Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Kadar HBA1C dengan Konversi BTA Sputum pada Penderita Tuberkulosis Paru dengan Komorbid Diabetes Melitus Tipe II Rasyid, Yulson; Sari Caniago, Reno; Aliefia Adzani, Nazwa; Setiawati, Erdanela; Heppy, Fredia
Scientific Journal Vol. 3 No. 4 (2024): SCIENA Volume III No 4, July 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i4.152

Abstract

Tuberkulosis paru atau disebut dengan TB paru merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun 2022, TB menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia dan hingga saat ini, TB masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Tingginya kasus TB paru dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengatasi atau mencegah terkenanya infeksi tuberculosis, status gizi, pola hidup, kontak erat dengan penderita TB paru dan penyakit penyerta seperti HIV, Diabetes Melitus (DM), dan Asma. Diabetes Melitus (DM) tipe II merupakan penyakit yang sampai saat ini masih dominan sebagai penyerta TB paru. Salah satu indikator kontrol glikemik pada DM adalah kadar hemoglobin A1c (HbA1c). Seseorang dikatakan DM tipe II apabila pada pengukuran kadar HbA1c ≥ 6,5%. Kondisi hiperglikemia pada DM tipe II juga dapat meningkatkan resiko seseorang terinfeksi TB paru dikarenakan hiperglikemia dapat menekan produksi sitokin, timbulnya defek pada fagositosis dan terjadinya disfungsi sel imun sehingga akan memengaruhi respon imun terhadap infeksi TB. DM tipe II sebagai penyakit penyerta pada TB paru diketahui dapat menyebabkan perpanjangan waktu konversi BTA sputum sehingga perubahan BTA positif menjadi negatif membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga akan berdampak terhadap lama terapi, meningkatnya resiko penularan serta meningkatnya resiko timbulnya multi-drug resistant tuberculosis (MDR-TB).
Pemberian Informasi & Edukasi “Mari Mengenal Migrain Lebih Dekat ” Migraine Awareness Month (Bulan Kesadaran Migrain) Juni Tahun 2024 Rasyid, Yulson; Faisal, Fetria; Irwandi
Abdika Sciena Vol 2 No 1 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 1, Juni 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i1.154

Abstract

Migrain adalah gangguan neurologis yang ditandai oleh serangan sakit kepala berulang yang sering disertai gejala seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara. Kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita dan biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda. Migrain dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk stres, perubahan hormon, dan pola makan tertentu. Penyebab pasti migrain belum sepenuhnya dipahami, tetapi melibatkan perubahan aktivitas otak dan fluktuasi kimia otak, seperti serotonin. Terdapat beberapa jenis migrain, termasuk migrain dengan aura, migrain tanpa aura, dan migrain kronis. Penanganan migrain melibatkan kombinasi obat untuk meredakan serangan akut dan strategi pencegahan melalui perubahan gaya hidup serta pengobatan preventif. Selain itu, mengenali dan menghindari pemicu juga penting dalam mencegah serangan. Faktor genetik, perubahan aktivitas otak, dan fluktuasi kimia otak berperan dalam perkembangan migrain. Diagnosis biasanya didasarkan pada riwayat medis dan gejala pasien. Migrain dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup, mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan, dan hubungan sosial. Migrain kronis dapat menyebabkan ketidakhadiran kerja yang tinggi dan penurunan produktivitas. Upaya pencegahan yang efektif, termasuk manajemen gaya hidup dan penggunaan obat pencegahan, sangat penting untuk mengurangi frekuensi dan keparahan serangan migrain.
Cephalgia Primer ec Sindrome Tolosa Hunt Rasyid, Yulson; Chaniago, Reno Sari
Scientific Journal Vol. 3 No. 5 (2024): SCIENA Volume III No 5, September 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i5.172

Abstract

Cardiac cephalalgia merupakan nyeri kepala seperti migraine, umumnya diperberat dengan aktivitas fisik, timbul selama peristiwa myocardial ischaemia, membaik dengan pemberian nitroglycerine. Cardiac cephalalgia merupakan kasus nyeri kepala yang jarang namun dapat mempengaruhi aspek biopsikososial dan kualitas hidup penderita. Berdasarkan The Internasional Classification of Headache Disorder (ICHD), cardiac cephalalgia digolongkan ke dalam nyeri kepala sekunder yang terkait dengan kelainan homeostasis. Artikel ini membahas mengenai cardiac cephalalgia terkait definisi, epidemiologi, patofisiologi, gambaran klinis, penegakan diagnosis, diagnosis banding, serta pilihan terapinya dengan melakukan pencarian, review dan telaah serta menyimpulkan berbagai literatur terbaru terkait hal tersebut. Cardiac cephalalgia sering ditemukan pada usia dekade lima. Penegakkan diagnosis berdasarkan nyeri kepala yang berkaiatan dengan adanya myocardial ischaemia, dan berespon baik dengan pemberian nitroglycerine. Penatalaksanaan cardiac cephalalgia menitikberatkan pada penanganan myocardial ischaemia. Nitroglycerine merupakan pilihan utama untuk nyeri kepala.
Penyuluhan Kesehatan Tentang Aterosklerosis Rasyid, Yulson; Caniago, Reno Sari; Hutaperi, Boy; Khairina, Tati
Abdika Sciena Vol 2 No 2 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 2, Desember 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i2.184

Abstract

Aterosklerosis merupakan kondisi di mana plak lemak menumpuk di dinding arteri, menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Penyakit ini menjadi faktor utama dalam berbagai gangguan kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke. Faktor risiko aterosklerosis meliputi pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, merokok, hipertensi, dan diabetes. Oleh karena itu, edukasi mengenai pencegahan dan pengelolaan aterosklerosis sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan kardiovaskular. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang aterosklerosis serta mengevaluasi dampaknya terhadap pemahaman dan perilaku peserta dalam menerapkan gaya hidup sehat. Metode yang digunakan meliputi seminar kesehatan, distribusi materi edukatif melalui media cetak dan digital, serta sesi diskusi interaktif dengan tenaga medis. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan tingkat pemahaman peserta sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan secara signifikan meningkatkan pengetahuan peserta mengenai faktor risiko, mekanisme terjadinya aterosklerosis, serta langkah-langkah pencegahannya. Selain itu, terjadi perubahan positif dalam pola makan dan kebiasaan hidup sehat pada sebagian peserta. Dengan demikian, penyuluhan kesehatan tentang aterosklerosis dapat menjadi strategi efektif dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan sejak dini.