Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tinjauan Literatur: Faktor Risiko dan Epidemiologi Pneumonia pada Balita Aprilia, Resdamia; Faisal, Fetria; Irwandi; Suharni; Efriza
Scientific Journal Vol. 3 No. 3 (2024): SCIENA Volume III No 3, May 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i3.144

Abstract

Pendahuluan: Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi yang menyerang saluran nafas bawah yang merupakan penyebabkematian utama pada anak.1 Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pneumonia mendudukiperingkat pertama penyebab kematian pada anak dengan angka 15% dari seluruh kematian anak dibawah 5 tahun yang menyebabkan kematian 740.180 anak pada tahun 2019. Diperkirakan terdapat 19.000 kematian akibat pneumonia pada tahun tersebut di Indonesia. Sumatera Barat merupakan provinsi dengan kasus pneumonia balita kedua tertinggi di pulau Sumatera. Menurut profil kesehatan Kota Padang balita yang mengalami pneumonia pada 2021 yaitu sebanyak 707 kasus dari perkiraan 1.926 kasus. Tetapi pada tahun 2019 terdapat penurunan yang signifikan yaitu sebanyak 2.723 kasus menjadi 702 kasus pada tahun 2020. Pneumonia menunjukkan adanya gejala inflamasi parenkim paru yang berhubungan dengan pengisian cairan alveoli. Proses inflamasi ini disebabkan karena virus, bakteri dan jamur. Virus dan bakteri merupakan penyebab pneumonia yang sering terjadi, sedangkan jamur jarang dijumpai. Terdapat berbagai faktor resiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas pneumonia pada balita di negara berkembang, antara lain pneumonia yang terjadi pada masa bayi (umur, jenis kelamin, status imunitas, BBLR, status gizi), karakteristik ibu (pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang pneumonia, pekerjaan ibu) maupun faktor lingkungan (polusi udara dalam ruangan, pemukiman padat, jarak ke fasilitas kesehatan).
Pemberian Informasi & Edukasi “Mari Mengenal Migrain Lebih Dekat ” Migraine Awareness Month (Bulan Kesadaran Migrain) Juni Tahun 2024 Rasyid, Yulson; Faisal, Fetria; Irwandi
Abdika Sciena Vol 2 No 1 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 1, Juni 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i1.154

Abstract

Migrain adalah gangguan neurologis yang ditandai oleh serangan sakit kepala berulang yang sering disertai gejala seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara. Kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita dan biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda. Migrain dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk stres, perubahan hormon, dan pola makan tertentu. Penyebab pasti migrain belum sepenuhnya dipahami, tetapi melibatkan perubahan aktivitas otak dan fluktuasi kimia otak, seperti serotonin. Terdapat beberapa jenis migrain, termasuk migrain dengan aura, migrain tanpa aura, dan migrain kronis. Penanganan migrain melibatkan kombinasi obat untuk meredakan serangan akut dan strategi pencegahan melalui perubahan gaya hidup serta pengobatan preventif. Selain itu, mengenali dan menghindari pemicu juga penting dalam mencegah serangan. Faktor genetik, perubahan aktivitas otak, dan fluktuasi kimia otak berperan dalam perkembangan migrain. Diagnosis biasanya didasarkan pada riwayat medis dan gejala pasien. Migrain dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup, mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan, dan hubungan sosial. Migrain kronis dapat menyebabkan ketidakhadiran kerja yang tinggi dan penurunan produktivitas. Upaya pencegahan yang efektif, termasuk manajemen gaya hidup dan penggunaan obat pencegahan, sangat penting untuk mengurangi frekuensi dan keparahan serangan migrain.
Imunisasi Anak Sekolah untuk Anak Sehat dan Cerdas Hiddayaturrahmi; Elfian, Muhammad Alghifari; Faisal, Fetria; Irwandi
Abdika Sciena Vol 2 No 2 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 2, Desember 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i2.164

