Inisiatif DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) sangat krusial untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui edukasi penggunaan obat yang benar. Swamedikasi yang tidak tepat seringkali mengakibatkan masalah, di mana studi sebelumnya menunjukkan 40,6% kasus penggunaan obat tidak rasional. Program DAGUSIBU memberikan solusi dengan mengajarkan pengelolaan obat yang komprehensif. Desa Kuang Baru di Lombok Timur menghadapi tantangan kesehatan akibat minimnya edukasi tentang penggunaan obat, dan masyarakatnya belum pernah mendapatkan penyuluhan DAGUSIBU. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengevaluasi tingkat pengetahuan masyarakat Desa Kuang Baru mengenai pengelolaan obat sesuai program DAGUSIBU. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif yang melibatkan 50 responden dari tiga dusun di Desa Kuang Baru. Data dikumpulkan pada September 2024 menggunakan kuesioner tervalidasi dan dianalisis melalui sistem skoring. Hasil demografi menunjukkan mayoritas responden berusia 20-40 tahun (58%), didominasi laki-laki (64%), dan berpendidikan SMA/SMK (52%). Analisis pengetahuan per indikator DAGUSIBU menunjukkan tingkat rata-rata sebagai berikut: "mendapatkan obat" (52%), "menggunakan obat" (27%), "menyimpan obat" (73,5%), dan "membuang obat" (32,5%). Secara keseluruhan, 74% responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan obat. Temuan ini menegaskan bahwa mayoritas masyarakat Desa Kuang Baru memiliki pengetahuan yang rendah mengenai konsep DAGUSIBU. Hasil penelitian ini menjadi landasan vital untuk merancang intervensi kesehatan di masa depan guna meningkatkan pemahaman dan praktik pengelolaan obat yang lebih baik.