Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA TERHADAP TASYRI’ Umar Al-Faruq; Mutiara Az-Zahra; Mentari Fathiyah R. F,; Imaad Aqil
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 4 No. 3 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v4i3.3687

Abstract

Ikhtilaf ulama’ atau perbedaan pendapat para ulama tak luput dari tasyri’ atau perkembangan hukum Islam. Karena hal itu yang menggambarkan hidupnya keanekaragaman interfensi teks-teks keagamaan dan juga menjadi pencapaian terhadap faktor-faktor sosial, politik, dan budaya. Penelitian ini menekankan pendapat para ulama, karena para ulama mempunyai pendapat yang tidak lain hanya mencari suatu kebenaran. Mencapai gelar ulama yang dapat berijtihad sangat tidak mudah karena, betapa beratnya beban dan tanggung jawab yang dipikul oleh para uama’. Setiap sesuatu pasti memiliki sebab akibat, begitu pula perbedaan pendapat para ulama atau ikhtilaf ulama’. yang dapat menjadi faktor pembeda antara lain adalah perbedaan qiraat, perbedaan akidah ulama, perbedaan istinbatul ahkam, dan sebagainya. Akibatnya pun beragam, ada positif dan negatif. Positifnya adalah pengambilan hukum menjadi lebih mudah diterima masyarakat setempat, karena setiap tempat memiliki sesuatu yang membedakan mereka dengan masyarakat lainnya. Serta akibat negatif yang muncul adalah taqlid buta bagi orang awam, yang dapat menyebabkan seseorang dapat mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat dengan mereka.
ANALISIS AL-MUHKAM WA Al-MUTASYABIH DALAM AL QUR’AN Umar Al-faruq; Rahma Zulfiani; Sri Indarwati Hardini; Muhammad Haiqal Syarif
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/relinesia.v3i2.1890

Abstract

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam ternyata memiliki kompleksitas tersendiri dalam setiap tafsiran dan interpretasinya, terutama yang berhubungan dengan ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat. Ayat muhkamat merupakan ayat yang maknanya jelas, sedangkan ayat mutasyabihat merupakan ayat yang di dalamnya mengandung makna multi-tafsir atau samar. Pentingnya memahami kedua jenis ayat tersebut yang ada di dalam Al Qur’an guna memberikan pemahaman kepada umat muslim untuk menginterpretasikannya serta berusaha mencari makna tersebut dengan berusaha untuk belajar dengan sungguh-sungguh serta menambah wawasan pengetahuan. Tujuan dari penulisan jurnal ini yakni untuk menganalisis secara detail perbedaan antara ayat muhkamat dan mutasyabihat, serta mencoba memahami dan menginterpretasi kedua jenis ayat tersebut agar dapat menambah wawasan pengetahuan. Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan melalui literatur review dengan mencari data dari berbagai sumber jurnal baik nasional ataupun internasional, skripsi, buku, dan sumber kepustakaan lainnya yang relevan dengan topik permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman yang tepat mengenai ayat muhkamat dan mutasyabihat sangatlah penting agar nantinya dapat menghindari penafsiran makna Al-Qur’an yang tidak sesuai, sehingga dengan adanya Ayat muhkamat berfungsi sebagai dasar hukum dan pedoman hidup yang jelas, sehingga nantinya dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan relevan dengan kondisi perkembangan yang ada pada saat ini.
TINJAUAN TERHADAP DINAMIKA GERAKAN KEBANGKITAN HUKUM ISLAM: PERSPEKTIF PASCA PERIODE JUMUD DAN TAKLID Umar Al-faruq; Arif Rohman Mushofa; Naailah Fatkhiyah; Rofi’ul Hanan Asrowiyah; Nur Azizatun Nikmah
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/relinesia.v3i2.1891

Abstract

Sejarah perkembangan hukum Islam tidak terlepas dari dinamika peradaban umat Islam itu sendiri. Kajian ini fokus terhadap gerakan kebangkitan hukum Islam pasca masa taklid dan jumud. Sejarah Islam diklasifikasikan dalam tiga periode utama, yakni: klasik, pertengahan, dan modern. Periode klasik (650–1250 M) adalah masa kejayaan, sedangkan periode pertengahan (1250–1800 M) adalah masa mundurnya peradaban Islam yang meliputi kebangkitan tiga kerajaan besar: Usmani, Safawi, dan Mughal. Periode modern (1800 M-sekarang) ditandai dengan kebangkitan kaum muslim setelah takluknya Mesir ke tangan Barat, yang memicu kesadaran untuk pembaharuan dalam Islam. Kesadaran ini muncul dari kondisi stagnan dan usaha untuk bangkit kembali sebagai kekuatan yang setara dengan Barat. Artikel ini menguraikan upaya dan dinamika dalam gerakan pembaharuan hukum Islam serta dampaknya pada perkembangan hukum Islam kontemporer.
MASA TAQLID KE MASA JUMUD: DINAMIKA PERUBAHAN HUKUM DALAM SEJARAH ISLAM Umar Al-faruq; Achmad Choiril Anwar; Dieningrat Argo Seto; Wafi Auha Amalia
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/relinesia.v3i2.1894