Abstract

Pendahuluan: PD3I adalah Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi. Saat ini ada 29 penyakit yang sudah bisa dicegah dengan Imunisasi  secara efektif (WHO list). Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Kemenkes ( 2017).Imunisasi program terdiri atas imunisasi Rutin ( Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan, Imunisasi Tambahan dan Imunisasi Khusus. Salah satu imunisasi lanjutan itu adalah imunisasi yang diberikan pada anak sekolah dasar yang diberikan pada bulan imunisasi anak sekolah ( BIAS) yang diintegrasikan dengan usaha kesehatan sekolah ( UKS).Jenis imunisasi yang diberikan pada pelaksanan BIAS bertujuan untuk mencegah penyakit Campak, Rubela, Difteri, Tetanus Neonatorum, dan Kanker leher rahim yang merupakan masalah kesehatan di Indonesia.Di sumatera Barat, pada tahun 2022, cakupan imunisasi Campak Rubella pada program BIAS adalah  59, 6 % dan Cakupan imunisasi Td 56,9 %. Kota Solok pada tahun 2022 cakupan imunisasi Campak Rubella pada program BIAS adalah 12 % dan Cakupan imunisasi adalah Td 30,3 % yang mana sangat jauh dari rata – rata Sumatera Barat.Hasil pelaksanaan BIAS di Kota Solok tahun 2023 untuk imunisasi Mumps Rubella(MR) 47 % , Difteri Tetanus (DT) 42,3%, Tetanus Difetri(Td) 43,16%, Human papilloma Virus(HPV) kelas 5 sebanyak  51,4%, hal ini menunjukan peningkatan, tetapi masih belum mencapai target yaitu 90 %. Hasil: telah berhasil ditingkatkan pengetahuan orang tua murid sekolah MIN, SD 17 Aro dan SD 17 laing tentang Bulan Imunisasi Anak Sekolah untuk Anak Sehat dan Cerdas. Kesimpulan: Edukasi telah berhasil meningkatkan pengetahuan. Diharapkan ilmu pengetahuan yang didapat, dapat diikuti dengan sikap yang positif mendukung pemberian imunisasi bagi anak – anak orang tua murid itu sendiri dan mengajak orang tua murid lain untuk ikut berpartisipasi untuk mewujudkan anak yang sehat dan cerdas.
Gambaran Pelaksanaan Program Penangulangan Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Solok Tahun 2024 Hiddayaturrahmi; Zahra, Hanifah; Faisal, Fetria; Irwandi
Scientific Journal Vol. 3 No. 5 (2024): SCIENA Volume III No 5, September 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i5.171

Abstract

Abstrak Pelaksanaan penanggulangan TB Paru pada masa pandemi Covid-19 dilakukan dengan menyiapkan tenaga kesehatan yang telah diberi pelatihan khusus untuk pengobatan TB Paru, menyediakan fasilitas untuk implementasi dan menyediakan alat untuk skrining dan tidak lanjut pasien, pelaksanaan program ini dilakukan di ruang terbuka dengan memisahkan antara pasien TB dan pasien bukan TB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program penanggulangan TB Paru pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Medaeng Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jumlah partisipan 4 orang pemilihan partisipan dilakukan menggunakan purposive sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan model mils and huberman. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, FGD, dokumentasi dan telaah dokumen. Keabsahan dan validitas data penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program penanggulangan TB Paru pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Medaeng berdasarkan Sistem Input masih belum dilakukan dengan baik. Sistem proses masih belum berjalan dengan optimal dan Otuput masih terdapat beberapa kendala yang menyebabkan pelaksanaan program TB Paru tidak berjalan dengan optimal akibatnya capaian penemuan kasus dan kesembuhan kurang dari target yang telah ditentukan. Simpulan pada penelitian ini adalah pelaksanaan program penanggulangan TB Paru pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Medaeng Sidoarjo belum terlaksana dengan optimal. Diharapkan bagi kepala puskesmas dan penanggung jawab TB Paru hendaknya melakukan evaluasi dan tindak lanjut terkait kendala yang membuat pelaksanaan program TB Paru tidak berjalan dengan optimal. Kata kunci: TB Paru, Pelaksanaan Program TB, Covid-19 Abstract The implementation of pulmonary TB control during the Covid-19 pandemic was carried out by preparing health workers who had been given special training for pulmonary TB treatment, providing facilities for implementation and providing tools for screening and discontinuing patients, the implementation of this program was carried out in open spaces by separating patients TB and non-TB patients. This study aims to analyze the pulmonary TB control program during the Covid-19 pandemic at the Medaeng Sidoarjo Health Center. This research is qualitative research with the number of participants 4 people, the selection of participants was carried out using purposive sampling. The data analysis of this research used the mils and huberman model. Data collection techniques in this study were observation, interviews, FGD, documentation and document review. The validity and validity of the data in this study uses the triangulation technique of data sources. The results of this study indicate that the implementation of the pulmonary TB control program during the Covid-19 pandemic at the Medaeng Health Center based on the Input System has not been carried out properly. The process system is still not running optimally and Otuput there are still several obstacles that cause the implementation of the Pulmonary TB program not to run optimally as a result the achievement of case finding and cure is less than the predetermined target. The conclusion of this research is that the implementation of the pulmonary TB control program during the Covid-19 pandemic at the Medaeng Sidoarjo Health Center has not been carried out optimally. It is hoped that the head of the puskesmas and the person in charge of pulmonary TB should evaluate and follow up on the obstacles that prevent the implementation of the pulmonary TB program from running optimally. Keywords: Pulmonary TB, TB Program Implementation, Covid-19