Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Dukungan Sosial Pada Prestasi dan Faktor Penyebab Kegagalan Siswa SMP dan SMA Iksan, Mohamad
Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/psi.v10i1.6361

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi mengenai kontribusi dukungan sosial terhadap prestasi dan faktor penyebab kegagalan yang berkontribusi terhadap kegagalan siswa SMP dan siswa SMA. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey kualitatif dengan teknik pengambilan data open ended questionnaire, adaptasi dari kuesioner Achievement yang dikembangkan oleh Kim (Kim dkk, 2006). Pengambilan data tambahan dilakukan dengan wawancara personal (Shaughnessy dkk, 2007) secara terbuka. Total responden 725 partisipan yang terdiri dari 248 pelajar SMP dan 473 SMA, ditambah 2 pelajar SMP dan 2 Pelajar SMA hasil wawancara personal. Data hasil penelitian tersebut diolah dengan proses kategorisasi dengan teknik Content Analysis data. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa kontribusi dukungan sosial secara langsung dari keluarga lebih berperan terhadap pencapaian prestasi pada subjek SMP (86,0%) maupun SMA (81,6%), dibandingkan kontribusi dukungan sosial yang diterima dari teman (SMP 8,0% SMA 11,6%) dan guru (SMP 6,0% SMA 6,8%). Besarnya kontribusi dukungan sosial secara langsung terhadap pencapaian prestasi tidak terlepas dari bentuk dukungan yang diterima oleh subjek. bentuk dukungan emosional (SMP 47,7% SMA 54,0%) merupakan frekuensi bentuk dukungan sosial yang paling tinggi diterima subjek pelajar SMP dan SMA dari sumber dukungan sosial yang mereka miliki yang diikuti bentuk dukungan relasional (SMP 14,0% SMA 7,6%), dukungan spiritual (SMP 13,4% SMA 9,9%), dukungan material (SMP 12,6% SMA 14,3%), dukungan informasional (SMP 11,2% SMA 13,9%) dan dukungan temporal (SMP 1,2% SMA 0,2%). Namun, kontribusi dukungan sosial secara langsung cenderung menurun pada kelompok siswa SMA. Selanjutnya, kegagalan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Frekuensi tertinggi adalah faktor internal yang berkontribusi pada kegagalan baik pada kelompok SMP (79,0%) maupun pada kelompok SMA (87,1%). Faktor eksternal yang berkontribusi terhadap kegagalan pada pelajar SMP sebesar 21,0% dan pada SMA sebesar 12,9%.
Atribusi Kegagalan Berprestasi Siswa SMP dan SMA Mohamad Iksan
Jurnal Psikologi Tabularasa Vol 10, No 2 (2015): Vol. 10, No. 2 (2015) Oktober 2015
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.188 KB) | DOI: 10.26905/jpt.v10i2.1398

Abstract

This study aims to explore the failure attribution of junior high and high school students. This research uses indigenous psychology approach with qualitative survey method. The data retrieval technique using open ended questionnaire. Total 725 respondents consist of 248 junior high students and 473 high school students. Data obtained shows that failing achievement attribution was influenced by internal and external attribution. The highest failure achievement attribution of 79 is the internal attribution on junior high students it characterized by low self-possessed social skill. On senior high it counts to 87,1% on internal attribution. The external factors tend to be marked by the lack of social support from family or friends and teachers and friends negative influence.
ANIMAL EDUCATION BERBASIS ANIMASI SEBAGAI MEDIA BELAJAR INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN TEMATIK (IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KURIKULUM 2013) Risa Juliadilla; Fachrudin Pakaja S.; Mohamad Iksan
JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 01 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jpm17.v5i01.3246

Abstract

Salah satu kendala yang menghambat impelementasi Kurikulum 2013 bersumber dari kurangnya kompetensi guru. Sebagai contoh, kurangnya kemampuan untuk menguasai dan mengaitkan suatu tema pelajaran. Disisi lain, Kurikulum 2013 menuntut pengajaran dengan medium teknologi, yang mana guru diharuskan untuk kreatif dalam menggunakan metode dan media pengajaran untuk membangun minat belajar murid. Sejatinya, media animasi mampu menjembatani imajinasi anak dengan  memberi bantuan secara visual pada materi-materi yang sulit untuk dijelaskan. .Pengembangan dari segi pengetahuan dan perubahan perilaku untuk guru juga salah satu solusi untuk memediasi kesenjangan tersebut. Hal ini untuk mengembalikan paradigma Kurikulum 2013 secara utuh yang berpedoman pada pengembangan  pendidikan  karakter  murid. Kurikulum 2013  juga berfokus pada integrasi kognitif, afektif dan psikomotorik yang menjadi capaian dari suatu pembelajaran.  Pembelajaran secara terpadu dan tematik dapat dijadikan kesempatan untuk para guru menyisipkan pembelajaran mengenai kemanusiaan. Program animal education mengasah afektif murid melalui pengajaran kebaikan kepada hewan, yang nantinya dapat digeneralisasikan pada sesama manusia. Ini sejalan dengan inti Kurikulum 2013 yaitu kecerdasan juga diimbangi oleh karakter yang luhur. Kata Kunci: Animal Education, Animasi, Kurikulum 2013, Pendidikan Karakter
PENGARUH SELF DETERMINATION DAN PEER SUPPORT TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PADA SANTRI DALAM BIDANG BAHASA ARAB DI PESANTREN PIQ SINGOSARI Mohamad Iksan; Mursito Wimbo Wibowo; Awaludin Ahya
INCARE, International Journal of Educational Resources Vol 3 No 2 (2022): August 2022
Publisher : FKDP (Forum Komunikasi Dosen Peneliti)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59689/incare.v3i2.415

