Jembatan berperan penting dalam meningkatkan aksesibilitas, terutama di jalan tol yang menghubungkan kota-kota besar. Penggunaan pelat beton pada jembatan sering digunakan karena menyediakan permukaan datar. Namun, retak pada beton dapat menyebabkan tulangan terbuka dan korosi, sehingga mengurangi umur layanan struktur. Penelitian ini melibatkan pembuatan tiga spesimen pelat beton bertulang satu arah dengan tiga lapis tulangan tarik D10 yang bervariasi luasnya, yaitu 1021 mm², 1178 mm², dan 1414 mm². Benda uji memiliki dimensi 200 x 20 x 60 cm. Pengujian menggunakan LVDT untuk mengukur lendutan dan Dinolite untuk mengukur lebar retak. Pelat diuji setelah berumur lebih dari 28 hari dengan cara memberikan beban garis yang bertambah setiap 100 kg sampai ditemukan retak pertama dan bertambah 200 kg secara bertahap hingga tegangan baja mencapai kuat layan. Dari studi literatur penelitian sebelumnya dengan pendekatan rumus ditemukan bahwa luas tulangan berpengaruh terhadap pola dan lebar retak maksimum pada pelat. Semakin besar luas tulangan, semakin kecil lebar retak maksimum dan semakin sedikit jumlah retak yang terjadi. Pada hasil penelitian, luas tulangan 1021 mm², memiliki lebar retak maksimum yaitu 0,3148 mm dengan jumlah 8 garis retak. Pada luas tulangan 1178 mm², lebar retak maksimum adalah 0,2598 mm dengan jumlah 7 garis retak. Pada luas tulangan 1414 mm², lebar retak maksimum adalah 0,2195 mm dengan jumlah 6 garis retak. Penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan luas tulangan mengurangi lebar dan jumlah retak pada pelat beton multilapis sehingga diperoleh rumus eksperimental yaitu wmaks = 2,59 As-1,187 fs.