Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MAKNA ‘USR DAN YUSR DALAM PERSPEKTIF HAMKA DAN M. QURAISH SHIHAB Elda Ayumi; Nur Aisah Simamora; Hotmatua Paralihan
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 3 No. 3 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v3i3.2960

Abstract

Skripsi ini menyajikan penelitian tentang makna ‘usr dan yusr dalam perspektif Hamka dan Quraish Shihab. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa beberapa ayat Al-Quran yang terdapat term ‘usr dan yusr yang selalu bergandengan, terutama dalam surah al-Insyirah yang disebutkan secara berulang dengan menggunakan sudut pandang Hamka dan M. Quraish Shihab.Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui makna ‘usr dan yusr dalam perspektif Hamka dan M. Quraish Shihab, komparasi penafsiran Hamka dan M. Quraish Shihab dan relevansi dan kontribusi makna ‘usr dan yusr dalam menghadapi ujian kehidupan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian pustaka (library reserarch), yang menampung data primer berupa Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Misbah sebagai sumber utama, serata data sekunder berupa kitab-kitab tafsir maupun refrensi yang berkaitan. Hasil dari analisis menunjukkan kata ‘usr terulang dalam al-quran sebanyak 4 kali, sedang dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 12 kali. Sedangkan kata yusr terulang sebanyak 6 kali, tiga diantaranya bergandengan secara langsung dengan kata ‘usr, sedang kata yusr dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 44 kali. Penafsiran Buya Hamka dan M. Quraish Shihab tidak ada perbedaan yang signifikan. Dalam tafsir Al-Azhar dijelaskan bahwa ‘usr dan yusr tegas diungkapkan oleh buya Hamka bahwa itu adalah sunnatullah. Sehingga ketika seorang hamba mendapati dirinya dalam kesulitan, jangan lah berputus asa karena kemudahan pasti akan mengiringinya. Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa salah satu sunnah-Nya yang bersifat umum dan konsisten, yaitu “setiap kesulitan pasti disertai atau disusul dengan kemudahan selama yang bersangkutan bertekad untuk menanggulanginya”.
TRADISI ATIB TOGAK MASYARAKAT SULUK DI KUBU BABUSSALAM ROKAN HILIR RIAU (STUDI LIVING QUR’AN) Miftahul Jannah, Miftahul Jannah; Nur Aisah Simamora; Fitriani
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 7 No. 4 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v7i4.6933

Abstract

Abstrak Melihat fenomena masyarakat dalam beragama saat ini, masyarakat membutuhkan ketenangan jiwa melalui tarekat. Untuk itu peneliti melakukan penelitian yang dalam hal ini fokus kajiannya adalah Tradisi Atib Togak Masyarakat Suluk di Kubu Babussalam Rokan Hilir Riau (Studi Living Qur’an). Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi serta meninjau tradisi ini dengan kacamata tafsir melalui studi Living Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi field research. Penelitian ini menggunakan studi living Qur’an, di mana living Qur’an mengkaji praktik Tradisi Atib Togak Masyarakat Suluk di Kubu Babussalam, Riau: Studi Living Qur’an. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Tradisi Atib Togak ini salah satu upaya masyarakat dalam mendekatkan diri kepada Allah swt dan memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya. Selain itu, penghayatan Atib Togak juga diyakini dapat memberikan ketenangan jiwa, kebahagiaan, dan rahmat dari Allah swt kepada pengikutnya.
Hadis-hadis ‘Azl (Kb) Studi Takhrij Hadis Fadilla Febriani; Nur Aisah Simamora
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol. 7 No. 9 (2025): RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/reslaj.v7i9.9726

Abstract

This study aims to trace, collect, and analyze hadiths about azl (traditional contraception) using the takhrij hadith approach in order to obtain normative validity for the practice of birth control in Islam. Although azl is a practice known since the time of the Prophet Muhammad ﷺ and was carried out by his companions, its legal discourse still leaves debate in the treasury of fiqh. In the modern context, the issue of contraception is part of the discourse on reproductive health and family ethics that urgently needs to be reviewed based on authentic primary Islamic sources. The method used in this study is qualitative-descriptive based on literature studies with the takhrij hadith approach. The takhrij steps include identifying hadith texts through digital devices, tracking hadith sources in Kutub at-Tis‘ah and musnad books, sanad criticism using classical jarḥ wa ta‘dīl references, matan analysis, and determining the degree of hadith based on the science of muṣṭalaḥ al-ḥadīth. The results of the study found four main lines of hadith about azl originating from the companions of Jabir bin ‘Abdillah, Abu Sa‘id al-Khudri, ‘Abdullāh bin Mas‘ūd, and atsar ‘Umar bin al-Khaṭṭāb. The first two narrations have the degree of ṣaḥīḥ li-dzātihi, one narration is ḥasan li-ghayrihi, and one has the status of ḍa‘īf. These findings indicate that the majority of hadith about azl have strong validity and there is not a single explicit prohibition from the Prophet against the practice. Thus, azl can be understood as a contraceptive practice that is permitted in Islam, as long as it is carried out by agreement and does not aim to eliminate offspring absolutely. This study contributes to strengthening the foundation of hadith in the discourse of contraception fiqh and opens up opportunities for integration between hadith studies, maqāṣid al-syarī‘ah, and the ethical needs of contemporary Muslim families.
Karakter Wanita Qur’ani dalam Tafsir Kontemporer: Studi terhadap Penafsiran al-Harari, az-Zuhaili, dan Quraish Shihab Marlina, Tuti; Nur Aisah Simamora
Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Pemikiran Islam Vol. 6 No. 2 (2025): Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur’an, Tafsir dan Pemikiran Islam
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) IAIFA Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research examines the construction of Qur'anic women in contemporary tafsir through a thematic and comparative approach to tafsir by Amin al-Harari, Wahbah az-Zuhaili, and Quraish Shihab. The research focuses on four main female figures in the Qur'an: Maryam, Asiyah, Queen Balqis, and Prophet Moses' mother. The findings show that the three mufasirs, despite having different manhajs - creed-centric, academic-fiqh, and contextual-humanist - agree that the greatness of Qur'anic women is determined by the qualities of faith, firmness, tawakkal, intelligence, and moral courage, not by gender or social position. Az-Zuhaili emphasises the legitimacy of female leadership and divine justice, al-Harari emphasises submission and spiritual depth, while Quraish Shihab emphasises contextual relevance and the human dimension. The thematic synthesis reveals that the Qur'anic woman is not a static ideal, but a process of spiritual and moral transformation that is relevant to the challenges of Muslim women today, including leadership inequality, work-family pressures, and identity stigma. The study concludes that contemporary tafsir opens space for a more inclusive, just and applicable understanding of the role of women in Islam.