Pembangunan cepat dengan kualitas yang bagus perlu dilakukan agar dapat mempersingkat waktu untuk mencapai tujuan pembangunan Indonesia. Beton pracetak hadir menjadi solusi sebagai pelat lantai dalam kebutuhan pembangunan infrastruktur. Pelat lantai yang digunakan akan berfungsi untuk menahan beban yang melintas pada jembatan tersebut. Hal ini akan memberikan pengaruh pada struktur pelat lantai. Munculnya keretakan dan tulangan yang terkena korosi merupakan kerusakan yang mungkin terjadi pada pelat lantai tersebut. Maka dari itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh luas tulangan dalam menghasilkan lebar retak dan pola retak. Pada penelitian, luas tulangan yang digunakan yaitu 1406 mm2, 1205 mm2, dan 1000 mm2 dengan tebal pelat 17,5 cm. Hasil lebar retak eksperimental pada luas tulangan 1406 mm2 sebesar 0,2571 mm saat tegangan baja 249,8 MPa dengan pola retak berupa 5 buah retak, pada luas tulangan 1205 mm2 lebar retak sebesar 0,2888 mm saat tegangan baja 247,1 MPa dengan pola retak berupa 7 buah retak, pada luas tulangan 1000 mm2 lebar retak 0,3633 mm saat tegangan baja sebesar 250,4 MPa dengan pola retak berupa 10 buah reta. Sedangkan hasil lebar retak teoritis pada luas tulangan 1406 mm2 sebesar 0,16 mm, luas tulangan 1205 mm2 sebesar 0,17 mm, dan luas tulangan 1000 mm2 sebesar 0,18 mm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar luas tulangan, maka nilai lebar retak dan jumlah retak akan semakin kecil. Kata kunci: Lebar Retak, Luas Tulangan, Pelat Beton, Pembangunan Infrastruktur, Pola Retak.