Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The benefit of rebon shrimp-based supplementary feeding on serum albumin level in children who have undergone stunting Anton, Sri Sulistyawati; Bukhari, Agussalim; Baso, Aidah Juliaty A; Erika, Kadek Ayu; Anton, Anton; Warmayana, I Gede Agus Krisna
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 2: June 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i2.23654

Abstract

Stunting is still an unresolved global health problem caused by inadequate nutritional intake, significantly affecting a person’s future development. Rebon-shrimp is high protein and inexpensive local food, but still underutilized. This quasi-experimental study aimed to determine the effect of supplementary feeding from Rebon-shrimp on serum albumin levels in stunting children aged 24-60 months. The intervention group (n=44) received rebon shrimp-based supplementary food for 90 days, while the control group (n=44) received a placebo. Measurement of serum albumin was carried out by the ELISA method using blood samples. The results showed a statistical difference (p<0.001) in serum albumin levels in the intervention group, while the control group did not differ statistically (p=0.363). The intervention group experienced an increase in albumin levels of 15.55 g/L, while the control group tended to experience a decrease in serum albumin levels of -1.92 g/L. There was no significant difference in serum albumin levels before the intervention in the two groups (p=0.180). Still, after the administration of rebon products, there was a significant difference in serum albumin levels between the two groups (p<0.001). Supplementary food made from rebon shrimp was beneficial for increasing the serum albumin level of stunting children.
Pemanfaatan Produk Lokal Olahan Rebon sebagai Makanan Tambahan untuk Meningkatkan Kadar IGF-1 Pada Anak Stunting Usia 24 - 60 bulan Anton, Sri Sulistyawati; Bukhari, Agussalim; Erika, Kadek Ayu; Baso, Aidah Juliaty A; Anton, Anton; Syarif, Isymiarni
Jurnal Yoga dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2025)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jyk.v8i1.4065

Abstract

Berbagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan sering dikaitkan dengan hormon IGF-1. Anak stunting cenderung memiliki kadar IGF-1 yang rendah. Kuantitas dan kualitas dari asupan protein memiliki efek kadar hormon IGF-1. Udang rebon adalah makanan lokal yang mengandung banyak protein dan mineral gizi. Studi quasy eksperimen ini melibatkan 88 anak stunting berusia 24 hingga 60 bulan. Sampel ini dibagi menjadi kelompok intervensi (n=44) dan kontrol (n=44). Selama sembilan puluh hari, anak-anak dalam kelompok intervensi menerima produk olahan rebon sebagai makanan tambahan. Pemeriksaan kadar serum IGF-1 dilakukan dengan metode ELISA pada hari ke 0 dan 90 pada kedua kelompok. Terdapat peningkatan rerata kadar hormon IGF-1 pada kelompok intervensi yang jauh lebih tinggi (49.25 ng/mL) dibandingkan dengan kelompok kontrol (14.82 ng/mL). Terdapat perbedaan kadar IGF-1 yang signifikan pada kelompok intervensi (p=0.0001). Rebon bermanfaat untuk meningkatkan kadar IGF-1 karena mengandung nilai gizi yang baik untuk anak. Rebon sebagai pangan lokal dapat menjadi pangan alternatif dan terjangkau yang bergizi dan bermanfaat bagi anak.
Program Kemitraan Masyarakat di Kelompok Wanita Nelayan dalam Meningkatkan Status Gizi dan Kesehatan Gigi di Pulau Polewali, Pangkep Harun Achmad, Muhammad; Horax, Sherly; Baso, Aidah Juliaty A; Ramadhan, Abyan; Darmawan, Alif
Bambu Laut: Jurnal Pengabdian Masyarakat VOLUME 2, NOMOR 2, OKTOBER 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35911/bambulaut.v2i2.47143

Abstract

Pulau Polewali, Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan (Pangkep), memiliki potensi perikanan yang besar, namun masyarakat setempat masih menghadapi permasalahan gizi, kesehatan gigi, dan tingginya angka pernikahan dini. Data menunjukkan sekitar 20% balita mengalami stunting dan 77,78% anak menderita karies gigi, yang mencerminkan rendahnya pengetahuan serta keterbatasan akses layanan kesehatan. Kondisi ini menuntut upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya kelompok wanita nelayan, untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga. Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi, kesehatan gigi, dan pemahaman mengenai bahaya pernikahan dini di Pulau Polewali melalui pendekatan pemberdayaan berbasis potensi lokal. Kegiatan difokuskan pada ibu hamil, balita, anak-anak, serta remaja putri, dengan harapan dapat menurunkan angka stunting, karies gigi, dan pernikahan dini. Identifikasi masalah melalui survei dan FGD, sosialisasi program, penggunaan Alat Virtual Reality sebagai media edukasi, pengembangan usaha pangan bergizi berbasis hasil laut, seperti bakso ikan, dan evaluasi menggunakan pre-test serta post-test. Mitra masyarakat terlibat aktif sejak perencanaan hingga evaluasi, termasuk dalam penyediaan fasilitas, pengorganisasian peserta, dan keberlanjutan program. Hasil yang telah dicapai mencakup peningkatan pengetahuan mitra mengenai kesehatan gigi, gizi, dan reproduksi; penurunan angka def- t, OHI-S, serta prevalensi anak dengan gizi di bawah KMS; penurunan pernikahan dini melalui peningkatan pemahaman remaja; serta terciptanya produk pangan bergizi berbasis sumber daya lokal. Program ini menjadi model kemitraan masyarakat yang berkontribusi pada pencapaian SDGs dan dapat direplikasi di wilayah kepulauan lainnya.