Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Strategi Pull Marketing Politik Maurits Mantiri dan Hengky Honandar Pada Pilkada Kota Bitung Tahun 2020 Kadir, Imam Alfian; Kelibay, Ismed; Refra, Mohamad Saleh
Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 9 No. 1 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jn.v9i1.2864

Abstract

Studi ini membahas tentang Strategi Pull Marketing Politik yang dilakukan Maurits Mantiri dan Hengky Honandar pada Pemilukada Kota Bitung Tahun 2020. Calon Walikota Bitung di Sulawesi Utara ini berniat menjadikan Kota Bitung sebagai Kota Digital, dengan konsep yang ditawarkan adalah pembangunan gotong-royong yang berbasis digital disetiap Kelurahan. Kota Bitung sebagai kota digital mempermudah masyarakat dapat menjangkau segala proses pelayanan pada pemerintah yang berbasis digital atau online hingga pada tingkat Kelurahan. Adapun metode yang digunakan yaitu penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif sebagai cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti, dengan menguraikan tentang keadaan suatu subjek atau objek dalam suatu penelitian, dengan informan berjumlah 5 orang. Hasil penelitian yang dilakukan diketahui, bahwa Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Bitung pada Tahun 2020 merupakan salah satu contoh kasus, bahwa strategi pull marketing berperan penting terhadap kemenangan Maurits Mantiri dan Hengky Honandar, sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bitung. Kemenangan tersebut telah mengalahkan kandidat Petahana Maximiliaan Jonas Lomban dengan menerapkan strategi pull marketing politik yang terencana dan juga terukur. Dari hasil tersebut disimpulkan, bahwa Pemilihan Kepada Daerah di Indonesia, strategi pull marketing politik dan positioning serta pembentukan image politik, merupakan hal yang wajib untuk dilakukan oleh kandidat untuk merebut simpati publik. Pembentukan image politik harus sesuai dengan kualitas personal yang meliputi program kerja, track record, dan integritas, karena sejatinya pull marketing politik merupakan alat dalam menyampaikan pesan-pesan politik kepada masyarakat dan bukan sebagai rekayasa komunikasi yang bertujuan untuk mengelabui masyarakat.
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DALAM PENDEKATAN BUDAYA PAPUA (STUDI KASUS PEMILIHAN GUBERNUR PAPUA) Kadir, Imam Alfian; Dirgantari, Annisagita Sungga; Sanmas, Masni; Jaya, Muhammad Nur; Arif, Muhammad
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol 7 No 2 (2025): Edisi 13
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v7i2.6917

Abstract

Komunikasi politik di Papua mencerminkan pertemuan unik antara modernisasi demokrasi dan sistem simbolik tradisional. Politik di Papua tidak hanya dipahami sebagai perebutan kekuasaan, tetapi juga sebagai media ekspresi identitas budaya dan legitimasi kolektif masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan dukungan wawancara etnografis bersama tokoh adat, tokoh agama, dan aktor politik. Analisis dilakukan melalui teori strukturasi Giddens, teori komunikasi antarbudaya Gudykunst, dan antropologi simbolik Geertz untuk memahami reproduksi makna dalam praktik kampanye politik. Temuan menunjukkan bahwa kemenangan pasangan Matius-Aryoko pada Pilgub Papua 2025 dipengaruhi oleh kemampuan mereka mengintegrasikan narasi budaya, modal kepercayaan sosial, dan simbol lokal, seperti noken dan ritual adat, ke dalam pesan politik yang persuasif. Strategi ini menjadikan kampanye sebagai performa budaya yang memperkuat kohesi sosial dan legitimasi politik. Komunikasi politik berbasis budaya di Papua berfungsi sebagai negosiasi dialogis antara kearifan lokal dan proyek demokrasi nasional. Kandidat yang mampu memadukan simbol kultural dengan etika komunal memperoleh legitimasi moral dan penerimaan publik yang lebih luas. politik berbasis budaya menjadi jalan transformatif bagi nasionalisme Papua, yang bergerak dari pinggiran menuju pusat wacana kebangsaan Indonesia.   Kata Kunci: Komunikasi Politik; Legitimasi Budaya; Papua;Kearifan Lokal; Nasionalisme Transformatif