Yayu Mayangsari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI KOMUNIKASI KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA KECEMATAN LAMBU DALAM MENGURANGI ANGKA PERCERAIAN DI KECEMATAN LAMBU Nurlailah, Nurlailah; Yayu Mayangsari; Arief Hidayatullah
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol. 10 No. 1 (2023): Mei: Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
Publisher : Universitas Mbojo Bima - Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.94 KB) | DOI: 10.59050/jkk.v10i1.187

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Bagaimana Strategi komunikasi kantor urusan agama dalam mengurangi angka perceraian, apa faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya angka perceraian dan bagaimana upaya yangdilakukan kantor urusan agama dalam mengurangiangka perceraian di Kacamatan Lambu. Adapun Pendekatan penelitian pada penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan kemudian data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian terkait pembahasan tentang Strategi Komunikasi Kepala Kantor Urusan Agama dalam mengurangi angka perceraian di kecamatan Lambu, maka saya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Peneliti menggunakan prinsip manajemen POACE yaitu: Planning (perencanaan): sebelum menetapkan program kerja, kepala dan anggota KUA melihat potensi serta kebutuhan-kebutuhan masyarakat di KecematanLambuyang kemudian dirumuskan dalam perencanaan kegiatan yang akan dilakukan Selama masa jabatan tersebut. Organizing (persiapan): setelah dirumuskan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya KUA melakukan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kantor dengan melakukan rapat persiapan pelaksanaan kegiatan .Actualizing (Pelaksanaan): melakukan kegiatan-kegiatan berupa program revialisasi keluargasakinah, serta program pelayanan kesejahteraan social.Controling (pengontrolan): yaitu mengontrol kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukandan Evaluating (evaluasi): yaitu mengevalusi hasil kegiatan yang telah dilkukan, apakah ada kekurangan atau tidak dengan melakukan rapat evaluasi.
PERSEPSI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MBOJO BIMA TENTANG TREN “ IKOY-IKOYAN “ DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM Muhlas, Muhlas; Firdaus, Firdaus; Yayu Mayangsari
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol. 10 No. 1 (2023): Mei: Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
Publisher : Universitas Mbojo Bima - Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.908 KB) | DOI: 10.59050/jkk.v10i1.188

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untu mengetahui bagaimana Persepsi Mahasiswa Ilmu komunikasi Tentang Tren Ikoy-ikoyan di Media Sosial Instagram, Bagaimana Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Tentang Budaya Minta-minta di Media Sosial. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penentuan informan penelitian menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan informan menurut kriteria tertentu yang telah di tetapkan oleh peneliti.Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif dengan bersamaan yaitu : Reduksi data, penarikan kesimpulan/verifikasi antara lain, Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap sejumlah variable penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, maka hasil penelitian di peroleh yaitu; 1. Dalam komunikasi, persepsi diartikan sebagai tahapan tiap individu atau kelompok dalam mengenali serta memahami lingkungannya lewat bantuan pancaindra. Persepsi merupakan inti dari komunikasi. Seseorang harus memiliki persepsi yang akurat, agar proses komunikasinya akan berjalan efektif; 2. Dalam tren ikoy-ikoyan terjadi komunikasi interpersonal antara influencer dan followers yang terjadi lewat DM (direct message); 3. Dari hasil wawancara tentang persepsi mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Mbojo Bima tentang tren ikoy-ikoyan sebagai sebuah fenomena komunikasi yang terjadi miskomunikasi antara pihak influencer (komunikator) dan pihak followers (komunikan) menimbulkan mental pengemis/minta-minta dari pihak followers kepada pihak influencer; 4. Dalam tren ikoy-ikoyan terdapat banyak pro dan kontra dari berbagai pihak yang terkait dalam lingkup komunikasi, mulai dari para influencer, followers, artis, warganet, dan persepsi masyarakat (Mahasiswa), dalam hal ini adalah tentang persepsi masing-masing; 5. Persepsi mempengaruhi seseorang untuk memilih pro ataupun kontra dalam suatu hal dalam hal ini adalah tren ikoy-ikoyan.