Abstract

Periode taqlid dan jumud dalam hukum Islam menggambarkan perubahan penting dalam sejarah hukum Islam, yang ditandai dengan sedikitnya inovasi dan perubahan dalam pandangan hukum. Artikel ini menganalisis asal-usul, konsekuensi, dan implikasi dari periode ini. Melalui metodologi deskriptif, penelitian ini menelusuri faktor-faktor seperti stabilitas politik, pengaruh tradisi, dan kurangnya inovasi baru yang menyebabkan keterbatasan dalam pemikiran hukum. Meskipun beberapa ulama’ berusaha meneruskan diskusi tentang hukum Islam, seperti Al-Ghazali, Ibnu Hazm, dan Ibnu Taimiyah, namun secara umum, aktivitas ini menurun karena berbagai faktor, termasuk perpecahan politik dan fanatisme terhadap madzhab fiqih. Penutupan pintu pemikiran hukum disebabkan oleh keyakinan bahwa hukum Islam sudah lengkap dalam karya-karya sebelumnya. Masa taqlid dan jumud menandai periode stagnasi intelektual, di mana para cendekiawan lebih memilih untuk mengikuti pemikiran yang ada daripada menghasilkan pandangan baru, menandai titik mundur dalam sejarah hukum Islam.
METODE TAFSIR DAN MACAM-MACAMNYA Nanda Fitriyah; Ani Safitri; Aprillia Ajeng; Umar Al-Faruq
JUTEQ: JURNAL TEOLOGI & TAFSIR Vol. 1 No. 6 (2024): Juli
Publisher : Pondok Pesantren Baitul Qur`an Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Al-Qur'an is a collection of revelations from Allah SWT which were revealed to the Prophet Muhammad SAW in Arabic as a guide for mankind at that time and continues to be valid until the end of time. It is universal, not limited by the dimensions of time and place. In accordance with the function and position of the Koran, it is very large. For this reason, determining the procedures for interpreting the Qur'an needs to be formulated so as to avoid confusion in interpretation. There are several methods for interpreting the Qur'an, including various approaches to interpretation methods that have been developed by scholars to achieve a broader understanding. Interpreting the Qur'an includes four methods, namely the tahlili method, ijmali method, muqaran method, and mawdhu'I method. The method of interpreting the Koran is not something that can be simply ignored. Understanding of the methodology must be pursued continuously towards its refinement.
MEMAHAMI PENGERTIAN, MACAM-MACAM, UNGKAPAN-UNGKAPAN DAN URGENSI ASBAB AN -NUZUL Indina Sa’adah; Nur Anisa; Selvy Puspita Anggraeni; Umar Al-Faruq
JUTEQ: JURNAL TEOLOGI & TAFSIR Vol. 1 No. 6 (2024): Juli
Publisher : Pondok Pesantren Baitul Qur`an Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are several scholars who have different opinions in defining asbab an-Nuzul, including Az-Zarqani, Ash-Shabuni, Shubhi Shaleh and Manna' Al-Qattan. However, all of them concluded that asbab an-nuzul was the incident or event that was the background for the revelation of the verses of the Qur'an, in order to answer, explain and resolve the problems that arose from this incident. Asbab an-nuzul is historical material that can be used to provide information on the revelation of a verse of the Qur'an and provide context in understanding its commands. Of course, these materials only cover events at the time when the Koran was still revealed. In terms of the number of causes and verses revealed, asbab an-nuzul is divided into two, namely the first, Ta'addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid (the reason behind the revelation of one verse) and the second, Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid (the reasons behind the revelation of several verses). The expressions or editorials used by friends to show the revelation of the Koran are not always the same. The editorials are broadly grouped into two categories, namely Sarih (clear) and Muhtamilah (still possible or uncertain). Asbab an-nuzul has a very important meaning in interpreting the Koran. A person will not achieve good understanding if he does not understand the history of a verse's asbab an-nuzul. Understanding asbab an nuzul will be very helpful in understanding the context of the revelation of the verse. It is very important to apply the verses to different cases and occasions. The opportunity for mistakes to occur will definitely be greater if you ignore the history of asbab an-nuzul.
Tiga Pilar Utama Peradaban Islam Dalam Lintas Sejarah (Turki Usmani, Safawiyah, Fatimiyah) Sintia Fa’iz Rahmadina; Nova Sevila Elsanti; Ainaya Harisah; Rahma Arisanti; Umar Al-Faruq
Jurnal Kajian Islam dan Sosial Keagamaan Vol. 2 No. 2 (2024): Oktober - Desember
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study will discuss three major medieval Islamic empires that played an important role in the development of Islamic civilization, namely: the Ottoman Turks, the Safavid Dynasty, and the Fatimid Dynasty. These three empires reached the peak of their glory under the leadership of great figures such as Sultan Sulaiman al-Qanuni, Shah Abbas I, and Caliph al-Mu'iz Riddin Allah. All three contributed to the advancement of politics, economy, art, science, and religious tolerance. However, their decline was caused by internal factors such as weak governance, dynastic conflicts, and external pressure from foreign powers. This study reveals the dynamics of Islamic history during the period of these empires and provides important insights into their successes and failures and their relevance to the study of Islamic civilization today.
Peradaban Islam Di Asia Selatan Yahya , Mohammad Alfan Choirudin; Dinda Aisyah Huwaina Humaira Pratolo; Delia Anggun Sasmita; Umar Al-Faruq
Journal of Religion and Social Community | E-ISSN : 3064-0326 Vol. 1 No. 2 (2024): Oktober - Desember
Publisher : GLOBAL SCIENTS PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jrsc.v1i2.70

