Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Efektivitas Sabun Cuci Piring Merek ML dan SI terhadap Bakteri Escherichia Coli dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Rizka Kamila Nabawiya; Keumala Dewi, Intan; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 4: December 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i4.4241

Abstract

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahan-bahan kimiawi untuk mencuci peralatan, salah satunya peralatan makan. Food-borne pathogen seringkali menyebabkan infeksi di saluran pencernaan. Bakteri Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang sering ditemukan pada sisa makanan yang berminyak dan berlemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas sabun cuci piring merek ML dan SI terhadap bakteri Escherichia coli serta tinjauannya menurut pandangan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dikerjakan di laboratorium dengan menggunakan metode disc diffusion. Efektivitas kedua merek sabun cuci piring – ML dan SI - dinilai dengan mengukur zona hambat yang terbentuk di atas MHA yang telah ditanamkan bakteri Escherichia coli. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Dari kedua merek sabun cuci piring, zona hambat paling besar dibentuk oleh sabun cuci piring merek ML dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 10,4 mm, sedangkan sabun cuci piring merek SI dengan rata-rata 9,46 mm. Berdasarkan zona hambatnya, ML dikategorikan sebagai komponen antimikroba kuat dan SI sebagai komponen antimikroba sedang. Sabun cuci piring yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah sabun cuci piring merek ML dengan rata-rata diameter zona hambat 10,4 mm. In our daily lives, we use chemical material to wash utensils, one of them being cutlery. Food-borne pathogens frequently cause infection in the gastrointestinal tract. Escherichia coli is one of the bacterias that can be found in leftovers food, especially oily and fatty food. The goal of this research is to know the effectiveness of dishwashing liquids line ML and SI against Escherichia coli and its Islamic view on the matter. This research is an experimental laboratory study using disc diffusion as its method. The effectiveness of both dishwashing liquids lines is being assessed by means of measuring the zone of inhibition in MHA that has been implanted with Escherichia coli. Data analysis is being done by using SPSS. Between two lines of dishwashing liquids, the largest zone of inhibition is formed by ML with the average of ZOI 10,4 mm, at the same time SI with the average of ZOI 9,46 mm. Based on their zone of inhibitions, ML is classified as a strong antimicrobial component and SI as a medium antimicrobial component. The most effective dishwashing liquid to inhibit the growth of Escherichia coli is ML with the average of ZOI 10,4 mm.
Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Ketombe pada Rambut Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 lestari, putri dewi lestari; Purbo Astuti, Ike Irmawati; Keumala Dewi, Intan
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 7 (2024): Maret 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i7.4367

Abstract

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia maksimal 250 kata. Abstrak dibuat ringkas dan jelas dengan format miring. Abstrak berisi Pendahuluan : Ketombe merupakan salah satu gangguan pada bagian kulit kepala dengan adanya bentuk sisik berwarna putih ke abu-abuan. Tanda tersebut disebabkan adanya pengelupasan kulit berlebih pada lapisan kulit epidermis yang disertai adanya kemerahan dan gatal pada kulit kepala. Ketombe merupakan masalah yang paling umum pada rambut, Ketombe adalah kondisi yang mengakibatkan timbulnya sisik yang berlebih atas sel-sel kulit mati. Metodologi : Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini rancangan penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022. Cara penetapan sampel yang digunakan adalah dengan metode quota sampling. Analisa bivariate menggunakan uji Chi square yaitu untuk melihat hubungan prevalensi dan faktor risiko kejadian ketombe. Hasil : Hasil penelitian menunjukan mengenai prevalensi pada mahasiswa laki-laki terdapat 88% pernah mengalami ketombe dikulit kepala dan Hasil pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada faktor risiko produksi minyak berlebih faktor stress diketahui nilai probabilitas sebesar 0.001 dan 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 (p-value<0.05) berarti terdapat hubungan produksi minyak berlebih dan stress dengan kejadian ketombe. Pada faktor risiko genetik diketahui nilai probabilitas sebesar 0.324 yang lebih besar dari 0.05 (p-value >0.05) berarti tidak terdapat hubungan faktor risiko genetik dengan kejadian ketombe. Simpulan : Presentase mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022. Prevelansi mahasiswa laki-laki mayoritas pernah mengalami ketombe pada kulit kepala (88%) dan faktor risiko sebagian besar memiliki kulit kepala yang lembab (78%) dan mayoritas sering mengalami stress (80.7%).
Hubungan antara Pemakaian Hijab dalam Keadaan Rambut Basah dengan Pertumbuhan Ketombe pada Rambut Mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 Berliana, Nila Santy Berliana; Purbo Astuti, Ike Irmawati; Keumala Dewi, Intan
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 4: December 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i4.4368

