Latar Belakang: Masa nifas (Puerperium) adalah masa lahirnya plasenta hingga organ reproduksi khususnya alat-alat kandungan kembali pulih seperti keadaan sebelum hamil (Fitriani, dalam Holidah et al., 2024). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Personal Hygiene Terhadap Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Nifas. Metode: Literature Review ini dilakukan melalui pencarian artikel secara menyeluruh dengan pendekatan PICO. Dari tahap tersebut didapatkan beberapa jurnal yang sesuai untuk penelitian. Pada tahap pencarian awal dengan memasukkan kata kunci pada database elektronik. Berdasarkan pencarian melalui database Pubmed (n-5), ResearchGate (n-10) dan Google Scholar (n-33) diperoleh 48 artikel. Setelah dilakukan skrining awal, dikeluarkan artikel yang terbit lebih dari 5 tahun (n-10), sehingga tersisa 38 artikel. Selanjutnya 20 artikel dengan desain Quasy Experiment diekslusi sehingga tersisa 18 artikel yang memenuhi kriteria kelayakan. Pada tahap akhir, artikel yang tidak membahas luka perineum (n-3) sehingga diperoleh 15 artikel yang diinklusi dalam literatur review ini. Hasil: Hasil penelitian dari Pengaruh Personal Hygiene Terhadap Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Nifas terdapat fakta bahwa melakukan personal hygiene dapat menjadi solusi membantu proses penyembuhan dan pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Nifas. Personal Hygiene (p=0,023) dengan infeksi. 50% responden dengan skor Personal Hygiene tinggi tidak mengalami infeksi luka post Sectio Caesarea (63,3%) Infeksi luka perineum berkisar antara 0,1%-23,6%, dan dehisens luka berkisar antara 0,21%-24,6%. Penyembuhan Luka sebanyak 56% kejadian penyembuhan luka cepat pada masa nifas. Kesimpulan: Personal hygiene terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap pencegahan infeksi dan percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa praktik kebersihan diri, khususnya vulva hygiene, secara konsisten mampu menurunkan risiko infeksi luka episiotomi dan mempercepat pemulihan. Pengetahuan ibu, dukungan keluarga, status gizi, dan mobilisasi dini juga merupakan faktor penting yang saling mendukung keberhasilan perawatan luka.