Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Pendidikan Agama Kristen dalam Mengembangkan Masyarakat Majemuk di Indonesia Manalu, Immanuel Lando; Iswahyudi, Iswahyudi; Valentina, Lista; Bintoro, Wahyu; Pasaribu, Damaria
Indonesian Journal of Religious Vol. 6 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Religious, Vol.6, No.1 (April 2023)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v6i1.29

Abstract

A Christian education model that aims to develop a pluralistic society in Indonesia characterized by inclusivity, interfaith dialogue, and ethical values. In the context of a plural and pluralistic Indonesia, this model emphasizes interfaith dialogue and understanding, fosters respect for religious and cultural diversity, promotes ethical values and social justice, and encourages active involvement in community service. By applying this model, Christian religious education can play an important role in fostering a society where individuals from different backgrounds can coexist harmoniously, value diversity, and contribute to the common good. The proposed model offers a framework for educators, policymakers, and religious leaders to develop effective strategies and initiatives that promote understanding, respect, and cooperation among different religious and cultural communities in Indonesia. Therefore, the development of an inclusive and multicultural PAK model is the right approach in fostering mutual acceptance of each other in the context of a pluralistic society. This research uses a literature review method that refers to a theory in literature sourced from articles, books, and other scientific works.   Model Pendidikan Agama Kristen yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat majemuk di Indonesia yang bercirikan inklusivitas, dialog antar agama, dan nilai-nilai etis. Dalam konteks Indonesia yang majemuk dan majemuk, model ini menekankan dialog dan pemahaman antar agama, menumbuhkan rasa hormat terhadap keragaman agama dan budaya, mengedepankan nilai-nilai etika dan keadilan sosial, serta mendorong keterlibatan aktif dalam pelayanan masyarakat. Dengan menerapkan model ini, Pendidikan Agama Kristen dapat memainkan peran penting dalam membina masyarakat di mana individu dari berbagai latar belakang dapat hidup berdampingan secara harmonis, menghargai keragaman, dan berkontribusi pada kebaikan bersama. Model yang diusulkan menawarkan kerangka kerja bagi para pendidik, pembuat kebijakan, dan pemimpin agama untuk mengembangkan strategi dan inisiatif yang efektif yang mempromosikan pemahaman, rasa hormat, dan kerja sama di antara komunitas agama dan budaya yang berbeda di Indonesia. Maka dari itu, pengembangan model PAK yang inklusif dan multikultural menjadi pendekatan yang tepat dalam membina sikap saling menerima satu sama lain dalam konteks masyarakat majemuk. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka yang merujuk kepada sebuah teori secara literatur yang bersumber dari artikel-artikel, buku-buku, dan karya ilmiah lainnya.
Analisis Konsep Tritunggal Allah dan Implikasinya berdasarkan Injil Yohanes Pabisa, Djonny; Eunike, Pratiwi; Valentina, Lista
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol 5 No 1 (2024): Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.5 No.1 (April 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/jrsc.v5i1.218

