Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, termasuk di Desa Jangkurang Kecamatan Leles. Dalam pencegahan stunting belum maksimal dalam Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dikarenakan dalam satu tahun di bagi kedalam dua tahapan, serta kesadaran orang tua yang rendah akan pentingnya konsumsi makanan bergizi, dalam pencegahan stunting harus diperhatikan mengenai gizi, dan perbaikan sanitasi dan air bersih, maka dari itu dengan melibatkan seluruh stackholder dapat membangun dukungan dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pemahaman mengenai gizi yang baik pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis strategi yang digunakan oleh Pemerintah Desa Jangkurang dalam pencegahan stunting melalui Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) TOSS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan landasan teori Kotten (2006) tentang tipe-tipe strategi pencegahan stunting diantaranya strategi organisasi, program strategi, strategi institusional, dan strategi pendukung sumber Daya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan Kasi Kemasyarakatan Kecamatan Leles, Ahli Gizi Puskesmas, Kader posyandu dan orang tua anak pravelensi stunting. Selain itu, observasi langsung dan dokumentasi juga dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi program. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa hambatan yang terjadi terhadap program PMT di Desa Jangkurang. Di antaranya Pemberian pola makan ibu terhadap anak, kurangnya kesadaran tentang sanitasi, ibu yang tidak menerima anaknya dikategorikan sebagai anak stunting serta penyuluhan yang minim terhadap remaja. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya terus meningkatkan strategi pencegahan stunting yang holistik dan terintegrasi di tingkat desa, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan stunting.