Nainggolan, Silvana Natalia
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Trilogi Kekerasan dalam Perjanjian Lama: Membongkar Pemahaman Umat Beriman tentang Kekerasan Manusia, Kekerasan Ilahi, dan Kekerasan Doa Loba, Klementius Anselmus; Nainggolan, Silvana Natalia; Gale, Stefanus; Tanureja, Indra
KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen Vol. 4 No. 2 (2023): December
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kamasean.v4i2.253

Abstract

Religion and violence have long been linked. In Christianity, the presence of violent texts in the Bible, especially in the Old Testament, further exacerbates this situation. The Old Testament texts include three types of violence: human violence against humans, violence perpetrated by God, and human appeals to God for violence. This legacy of biblical violence creates theological and ethical challenges for those who seek spiritual and ethical guidance from the Bible. This paper aims to examine the responses or views of the faithful, who have no formal education in the Bible, towards violent texts in the Old Testament. The research method used is qualitative, with a field study and a literature study approach. Interviews were conducted with informants to explore their understanding of the biblical texts of violence, and the findings will be confronted with expert explanations through a literature study. The resource persons in this study are parishioners of St. Agata-Parish of Maria Assumpta Pakem, Yogyakarta, with various educational backgrounds. The results of this study attempt to present theological and ethical ways of understanding violent texts so that the faithful can gain a more balanced and contextual understanding of these texts. By exploring people's understanding of violent texts in the Old Testament, this research contributes to understanding the complexities and challenges faced by the faithful in reading and understanding the Bible.
Perilaku Curang Para Pejabat di Pengadilan: Sebuah Analisis Naratif terhadap Teks Amos 5:7-13 Nainggolan, Silvana Natalia; Dirgaprimawan, Bernandus
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 8 No 1 (2024): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v8i1.725

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tindak kecurangan yang terjadi di pintu gerbang, tempat berlangsungnya proses peradilan pada masa itu menurut teks Amos 5:7-13. Melalui metode kualitatif, yang difokuskan ke analisis naratif, akan diulas secara deskriptif empat macam perilaku koruptif para pejabat. Pertama, mereka tidak mengganggap serius peran dan tanggung jawab mereka sebagai penegak keadilan di pintu gerbang (ay.7-9). Amos menyebut mereka sebagai orang yang menjadikan keadilan seperti ipuh, tanaman beracun yang tak berguna. Mereka menghempaskan kebenaran ke tanah. Kedua, mereka alergi terhadap kritikan (ay. 10). Mereka menutup telinga terhadap pelbagai protes yang dilayangkan. Ketiga, mereka menyalahgunakan kekuasaan untuk memeras yang lemah (ay.11). Tidak ada rasa simpati dalam diri mereka terhadap yang berkesusahan. Keempat, mereka menyukai suap (ay. 12). Mereka memperkaya diri dengan membela yang sanggup bayar di pengadilan. Dampak dari perilaku curang ini adalah bahwa orang miskin tidak mendapatkan keadilan dan perlindungan yang semestinya. Melalui kritiknya, Amos menegaskan kepada setiap orang, khususnya para pemangku jabatan, untuk segera bertobat. Pertobatan yang dimaksud adalah menghentikan segala bentuk malapraktik. Mereka yang mempunyai kedudukan wajib menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka dengan semestinya. Mereka harus menegakkan keadilan tanpa pandang bulu.
Perilaku Curang Para Pejabat di Pengadilan: Sebuah Analisis Naratif terhadap Teks Amos 5:7-13 Nainggolan, Silvana Natalia; Dirgaprimawan, Bernandus
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol. 8 No. 1 (2024): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v8i1.725

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tindak kecurangan yang terjadi di pintu gerbang, tempat berlangsungnya proses peradilan pada masa itu menurut teks Amos 5:7-13. Melalui metode kualitatif, yang difokuskan ke analisis naratif, akan diulas secara deskriptif empat macam perilaku koruptif para pejabat. Pertama, mereka tidak mengganggap serius peran dan tanggung jawab mereka sebagai penegak keadilan di pintu gerbang (ay.7-9). Amos menyebut mereka sebagai orang yang menjadikan keadilan seperti ipuh, tanaman beracun yang tak berguna. Mereka menghempaskan kebenaran ke tanah. Kedua, mereka alergi terhadap kritikan (ay. 10). Mereka menutup telinga terhadap pelbagai protes yang dilayangkan. Ketiga, mereka menyalahgunakan kekuasaan untuk memeras yang lemah (ay.11). Tidak ada rasa simpati dalam diri mereka terhadap yang berkesusahan. Keempat, mereka menyukai suap (ay. 12). Mereka memperkaya diri dengan membela yang sanggup bayar di pengadilan. Dampak dari perilaku curang ini adalah bahwa orang miskin tidak mendapatkan keadilan dan perlindungan yang semestinya. Melalui kritiknya, Amos menegaskan kepada setiap orang, khususnya para pemangku jabatan, untuk segera bertobat. Pertobatan yang dimaksud adalah menghentikan segala bentuk malapraktik. Mereka yang mempunyai kedudukan wajib menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka dengan semestinya. Mereka harus menegakkan keadilan tanpa pandang bulu.