Ahmad Zuhri, Ahmad Zuhri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RELEVANSI ZIKIR DAN SYUKUR DENGAN KEHIDUPAN MANUSIA MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR Nashrullah; Ahmad Zuhri, Ahmad Zuhri; Muhammad Hidayat, Muhammad Hidayat
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 6 No. 1 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v6i1.5048

Abstract

Dalam kehidupan modern, banyak individu mengalami kecemasan, stress, dan kekurangan makna hidup. Meski berbagai solusi ditawarkan, masalah spiritual seringkali diabaikan. Pertanyaan utamanya adalah, Bagaimana praktik zikir syukur dapat memberikan solusi spiritual dan meningkatkan kualitas hidup individu? Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman tentang Relevansi Zikir dan Syukur Dengan Kehidupan Manusia Menurut Hamka Dalam Tafsir al-Azhar. Tujuan lainnya adalah untuk mengindentifikasi bagaimana zikir dan syukur dapat berperan dalam mengatasi masalah spiritual dan memberikan makna hidup yang lebih mendalam kepada setiap individu. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis konten dari Tafsir al-Azhar. Pendekatan deskriptif analitis digunakan untuk memahami konsep zikir dan syukur serta relevansinya dalam konteks kehidupan modern. Hamka dalam Tafsir al-Azhar menekankan pentingnya zikir sebagai bentuk pengingat kepada Allah SWT yang dapat menenangkan jiwa dan mengurangi kecemasan. Zikir membantu individu untuk tetap fokus pada tujuan hidup yang lebih tinggi dan menghindari perilaku negatif. Syukur, disisi lain, dianggap sebagai cara untuk mengakui dan menghargai nikmat Allah SWT, yang dapat meningkatkan rasa puas dan bahagia dalam hidup. Kedua praktik ini, menurut Hamka, tidak hanya memberikan ketenangan batin, tetapi juga meningkatkan kualitas hubungan sosial dan spiritual seseorang.
SEDEKAH DALAM AL-QUR’AN (PERSPEKTIF WAHBAH AZ-ZUHAILI DALAM TAFSIR AL-MUNIR DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP TREN IKOY-IKOY PADA MEDIA SOSIAL) Marhamah Annazah Tambunan, Marhamah Annazah Tambunan; Ahmad Zuhri, Ahmad Zuhri; Nurliana Damanik, Nurliana Damanik
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 6 No. 2 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v6i2.5325

Abstract

Penelitian ini mengkaji praktik Ikoy-Ikoy, sebuah tren di media sosial yang melalui lensa sedekah sebagaimana ditafsirkan oleh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir. Diprakarsai oleh influencer Indonesia yakni Arief Muhammad. Ikoy-Ikoy melibatkan pemberian hadiah secara acak kepada para pengikutnya di Instagram, mulai dari uang hingga barang-barang kebutuhan pokok. Meskipun dimaksudkan untuk menyebarkan kegembiraan, praktik ini menimbulkan pro dan kontra serta konflik antara pemberi dan penerima. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif kualitatif, khususnya penelitian kepustakaan, Dalam Tafsir Al-Munir karya Wahbah Az-Zuhaili menggaris bawahi bahwa pentingnya menargetkan sedekah kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, dengan mempertahankan sikap rendah hati dalam memberi. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun Ikoy-Ikoy bertujuan untuk menciptakan dampak sosial yang positif, hal tersebut tidak sepenuhnya sejalan dengan prinsip-prinsip sedekah dalam Al-Qur’an. Sifat acak dari distribusi hadiah di Ikoy-Ikoy kontras dengan arahan Al-Qur’an untuk memberikan sedekah secara metodis kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Agar sedekah menjadi efektif, sedekah harus didistribusikan secara sistematis kepada penerima yang berhak, baik secara langsung maupun melalui organisasi yang dapat dipercaya, untuk memastikan bahwa sedekah dapat memenuhi tujuan utamanya yaitu mengentaskan kemiskinan dan membantu mereka yang benar-benar membutuhkan.
The Concept of Walimatul 'Urs According to the Qur'an and Sunnah: A Study of the Relevance to the Gordang Sambilan in Panyabungan Hasibuan, Mutiah Rahmadhani; Ahmad Zuhri, Ahmad Zuhri; Harahap, Mardian Idris
Analisis: Jurnal Studi Keislaman Vol 25 No 2 (2025): Analisis : Jurnal Studi Keislaman
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsk.v25i2.29445

Abstract

Walimatul 'urs is a form of Sunnah propagation recommended by the Prophet Muhammad SAW as an expression of gratitude for the implementation of the marriage contract. The main purpose of walimatul 'urs is to announce the marriage, strengthen ties of kinship, and build togetherness in society. Therefore, Islam permits entertainment in the implementation of walimah as long as it does not conflict with the principles of sharia. The use of Gordang Sambilan in walimatul 'urs in Panyabungan, as a traditional Mandailing musical ensemble, has sacred and symbolic value that is closely related to local identity and culture. In the context of walimah, Gordang Sambilan serves to enliven the atmosphere and express gratitude; however, its use must still be reviewed from the aspects of purpose, intention, and implementation procedures to align with Islamic teachings. This study uses a qualitative method with a descriptive approach. Data were collected through literature review, observation, in-depth interviews, and documentation. Data analysis was carried out through a process of reduction, presentation, and inductive drawing of conclusions based on relevant theories. Research findings indicate that the use of the Gordang Sambilan during walimatul 'urs (religious gatherings) in Panyabungan involves a number of deviations, such as summoning ancestral spirits, trance, and the consumption of alcoholic beverages by some performers. These practices contradict Islamic law, particularly the principle of monotheism, which prohibits all forms of supplication and dependence on anything other than Allah SWT.