantangan Era Society 5.0 sebagai Institusi Pembangun Peradaban Raḥmatan lil’ Ālamīn Ni’mah, Zetty Azizatun; Rifa’i, Ahmad
Revorma: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Vol. 5 No. 1 (2025): REVORMA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran (Edisi Mei 2025)
Publisher : MAN 1 Kota Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62825/revorma.v5i1.126

Abstract

Madrasah dalam menghadapi era society 5.0 tidak boleh berdiam diri. Tantangan yang dihadapi madrasah seperti kecepatan perkembangan teknologi informatika, persaingan dunia kerja yang akan dihadapi peserta didik dalam arus globalisasi, serangan paham yang mengancam nasionalisme dan toleransi melalui berbagai media, pemanfaatan teknologi yang tidak pada tempatnya di sisi lain akan mengancam perilaku dan akhlak peserta didik. Madrasah merupakan benteng pertahanan yang harus dipersiapkan dalam menghadapi gempuran dan tantangan era society 5.0. Perkembangan zaman yang canggih harus diimbangi dengan inovasi dalam kelembagaan pendidikan dan pengajaran. Kementerian Agama RI dengan berbagai kebijakannya menyelaraskan eksistensi madrasah melalui peningkatan kualitas kelembagaan, kualitas Guru dan Tenaga Kependidikan, kualitas pelayanan melalui digitalisasi, peningkatan kualitas literasi guru dan peserta didik, peningkatan kompetensi digital, mensosialisasikan beragama secara moderat melalui pemahaman moderasi beragama, maka madrasah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional harus siap menghadapi apapun perubahan zaman. Kebijakan pemerintah melalui Kementerian Agama RI tentang regulasi madrasah vokasi, moderasi beragama sebagai media penangkal radikalisme, pendidikan karakter bersambut dan diimplementasikan secara massif di madrasah. Dengan perubahan zaman dan kecepatan teknologi yang pesat di era 5.0 society madrasah harus bisa beradaptasi baik melalui penanaman karakter agar kemajuan teknologi yang dicapai diiringi dengan kesantunan akhlak, melalui penanaman pemahaman agama yang moderat agar era 5.0 society membawa pada peradaban rahmatallil’ālamīn bukan peradaban yang membawa kerusakan dan intoleransi, dan mempersiapkan outcome madrasah sebagai generasi yang mempunyai jiwa interpreneurship mampu bersaing di pasar global dan menciptakan dunia kerja. Maka ditengah pesatnya era digitalisasi 5.0 society madrasah berkontribusi secara komplek bagi terciptanya peradaban Islam yang rahmatallil’ālamīn
UNDERSTANDING GENDER JUSTICE PERSPECTIVE OF AMIN WADUD MUHSIN : MENGURAI KEADILAN GENDER PERSPEKTIF AMINA WADUD MUHSIN Susetiyo, Ari; Ni’mah, Zetty Azizatun
Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 31 No. 1 (2022): Religious Moderation in Islamic Perspective
Publisher : Prodi Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v31i1.446

Abstract

Understanding or interpretation of a text, including the holy book of the Qur'an, is stronglyinfluenced by the perspective of the commentator, cultural background, and prejudices behind it.In this way the text becomes alive and rich in meaning. The meaning of the text becomes dynamicand always contextual, along with the acceleration of the development of human culture andcivilization. Amina Wadud carries out her creativity and innovation in interpreting the Qur'an.Because so far there is no truly objective method of interpretation. Each interpretation tends toreflect subjective choices. The reconstruction of Amina Wadud's interpretation methodology ischaracterized by Deconstructive-reconstructive, Argumentative-theological and Hermeneuticphilosophical, each verse to be interpreted must be analyzed in various aspects. n the study ofleadership, Amina's critique of the male Mufassir that men were created by Allah to be superior towomen (in terms of physical and mental strength) ignores the sociological contextual aspect whichis contrary to the spirit of justice and humanity in Islamic teachings.
Madrasah Inklusi: Antara Cita dan Fakta Menuju Pendidikan yang Humanis Ni’mah, Zetty Azizatun
Revorma: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Vol. 1 No. 1 (2021): REVORMA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran (Edisi November 2021)
Publisher : MAN 1 Kota Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62825/revorma.v1i1.6

Abstract

Lembaga madrasah diharapkan menjadi lembaga pelopor nilai-nilai humanis dengan menerima apapun keragaman yang dimiliki peserta didik, baik keragaman gender, tradisi, penyandang disabilitas, berpotensi istimewa, dan keragaman sosial. Penerimaan keragaman peserta didik menjadi tantangan bagi madrasah untuk menyelenggarakan madrasah inklusi. Tantangan dan hambatan berupa ketersediaan dana, guru yang berkompeten, keseriusan lembaga, dan kurangnya relasi jaringan eksternal. Madrasah inklusi yang ideal, responsive akan keberagaman siswa dan mampu memberikan pelayanan yang optimal dengan mendasarkan diri bahwa semua siswa sama dan berhak mendapatkan pendidikan yang sama, serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai tingkat kebutuhannya. Maka madrasah yang bertekad besar menjadi madrasah inklusi sebenarnya adalah madrasah yang menjunjung tinggi nilai-nilai humanis dalam dunia pendidikan. Rumusan masalah artikel ini: 1) Konsep pendidikan humanis, 2) Tantangan madrasah inklusi, 3) Idealitas madrasah inklusi sebagai realisasi pendidikan humanis.
MENELISIK REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KONSEP IBNU AL QAYYIM AL-JAUZIYYAH (1292-1350 M) Ni’mah, Zetty Azizatun
Edudeena : Journal of Islamic Religious Education Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/ed.v2i2.725

Abstract

Abstract: The concept of Islamic education perspective Ibn Qayyim very relevant once applied in Islamic education in Indonesia. Character building through PAI has been very in harmony with the concept of manhaj tarbiyah offered by Ibn Al Qayyim Al Jawziyah with educational goals that include ahdaf akhlaqiyah, ahdaf jismiyyah, ahdaf Fikriyh and ahdaf maslakiyah. Like wise with the target 9 aspects that cover all disciplines with no character or akhlakul karimah left on every students. Problems that arise in the PAI either on the conceptual problem or the application problem in which das sollen PAI as an agent of character formation but das sein failed. For that need to revitalize PAI so that initial steps as character formers can be realized. In this case the concepts offered by Ibn Al Qayyim Al Jauziyyah could be the basis for educational policy makers and Muslim educators.   Abstrak: Konsep pendidikan Islam perspektif Ibnu Qayyim masih relevan diaplikasikan dalam pendidikan Islam yang ada di Indonesia. Pembangunan karakter melalui PAI sudah sangat selaras dengan konsep manhaj tarbiyah yang ditawarkan oleh Ibnu Al Qayyim Al Jauziyah dengan sasaran 9 aspeknya yang mencakup seluruh disiplin ilmu dengan tanpa meninggalkan karakter atau akhlakul karimah pada setiap peserta didik. Problem-problem yang muncul pada PAI baik pada problem konseptual atau problem aplikasinya yang mana das sollennya PAI sebagai agen pembentukan karakter tapi das seinnya mengalami kegagalan. Untuk itu perlu adanya revitalisasi PAI agar khittah awal sebagai pembentuk karakter bisa terealisasikan. Dalam hal ini konsep-konsep yang ditawarkan Ibnu Al Qayyim Al Jauziyyah bisa dijadikan dasar bagi para pembuat kebijakan pendidikan dan para pendidik Muslim.