Abstract

This study aims to analyze the process of entry and development of Islam in South Asia, especially its influence on culture, society, and politics in the region. This study also aims to understand the interaction between Islamic culture and local traditions, such as Hinduism, as well as the contribution of Islam in shaping regional identity, including through cultural acculturation, such as the birth of Urdu and the development of Sufism. In addition, this study aims to provide a comprehensive picture of the historical dynamics that occurred in South Asia as an effort to enrich the study of Islamic history and culture in the region. This study uses a qualitative method based on library research to examine relevant written sources, such as books, journals, articles, and other sources. The stages of analysis include topic selection, data collection and filtering (heuristics), in-depth analysis (interpretation), and writing (historiography). The results of the study show that the entry of Islam brought major changes to the social and political systems of South Asia, especially through the contributions of Islamic kingdoms such as the Mughal Empire. However, the influence of Hinduism is still felt in aspects of social stratification and mysticism. The phenomenon of Sufism reflects the interaction between Islamic and Hindu traditions, showing the diversity and dynamics of culture in the region. The conclusion of this study emphasizes the importance of understanding cultural acculturation in South Asian history as a reflection of the interaction between various civilizations. This study is expected to provide new insights for the study of the influence of Islam in South Asia and open up opportunities for further research on its influence in modern times.
Sejarah Peradaban Dinasti Umayyah Yang Membangun Jembatan Peradaban Islam Abduh Al-Hafiedz; Dinda Safira tunisa; Umar Al-Faruq
Journal of Religion and Social Community | E-ISSN : 3064-0326 Vol. 1 No. 2 (2024): Oktober - Desember
Publisher : GLOBAL SCIENTS PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jrsc.v1i2.72

Abstract

This journal intends to provide an overview of the reign of Bani Umayyah (661-750 AD), an important period in the history of Islamic civilization marked by a significant change in the system of government, from consensus democracy to absolute monarchy. Supported by Muawiyah bin Abi Sufyan as the founder, the dynasty succeeded in expanding Islamic territory to North Africa, Spain and Central Asia, and achieved advances in education, art and architecture, as seen in the Umayyad Mosque in Damascus. Although the dynasty experienced its peak during the time of Umar bin Abdul Aziz, who was known as a just and reformist caliph, the Umayyads also faced various challenges, including social tensions, class differences, and rebellions, which ended its originality. This research uses the literature study method to analyze the contribution and impact of the Umayyad Dynasty in the formation and development of Islamic civilization, as well as its continuing influence in subsequent Islamic history
Peradaban Islam Di Masa Khulafaurrasyiddin Muhammad Ikrom; Muhammad Hirsu Maulana; Jihan Zahirah Rasyidah; Umar Al-Faruq
Journal of Religion and Social Community | E-ISSN : 3064-0326 Vol. 1 No. 2 (2024): Oktober - Desember
Publisher : GLOBAL SCIENTS PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jrsc.v1i2.73

Abstract

Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin memiliki peran penting dalam membangun peradaban Islam pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Para khalifah pertama—Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib—memimpin umat Islam berdasarkan prinsip musyawarah yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an. Masing-masing khalifah berkontribusi dalam menjaga stabilitas umat, memperluas wilayah kekuasaan Islam, serta mengembangkan sistem pemerintahan yang lebih terorganisir. Abu Bakar menyatukan umat melalui Perang Ridda dan memulai kodifikasi Al-Qur'an. Umar bin Khattab memperluas wilayah hingga Persia dan Mesir serta menetapkan sistem administrasi pemerintahan yang efisien. Utsman bin Affan menyelesaikan kodifikasi Al-Qur'an dalam mushaf standar dan memperkuat infrastruktur negara. Ali bin Abi Thalib mereformasi pemerintahan dan mengembangkan ilmu tata bahasa Arab. Kontribusi keempat khalifah ini membangun fondasi bagi kemajuan Islam dalam bidang keagamaan, sosial, dan politik.