Abstract

The concept of the Trinity, referring to God as one essence in three Persons: the Father, the Son, and the Holy Spirit, has been a subject of debate throughout Christian history. Although this doctrine is widely accepted in Christianity, its interpretation and understanding often vary among different Christian denominations and traditions. The type of research used is qualitative with a text analysis approach including text selection, text analysis, interpretation and theological context, and a study of relevant literature. The result is the concept of the Trinity in the Gospel of John, affirming the existence of one God who exists in three Persons: the Father, the Son, and the Holy Spirit. The three persons are distinct but equal and the same in essence and divinity. They interact and relate to each other in ways that cannot be understood by humans because they are carried out according to God's incomprehensible ways. The implication of understanding the principle of the Trinity opens a new perspective on how we can interact and work together in various aspects of our lives. Although we are different, we are interconnected and need each other. Like the Trinity, we can work together in harmony, supporting each other, and achieving greater goals together. Konsep Tritunggal Allah, merujuk kepada Allah sebagai satu esensi dalam tiga Pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus, telah menjadi subjek perdebatan sepanjang sejarah Kristen. Meskipun doktrin ini secara umum diterima secara luas dalam kekristenan, namun interpretasi dan pemahamannya seringkali bervariasi di antara berbagai denominasi dan tradisi Kristen. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analisis teks meliputi seleksi teks, analisis teks, penafsiran dan konteks tologis, dan kajian literatur yang relevan. Hasilnya, konsep Tritunggal Allah dalam Injil Yohanes, menegaskan adanya satu Allah yang eksis dalam tiga Pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ketiga pribadi berbeda namun setara dan sama dalam esensi dan keilahian. Ketiga pribadi saling berinteraksi dan saling berelasi satu sama lain dalam cara yang tidak dapat dipahami oleh manusia karena dilakukaan menurut cara-Nya Allah yang tidak dapat dijelaskan dengan akal manusia. Implikasi pemahaman tentang prinsip Tritunggal Allah membuka perspektif baru tentang bagaimana kita dapat berinteraksi dan bekerja bersama dalam berbagai aspek kehidupan kita. Meski kita berbeda, kita saling terkait dan membutuhkan satu sama lain. Seperti Tritunggal Allah, kita bisa bekerja bersama dalam harmoni, saling mendukung, dan mencapai tujuan yang lebih besar bersama-sama.
Kompetensi Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Purba, Junita; Singal, Youke L.; Bintoro, Wahyu; Valentina, Lista
MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social Vol. 1 No. 1 (2023): MODERATE: Journal of Religious, Education, and Humanities (November 2023)
Publisher : Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ptaki.v1i1.3

Abstract

The main purpose of education is to develop the morale of students. Therefore, teachers must imitate good attitudes, actions, and words to students so that they imitate them. Christian education is the process of transmitting Christian knowledge to practice Christian teachings. In schools, the role of the PAK teacher is urgently needed. A PAK teacher is someone who provides knowledge about Christianity that is based on the Bible, centered on Jesus Christ, and depends on the Holy Spirit to students in activities teaching learning, so that students can know God and His love which is done in the form of teaching. Public and private schools must develop teacher professional competence. PAK teachers are the ability of PAK teachers to bring students to understand and practice the religious values ​​they have learned by relying on high abilities and character and referring to the figure of Jesus as the Great Teacher. Teacher competence can contribute to improving learning achievement, being able to be an active role model, creative, innovative and have high integrity in school. Policies to improve the quality of education and teaching must always be pursued by various parties, both the government and other components involved in the process. The teacher as one of the components in it has great duties and responsibilities. Because the future of a nation is determined by qualified teachers. These duties and responsibilities do not only make students know and understand the teaching materials provided but can make students become educated human beings who understand their role as humans, so that they are beneficial for themselves and the surrounding environment.   Tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan moral peserta didik. Oleh karena itu, guru harus mencontoh sikap, perbuatan dan ucapan yang baik kepada peserta didik sehingga mereka meneladaninya. Pendidikan Kristen adalah proses transmisi pengetahuan Kristen untuk mengamalkan ajaran Kristen. Di sekolah sangat perlu peran Guru PAK. Guru PAK adalah seorang yang memberikan ilmu pengetahuan tentang agama Kristen yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Yesus Kristus, dan bergantung pada Roh Kudus kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, agar para peserta didik dapat mengenal Allah dan kasih-‐‑Nya yang dilakukan dalam bentuk pengajaran. Sekolah negeri maupun swasta harus mengembangkan  Kompetensi professional guru. Guru PAK adalah kemampuan guru PAK membawa peserta didik memahami serta menjalankan nilai-nilai agama yang dipelajarinya dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan mengacu pada sosok Yesus sebagai Guru Yang Agung. Kompetensi guru dapat memberikan kontribusi atas peningkatan prestasi belajar mampu menjadi teladan aktif kreatif inovatif dan mempunyai integritas yang tinggi di sekolah. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran harus selalu diupayakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun komponen lain yang terlibat dalam proses tersebut. Guru sebagai salah satu komponen di dalamnya memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Karena masa depan suatu bangsa ditentukan oleh guru yang berkualitas. Tugas dan tanggung jawab tersebut tidak hanya sekedar membuat peserta didik menjadi tahu dan memahami bahan ajar yang diberikan, tetapi dapat menjadikan peserta didik menjadi manusia terdidik yang memahami perannya sebagai manusia, sehingga bermanfaat bagi diri dan lingkungan sekitarnya.