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan : Rambut merupakan produk berkeratin yang dihasilkan oleh folikel rambut, struktur menyerupai tabung panjang dengan epidermis pada ujung atas. Kulit kepala memiliki berbagai fungsi salah satunya sebagai tempat tumbuhnya rambut. Salah satu masalah pada kulit kepala adalah ketombe. Ketombe merupakan kondisi kulit kepala yang sangat umum yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan hilangnya rasa percaya diri pada individu yang terkena dan berdampak negative pada citra dan kualitas sosial mereka dalam kehidupan Metodologi : Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini rancangan penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 yang memakai hijab. Cara penetapan sampel yang digunakan adalah dengan metode quota sampling. Analisa bivariate menggunakan uji Chi Square yaitu untuk melihat hubungan antara rambut basah dengan pertumbuhan ketombe. Hasil : Hasil pada diketahui nilai probabilitas sebesar 0.016 yang lebih kecil dari 0.05 (p=0.016<0.05) berarti terdapat hubungan pemakaian hijab dalam keadaan rambut basah dengan pertumbuhan ketombe pada rambut mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022. Simpulan : Persentase mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 mayoritas menggunakan hijab (90.6%) dan pemakaian hijab dalam keadaan rambut basah (40%). Gambaran mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 sebagian besar memiliki masalah kulit kepala berketombe (69.1%). Dan terdapat hubungan pemakaian hijab dalam keadaan rambut basah dengan pertumbuhan ketombe pada rambut mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022.
Multivariate Analysis of Personal Hygiene, Residential Density, Socioeconomic Status, and Knowledge Toward Scabies Prevalence At the Serang City Islamic Boarding School Trasia, Reqgi First; Faruqi, Azzam; Winita, Rawina; Muhammad Tola, Sakura; Keumala Dewi, Intan
Jurnal Medis Islam Internasional Vol 6 No 2 (2024): December
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/iimj.v6i2.6345

Abstract

Introduction: Scabies is an infectious disease of the skin caused by the mite Sarcoptes scabiei var. hominis. This disease is often ignored because it is not life-threatening, but the itching that occurs can interfere with daily life. Scabies is often found in densely populated environments such as Islamic boarding schools, places where students study. Borrowing each other's personal items, living in rooms with high occupancy rates, and having poor habits regarding personal hygiene are risk factors for contracting scabies among students. Objective: Through this background, this research aims to determine the relationship between the level of personal hygiene, housing density, socioeconomic status, and the level of knowledge about scabies among students at the Islamic Boarding School, Serang, Banten. Methods: The research was carried out at the Islamic Boarding School, Serang, Banten with a sample size of 167 respondents. The research design used was a cross-sectional analytical design with a sampling technique using the simple random sampling method. Univariate analysis was carried out by assessing frequencies and percentages. Bivariate analysis of variables was carried out using the chi-square test. Multivariate analysis was performed using multiple linear regression. Results: Respondents in this study totaled 167 respondents. The results of the analysis show that the prevalence of scabies in Islamic boarding schools in Serang City is 47.3%. There is no significant relationship between personal hygiene and scabies prevalence (P = 0.603), and there is a significant relationship between housing density (P = 0.018), socioeconomic status (P = 0.002), and level of knowledge (P = 0.035) on scabies prevalence. at the Serang City Islamic Boarding School. Based on multivariate analysis, a relationship was found between residential density, socioeconomic status, and level of knowledge on scabies prevalence simultaneously. Conclusions: These research results show that factors such as housing density, socioeconomic status, and level of knowledge play an important role in the spread of scabies in Islamic boarding schools even though the students show good results in personal hygiene.
Efektivitas Ekstrak Daun Thai Basil (Ocimum Basilicum Var. Thyrsiflora) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella Typhi dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Khansa, Hana; Keumala Dewi, Intan; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 11 (2024): July 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i11.4255

