Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Komunikasi Harmoni Masyarakat Multikultural di Lingkungan Youtefa Abepura Kota Jayapura Nahria, Nahria; Laili, Izzatul; Dirgantari, Annisagita Sungga
Gema Kampus IISIP YAPIS Biak Vol 18 No 2 (2023): "Gema Kampus" IISIP YAPIS Biak
Publisher : IISIP YAPIS BIak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52049/gemakampus.v18i2.335

Abstract

Multikultural dalam suatu masyarakat dapat dimaknai dari dua aspek yang berbeda. Multikultural dari aspek positif merupakan kekayaan yang unik dan berharga karena merepresentasikan dinamika hidup yang diwarnai oleh keberagaman suku, agama dan budaya. Namun sebaliknya, kondisi multikultural ini jika tidak dikelola dengan baik maka berpotensi menimbulkan konflik karena masyarakat terbagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan perbedaan identitas kultural masing-masing. Kondisi yang sama tercermin pada masyarakat Youtefa Abepura Kota Jayapura yang masyarakatnya berasal dari berbagai suku di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan praktik dan teknik-teknik komunikasi harmoni yang efektif dan menjunjung tinggi kesetaraan tanpa ada tindakan-tindakan dikriminatif. Namun tentu saja upaya-upaya membangun komunikasi harmoni in tidak terlepas dari berbagai hambatan akibat dari beberapa faktor yang berperan di dalamnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi harmoni yang dipraktekkan dan mengetahui faktor-faktor yang berperan dan menghambat terbangunnya komunikasi harmoni pada masyarakat Youtefa. Metode penelitiannya adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Data dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi harmoni dipraktekkan dalam dua bentuk yaitu kooperatif dan akomodatif melalui teknik komunikasi informatif dan persuasif merupakan bentuk komunikasi yang paling sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat multikultural di Youtefa. Hubungan pribadi seperti kurangnya konsep diri, persepsi negatif, perbedaan kebiasaan mendengarkan, serta perbedaan komunikasi verbal maupun non verbal berperan dalam menghambat terbangunnya komunikasi harmoni.
Analisis Mutu Pendidikan Berdasarkan Perspektif Hasil Akreditasi Tahun 2022 Provinsi Papua Dirgantari, Annisagita Sungga; Sudaryanto, Ponco
KARIWARI SMART : Journal of Education Based on Local Wisdom Vol. 3 No. 2 (2023): July 2023
Publisher : Fakultas Tarbiyah IAIN Fattahul Muluk Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53491/kariwarismart.v3i2.565

Abstract

Akreditasi merupakan sistem penilaian terhadap satuan pendidikan yang mencakup komponen mutu lulusan, proses pembelajaran, mutu guru, dan manajemen sekolah/ madrasah. Instrumen yang digunakan untuk meniai satuan pendidikan disebut IASP 2020. IASP 2020 terdiri dari butir inti dan butir kekhususan (sekolah luar biasa/SLB dan sekolah menengah kejuruan/SMK). Hasil akreditasi mencerminkan mutu satuan pendidikan dalam kurun waktu 5 tahunan. Akreditasi adalah penilaian terhadap kinerja satuan pendidikan dalam kurun waktu 5 tahunan. Jumlah sekolah yang diakreditasi pada tahun 2022 sebanyak 280 satuan pendidikan terdiri dari SD 145, SMP 76, SMA 38, SMK 20, dan SLB 3 satuan pendidikan. Rata-rata nilai komulatif hasil akreditasi komponen mutu lulusan, komponen proses pembelajaran komponen mutu guru, dan komponen manajemen sekolah/madrasah sebesar 84,99. SD memperoleh rata-rata nilai 79,18, SMK 84,64, SMP 86,53, dan SMA 89,62 Sebanyak 31,43% satuan pendidikan memperoleh predikat akreditasi A (Amat Baik), 30,71% satuan pendidikan memperoleh predikat akreditasi B (Baik), 29,64% satuan pendidikan memperoleh predikat akreditasi C (Cukup),dan sisanya 8,21% satuan pendidikan tidak terakreditasi. SD membutuhkan intervensi yang untuk peningkatan mutu pendidikan. Pembinaan dapat dilakukan melalui siklus manajmen terhadap empat komponen tersebut secara simultan, komprehensif, dan kolaboratif dengan melibatkan warga sekolah dan stakeholder (pemangku kepentingan) secara berkelanjutan (continuous improvement).
Analisis Pengaruh Kampanye Digital Terhadap Persepsi Merek di Era Media Sosial Dirgantari, Annisagita Sungga; Kartutu, Stenus Jacub; Aladdin, Yuri Alfrin; Swastiningsih, Swastiningsih; Nahria, Nahria
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampanye digital semakin menjadi fokus utama perusahaan dalam memperkuat persepsi merek di era media sosial. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kampanye digital terhadap persepsi merek di era media sosial menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan library research. Melalui tinjauan terhadap berbagai sumber literatur, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas kampanye digital dalam membentuk persepsi merek serta dampaknya terhadap perilaku konsumen. Temuan dari artikel ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana kampanye digital dapat mempengaruhi persepsi merek di era media sosial, serta implikasinya bagi praktik pemasaran saat ini.
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DALAM PENDEKATAN BUDAYA PAPUA (STUDI KASUS PEMILIHAN GUBERNUR PAPUA) Kadir, Imam Alfian; Dirgantari, Annisagita Sungga; Sanmas, Masni; Jaya, Muhammad Nur; Arif, Muhammad
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol 7 No 2 (2025): Edisi 13
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v7i2.6917

Abstract

Komunikasi politik di Papua mencerminkan pertemuan unik antara modernisasi demokrasi dan sistem simbolik tradisional. Politik di Papua tidak hanya dipahami sebagai perebutan kekuasaan, tetapi juga sebagai media ekspresi identitas budaya dan legitimasi kolektif masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan dukungan wawancara etnografis bersama tokoh adat, tokoh agama, dan aktor politik. Analisis dilakukan melalui teori strukturasi Giddens, teori komunikasi antarbudaya Gudykunst, dan antropologi simbolik Geertz untuk memahami reproduksi makna dalam praktik kampanye politik. Temuan menunjukkan bahwa kemenangan pasangan Matius-Aryoko pada Pilgub Papua 2025 dipengaruhi oleh kemampuan mereka mengintegrasikan narasi budaya, modal kepercayaan sosial, dan simbol lokal, seperti noken dan ritual adat, ke dalam pesan politik yang persuasif. Strategi ini menjadikan kampanye sebagai performa budaya yang memperkuat kohesi sosial dan legitimasi politik. Komunikasi politik berbasis budaya di Papua berfungsi sebagai negosiasi dialogis antara kearifan lokal dan proyek demokrasi nasional. Kandidat yang mampu memadukan simbol kultural dengan etika komunal memperoleh legitimasi moral dan penerimaan publik yang lebih luas. politik berbasis budaya menjadi jalan transformatif bagi nasionalisme Papua, yang bergerak dari pinggiran menuju pusat wacana kebangsaan Indonesia.   Kata Kunci: Komunikasi Politik; Legitimasi Budaya; Papua;Kearifan Lokal; Nasionalisme Transformatif