Abstract

The research to determine the effect of Self Determination on Achievement Motivation, Peer Support on Achievement Motivation, Self Determination and Peer Support together on Achievement Motivation. The sample in this research were students aged 13-15 years who took a special class in Arabic with a total of 110 subjects. The data collection technique used Likert scale distribution as a research instrument. The instrument trial was conducted at the Islamic Boarding School Nurul Huda Singosari with N=30. The results showed the effect of Self Determination on Achievement Motivation with an r of 0.510 with a t-test result of 6.157 which is greater than the t table with a significance level of 5%. Peer Support Variable on Achievement Motivation also has an effect of r = 0.439 and t count of 5.083 > t table (1.984). Self Determination and Peer Support variables together also have an influence on Achievement Motivation, with a value of r = 0.597 and F arithmetic (29.55) > F table (3.15). The results of testing the value of the contribution of Relative Self Determination is 57.3%, Peer Support is 42.7% and the total value of the contribution of the two independent variables to achievement motivation is 35.5% while the remaining 64.5% is contributed by other variables that are not discussed in this study.
Behavior therapy to reduce masturbation behavior in childhood Moersito Wimbo Wibowo; Mohamad Iksan
Jurnal Psikologi Tabularasa Vol 18, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jpt.v18i1.9343

Abstract

One of the interests in childhood development is in sex. Masturbation is the normal phase performed in children age 3-6 tahun (Phallic Phase) but should immediately diverted to other things. Masturbation as a habit can lead to other developmental tasks hampered because the attention, engraving and energy of children focused on one thing only. This study aims to determine the role of behavior therapy against the masturbation in childhood to prevent the increase of LGBT actor. The subject of this research is two childrens who do behavior of masturbation in the Regency and Malang City. The research method used is case study. The intervention methods are Model ing and Operant conditioning with token economy method. Observation, behavior interview an psychological test used as the assessment method. While the assessment and measurement in this research by using reversal design or A-B-A-B. The results of research shows that behavior therapy has an important role as a form of psychological intervention that can overcome the problem of masturbation behavior on childhood. Thus the possibility that the child becomes LGBT can be prevented at the beginning and behavior therapy can be applied tosubjects with the same widely.Salah satu minat dalam perkembangan masa kanak-kanak adalah seks. Masturbasi merupakan fase normal yang dilakukan pada anak usia 3-6 tahun (Fase Phallic) tetapi harus segera dialihkan ke hal lain. Masturbasi sebagai kebiasaan dapat mengakibatkan tugas perkembangan lainnya terhambat karena perhatian, pikiran dan energi anak terpusat pada satu hal saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran terapi perilaku terhadap masturbasi pada masa kanak-kanak dalam mencegah peningkatan pelaku LGBT. Subjek penelitian ini adalah dua anak yang melakukan perilaku masturbasi secara berlebihan di Kabupaten dan Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Metode intervensi yang digunakan adalah Modeling dan Operant conditioning dengan metode token economy. Observation, wawancara perilaku, tes psikologi digunakan sebagai metode penilaian. Sedangkan penilaian dan pengukuran dalam penelitian ini menggunakan desain pembalikan atau A-B-A-B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi perilaku memiliki peran penting sebagai salah satu bentuk intervensi psikologis yang dapat mengatasi masalah perilaku onani pada masa kanak-kanak. Dengan demikian kemungkinan anak menjadi LGBT dapat dicegah sejak awal dan terapi perilaku dapat diterapkan pada subjek yang sama secara luas. 
Pengaruh Stressful Life Event terhadap Kecenderungan Non-Suicidal Self-Injury yang Dimediasi oleh Sensation Seeking pada Remaja SMA Negeri di Batu Rosheila Bety Destian; Awaludin Ahya; Dwi Yulis Susanto; Mohamad Iksan
SOSMANIORA: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/sosmaniora.v4i3.5024

Abstract

This study aims to determine the effect of stressful life events on the tendency of non-suicidal self-injury mediated by sensation seeking in high school students in Batu. The type of research used in this study is a quantitative method approach. The study population was adolescents registered in 2024/2025, with a minimum sample of 115 people taken using a purposive sampling technique. The subjects in this study were high school students in Batu aged 15-18 years who experienced stress in their daily lives and had a tendency to hurt themselves without the intention of committing suicide. The instrument used for data collection in this study was a questionnaire arranged according to the Likert scale model. Data analysis was carried out in this study using statistical programs on SPSS 27.0 and Microsoft Excel computers. The results of this study indicate 1) There is a significant influence between stressful life events on the tendency of non-suicidal self-injury; 2) There is a significant influence between sensation seeking on the tendency of non-suicidal self-injury; 3) There is a significant influence between stressful life events on sensation seeking. Therefore, all hypotheses in this study are accepted.