Abstrak. Perubahan iklim menimbulkan tantangan signifikan bagi sektor pertanian di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah irigasi Saddang yang menjadi sentra produksi padi utama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas adaptasi petani terhadap perubahan iklim melalui penerapan Climate Smart Agriculture (CSA). Metode penelitian menggunakan pendekatan campuran (mixed methods) dengan survei terhadap 150 petani, wawancara mendalam, dan observasi lapangan di empat kecamatan dalam kawasan irigasi Saddang. Analisis data dilakukan secara deskriptif, statistik inferensial, dan triangulasi tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan CSA masih berada pada kategori moderat, dengan variasi antar wilayah tergantung pada ketersediaan infrastruktur irigasi, dukungan kelembagaan, dan akses informasi iklim. Faktor penentu kapasitas adaptasi meliputi pendidikan, pengalaman bertani, keanggotaan kelompok tani, serta dukungan pemerintah daerah dan penyuluh pertanian. Di sisi lain, keterbatasan modal dan ketergantungan terhadap input eksternal menjadi kendala utama. Studi ini menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan lokal, peningkatan literasi iklim, dan integrasi kebijakan adaptasi berbasis komunitas untuk memperkuat ketahanan petani menghadapi perubahan iklim. Temuan ini memberikan implikasi praktis bagi pengembangan strategi CSA berbasis konteks lokal yang relevan bagi perencanaan pembangunan pertanian berkelanjutan di wilayah irigasi Sulawesi Selatan.Kata Kunci: Climate Smart Agriculture, kapasitas adaptasi, perubahan iklim, petani, daerah irigasi Saddang, Sulawesi Selatan