Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aspek Sosial dalam Naskah Drama RT Nol RW Nol Berdasarkan Sosiologi Sastra Ian Watt Wachyudin, Wachyudin; Deliani, Alya Octa
Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran Vol 7 No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/jbsp.v7i2.20432

Abstract

Sosiologi dan sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Pengaruh-pengaruh sosial dalam lingkungan penulis mampu mempengaruhi tulisan penulis tersebut. Sosiologi sastr adalah pengarang yang mempermasalahkan status sosial, ideolog sosial, dan lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra. penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatis menggunakan pendekatan sosiologi sastra menurut Ian Watt dalam naskha drama RT NOL RW NOL karya Iwan Simatupang. Menurut Ian Watt dalam Literature and Society (1964), sosiologi sastra dapat dibagi menjadi tigas, (1) konteks sosial pengarang, (2) sastra sebagai cermin masyarakat, (3) fungsi sosial sastra. dalam penelitain ini ditemukan bahwa teori sosiologi sastra menurut Ian Watt memiliki kaitan yang sangat erat dengan naskah drama RT NOL RW NOL karya Iwan Simatupang baik itu dalam konteks sosial pengarang, sastra sebagai cerminan masyarakat, serta fungus sosial sastranya dengan lingkungan sosial Iwan Simatupang.
Transformasi Novel Gadis Kretek ke dalam Film Gadis Kretek: Pendekatan Teori Naratif Seymour Chatman Malik, Miftahul; Firmansyah, Arif; Deliani, Alya Octa; Wandasari, Widi Widia
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7, No 2 (2025): Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bahasa.v7i2.1541

Abstract

Novels are currently one of the most popular literary works transformed into films. This can be used as an alternative and new means to appreciate literary works. The purpose of this study is to identify the narrative structure in the novel Gadis Kretek based on the concepts of kernel and satellite, and to analyze the transformations that occur when the novel is adapted into a film series. This study uses a qualitative descriptive method with a note-taking technique as the data collection process. The results show that there are 97 sequences of events in the novel and 138 in the Gadis Kretek film series. In the novel, there are 56 kernels and 41 satellites, while in the film series there are 59 kernels and 79 satellites. The transformation analysis shows that only 5 kernels are the same, while 28 kernels experience differences in presentation and 23 kernels from the novel are not shown in the series. In the satellite section, 11 are found to be presented differently and 30 are not shown at all, so there are no satellites that are completely the same between the novel and film. These findings indicate that the process of transformation from the novel to the film series does not simply transfer the plot, but also involves selecting, reducing, and adding events to suit the dramatic and narrative needs of the audio-visual medium. Abstrak Novel saat ini menjadi salah satu karya sastra yang populer bertransformasi ke dalam bentuk film. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alternatif serta sarana baru untuk mengapresiasi karya sastra. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi struktur naratif dalam novel Gadis Kretek berdasarkan konsep kernel dan satellite, serta menganalisis transformasi yang terjadi ketika novel tersebut diadaptasi ke dalam serial film. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik simak catat sebagai proses pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 97 rangkaian peristiwa dalam novel dan 138 dalam serial film Gadis Kretek. Dalam novel terdapat 56 kernel dan 41 satellite, sedangkan dalam serial film terdapat 59 kernel dan 79 satellite. Analisis transformasi menunjukkan hanya lima kernel yang sama, sementara 28 kernel mengalami perbedaan penyajian dan 23 kernel dari novel tidak ditampilkan dalam serial. Pada bagian satellite, ditemukan sebelas yang berbeda penyajiannya dan tiga puluh tidak ditayangkan sama sekali, sehingga tidak ditemukan satellite yang sepenuhnya sama antara novel dan film. Temuan tersebut menunjukkan bahwa proses transformasi dari novel ke dalam serial film tidak sekadar memindahkan alur, melainkan juga melakukan seleksi, reduksi, dan penambahan peristiwa untuk menyesuaikan kebutuhan dramatik dan naratif dalam medium audio-visual.