Shofia Hanifah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN YURIDIS PELANGGARAN HAK MEREK DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 162 K/PDT.SUS-HKI/2021 Dwi Mei Laila Nurul Baiti; Safina Aliyah Dewi; Asti Ika Ristianti; Shofia Hanifah; Kevin Rayhan Pamungkas
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 4 No. 3 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v4i3.3524

Abstract

Perkembangan teknologi dan informasi memberikan dampak positif pada kemajuan bidang lain, salah satunya dalam bidang perdagangan. Hak cipta dan hak merek merupakan hak yang diberikan atas karya intelektual yang memiliki nilai ekonomis sehingga perlindungan dan penegakan hukum harus dilakukan. Isu plagiat hak merek antara Geprek Bensu miliki Ruben Onsu dengan I Am Geprek Bensu miliki PT. Ayam Geprek Benny Sujono, menjadi isu utama yang akan dibahas dalam artikel ini. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis-normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan putusan MA No. 162 K/Pdt.Sus-HKI/2021 berfokus pada pertimbangan hakim dan analisis pelanggaran hak merek dagang dalam kasus persamaan merek Geprek Bensu. Pendaftaran merek ini guna menjadikan syarat wajib agar diakui secara hukum di indonesia, Pendaftaran merek di indonesia sesuai dengan asas hukum first to file yaitu pihak yang mendaftarkan pertama kali yang akan mendapatkan hak eksklusif merek dagang. Dalam mendirikan usaha merek saangat diperlukan supaya membedakan usaha satu dengan yang lainnya. Seperti yang dijelaaskan dalam Pasal 1 angka
Juridical Review of International Private Law in Interfaith Marriages Outside Indonesia (Case Study of the Marriage of Dimas Anggara and Nadine Chandrawinata) Retno Hirowati; Safina Aliyah Dewi; Dwi Mei Laila; Shofia Hanifah
Journal of Legal and Cultural Analytics Vol. 2 No. 4 (2023): November 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jlca.v2i4.6735

Abstract

One of the most important aspects of Indonesian culture is marriage. One topic that is considered very close to the essence of humanity is marriage. There is much debate about what is meant by marriage, especially when it comes to inter-religious unions that occur outside the Unitary State of the Republic of Indonesia. This case study investigates the legal framework of private international law that regulates interreligious unions that occur outside the Unitary State of the Republic of Indonesia. In the case of interfaith marriages that occur abroad, there is disagreement about the legitimacy or legality of marriage in Indonesia for couples who marry in different religious traditions. UU no. 1/1974 regulates marriage and states, in line with the 1945 Constitution, that no religious law or belief system can legitimize marriage. Every marriage performed outside Indonesia is deemed to have occurred between two Indonesian citizens or between an Indonesian citizen and a foreign citizen, in accordance with Pasal 56 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. According to Lex Loci Celebrations, a marriage is perfected in accordance with local law when it is performed in accordance with international private law. Interfaith marriages performed abroad are a kind of legal smuggling which is contrary to pasal 2(1) of international civil law and is regulated by it. Regarding legal certainty and how the status of interfaith marriages entered into abroad is treated, this topic will be discussed in a separate section below.