Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Counseling on The Importance of The Diction of “Side Dishes Amis-Amis” for Pregnant, Breastfeeding Women and Toddler for Preventing Bad Nutrition and Stunting in Kalisat Village, Jember District, East Java Asrumi; Asri Sundari; Anastasia Erna R.S.; I.G. Krisnadi; Imam Basuki; Hanny Rasni; Sofia
Jurnal Inovasi Sains dan Teknologi untuk Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Jember. Jl. Kalimantan No.37, Krajan Timur, Jemberlor, Kec. Sumbersari, Jember Regency, East Java 68121

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/instem.v2i1.543

Abstract

Jember Regency ranks 8th in East Java and 11th in Indonesia for cases of malnutrition and stunting in infants. Kalisat District is among the top 5 for stunted babies in Jember. The root of the problem is not only the local economy but also the public's understanding of the term "nutrition," which is not yet reflected in daily life. Therefore, counseling on understanding the word nutrition, replaced with "amis-amis or mis-amis" for various high-protein side dishes, is essential. The young mothers in Jember had poor understanding and very low reflection on the term nutrition, contributing to malnutrition and stunting in Kalisat Village, Kalisat District. The solution is to conduct counseling and practical sessions on the importance of understanding the term "fishy side dishes" that are high in animal protein for pregnant and breastfeeding mothers to enhance brain and physical growth (fetal) and avoid malnutrition and stunting. The methods of implementation include observation, interviews (in FGD), counseling, and practical sessions in Kalisat Village, Jember. The results show that community service involving counseling or socialization of the understanding of the word nutrition, implemented through the replacement of the term with "fishy side dishes," is more effective. This approach includes FGD, counseling, and practical sessions of cooking and eating together using high-protein fishy side dishes. These methods are aimed at improving growth and development in children (from the womb, during breastfeeding, and in toddlers) to prevent malnutrition and stunting.
NAGA DINA, NAGA SASI, NAGA TAHUN SEBUAH IDENTITAS, PETUNGAN DAN PANTANGAN DALAM KEARIFAN LOKAL KEPERCAYAAN MASYARAKAT JAWA DI TENGAH GLOBALISASI Asri Sundar; Asrumi; Ita Rahmania Kusumawati
ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol. 3 No. 1 (2022): Desember : Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/enggang.v3i1.7810

Abstract

Penelitian ini menitikberatkan pada suatu bentuk petungan yang disebut Naga dina, Naga sasi, Naga tahun dan telah menjadi petungan dan pantangan masyarakat Jawa dalam melaksanakan ritual hajatan. Kepercayaan dalam petungan ini suatu identitas masyarakat Jawa dan merupakan ciri khas, gambaran perilaku nilai-nilai simbol-simbol budaya yang sangat berfungsi dalam suatu ritual seperti ritual perkawinan, ritual mendirikan rumah,yang mana bentuk ritual tersebut harus memperhatikan petungan yakni Naga Dina (perhitungan hari), Naga Sasi (perhitungan bulan), Naga Tahun (perhitungan tahun). Bentuk tersebut dari masa ke masa sangat komunikatif dan sangat dipercaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan subyek penelitian ditentukan secara purposive. Peneliti menetapkan sumber informasi kunci (Key Informan) yakni para masyarakat tradisional dan sumber informasi penunjang (supportive informan) yang terdiri para masyarakat modern. Penelitian ini dilakukan karena pada kenyataan di lapangan, masyarakat tetap memegang teguh petungan dalam melaksanakan hajatan dan suatu pantangan yang harus dihindari, walaupun mereka banyak beralih ke teknologi modernisasi. Pada kenyataannya dalam era globalisasi ini masyarakat Jawa tetap mempertahankannya oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali dan menginfentarisasi dan selanjutnya untuk melestarikan agar bentuk kearifan lokal tersebut tetap berkembang.Penelitian ini menitikberatkan pada suatu bentuk petungan yang disebut Naga dina, Naga sasi, Naga tahun dan telah menjadi petungan dan pantangan masyarakat Jawa dalam melaksanakan ritual hajatan. Kepercayaan dalam petungan ini suatu identitas masyarakat Jawa dan merupakan ciri khas, gambaran perilaku nilai-nilai simbol-simbol budaya yang sangat berfungsi dalam suatu ritual seperti ritual perkawinan, ritual mendirikan rumah,yang mana bentuk ritual tersebut harus memperhatikan petungan yakni Naga Dina (perhitungan hari), Naga Sasi (perhitungan bulan), Naga Tahun (perhitungan tahun). Bentuk tersebut dari masa ke masa sangat komunikatif dan sangat dipercaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan subyek penelitian ditentukan secara purposive. Peneliti menetapkan sumber informasi kunci (Key Informan) yakni para masyarakat tradisional dan sumber informasi penunjang (supportive informan) yang terdiri para masyarakat modern. Penelitian ini dilakukan karena pada kenyataan di lapangan, masyarakat tetap memegang teguh petungan dalam melaksanakan hajatan dan suatu pantangan yang harus dihindari, walaupun mereka banyak beralih ke teknologi modernisasi. Pada kenyataannya dalam era globalisasi ini masyarakat Jawa tetap mempertahankannya oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali dan menginfentarisasi dan selanjutnya untuk melestarikan agar bentuk kearifan lokal tersebut tetap berkembang.