Abstract

Pendahuluan :Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Faktor yang mempengaruhi penularan demam tifoid adalah sanitasi yang buruk. Timbulnya resistensi antibiotik terhadap Salmonella typhi membuat berbagai upaya dilakukan untuk mencari alternatif antimikroba, salah satunya berasal dari tanaman atau bahan alam. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional adalah daun Thai basil. Pada tanaman ini terdapat flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara merusak dinding sel dan menonaktifkan kerja enzim. Metodologi :Daun Thai basil diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh dengan berbagai konsentrasi dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi. Kontrol positif yang digunakan adalah Ciprofloxacin dan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO 10%. Hasil : Hasil uji Anova satu arah didapatkan nilai P <0.00 hal ini menunjukan bahwa pemberian daun Thai basil memberikan efek hambatan terhadap pertumbuhan bakteri yang bermakna. Pada penelitian ini konsentrasi ekstrak 35.000 ppm memiliki zona hambat dengan diameter (mm) terbesar dibandingkan dengan kelompok konsentrasi ekstrak lainnya. Akan tetapi, efek antibakteri dari ekstrak daun Thai basil masih belum bisa menggantikan antibiotik Ciprofloxacin yang memiliki diameter (mm) zona hambat yang lebih besar dari ekstrak daun Thai basil. Kesimpulan :Penelitian ini dapat diketahui bahwa didapatkan zona hambat sedang pada berbagai konsentrasi ekstrak daun Thai basil namun masih belum bisa menggantikan antibiotic Ciprofloxacin. Allah SWT telah memberi kita akal untuk berpikir bagaimana cara memanfaatkan segala jenis tumbuhan yang didalamnya mempunyai banyak manfaat. Salah satunya adalah Thai basil, dengan manfaat sebagai pengobatan antibakteri.
Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nymphaea pubescen L) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae dan Tinjaunnya Menurut Pandangan Islam Zuhdi, Akram Ushaim; Keumala Dewi, Intan; Arifandi, Firman
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 12 (2024): August 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i12.4341

Abstract

Teratai merupakan tanaman air (hidrofit) yang secara alami hidup mengapung di ekosistem perairan, terutama ekosistem rawa. Teratai memiliki khasiat sumber potensial fitokimia dan digunakan untuk aktivitas farmakologis termasuk antikanker, regulasi gastrointestinal, efek imunomodulator, anti-inflamasi dan berbagai efek lainnya. Biji dan daun teratai di gunakan sebagai ramuan obat tradisional seperti obat diare. Shigella telah menunjukkan perubahan pola kerentanan antibiotik. Bakteri ini secara progresif menunjukkan resistensi terhadap berbagai antibiotik yang terutama digunakan dalam pengobatan diare. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui efektivitas ekstrak daun teratai (Nymphaea pubescen L) sebagai antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode disk diffusion. Penelitian ini menggunakan empat konsentrasi yaitu 3.000 ppm, 6.000 ppm, 15.000 ppm, dan 25.000 ppm serta kontrol positif antibiotik ciprofloxacin dan kontrol negatif emulgator CMC kemudian diujikan terhadap bakteri Shigella dysenteriae dan di ukur besar zona hambat yang terbentuk pada MHA. Zona hambat terbentuk pada konsentrasi 15.000 ppm dan 25.000 ppm dan memiliki zona hambat yang bervariasi pada 3 kali pengulangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa diameter zona hambat yang di hasilkan oleh ekstrak daun teratai 25.000 ppm lebih besar di bandingkan perlakuan lain nya pada bakteri Shigella dysenteriae