Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ETNISITAS SUNDA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERNAMA ARJUNA 6 KARYA REMY SYLADO Riyandi Riyandi; Miftahul Malik; Wachyudin Wachyudin
Saksama: Jurnal Sastra Vol 1, No 2 (2022): Saksama
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.707 KB) | DOI: 10.15575/sksm.v1i2.22817

Abstract

Indonesia merupakan negara yang heterogen terdiri dari berbagai macam kebudayaan, bahasa dan juga etnis. Setiap etnis di Indonesia memiliki nilai budaya yang dapat dipelajari. Memahami nilai budaya dalam etnis tentunya menjadi hal yang sangat penting sebagai penguatan terhadap nilai-nilai lokal yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Etnisitas sebagai bagian dari muatan lokal sangat penting untuk diajarkan. Dalam Permendikbud no 79 tahun 2014 pasal 6 butir (e), muatan lokal dapat diajarkan melalui pembelajaran yang relevan. Sastra dapat menjadi media pembelajaran dalam menggali nilai-nilai etnisitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan etnisitas dalam novel Perempuan Bernama Arjuna 6 karya Remy Sylado. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu dapat disimpulkan bahwa etnisitas Sunda yang tergambar dalam novel Perempuan Bernama Arjuna 6 karya Remy Sylado yaitu, nama daerah, salam sapaan, rumah adat, metafora, bentuk bahasa, bentuk seni, dan tradisi lisan
EKSPLORASI PENOKOHAN DAN KONFLIK INTERPERSONAL DALAM NOVEL PERANG BUBAT KARYA AAN MERDEKA PERMANA Malik, Miftahul; Hendriansyah, Andry; Fadlan, Muhamad
Magistra Andalusia: Jurnal Ilmu Sastra Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/majis.6.2.158.2024

Abstract

The urgency for innovation in senior high school literature teaching materials has prompted this research. Historical novels with a psychological literary perspective are still rarely used as teaching materials. Hence, this research focuses on analyzing the characterization and conflicts in Aan Merdeka Permana's novel Perang Bubat as an alternative teaching material for senior high school literature. Employing a qualitative approach with a descriptive method, this research gathered data in the form of words and analyzed it using Sigmund Freud's psychoanalytic theory. The analyzed characters include Dyah Pitaloka, Hayam Wuruk, Gajah Mada, and Prabu Lingga Buana. The findings reveal unique character traits in the characters of Aan Merdeka Permana's novel Perang Bubat. These unique characteristics are classified into the id, ego, and superego. The research results were then transformed into senior high school literature teaching materials in the form of teaching modules and handouts. It is recommended that Aan Merdeka Permana's novel Perang Bubat be used as a teaching material for senior high school literature, particularly for grade XII, as an alternative to outdated teaching materials. The proposed teaching materials in this research are teaching modules and handouts designed to facilitate the understanding of the novel.
Technology in Learning in Rural Utilization Areas as an Alternative for Educational Development: Case Study of KKN at SDN Rancakole Malik, Miftahul; Dwiyanti, Ratna Alya; Azzahra, Nanda Nur; Agustiansyah, Rizky; Zidan, Muhammad; Maesaroh, Siti; Maulana, Reza Aditia; Fadhila, Dehya Nisrina; Nurhikmah, Ima; Sunarti, Pipit; Ichsan, Muhammad
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 1 (2025): January 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i1.4273

Abstract

Education is the main foundation for shaping quality and competitive human resources. However, there are disparities in access to and quality of education between urban and rural areas in Indonesia. This article discusses the implementation of Community Service Learning (KKN) conducted by students of the Islamic University of Nusantara at SDN 2 and SDN 3 Rancakole, Arjasari District, Bandung Regency, from August to September 2024. This activity aims to integrate technology into the learning process to address educational challenges in rural areas. Through a qualitative approach, this research evaluates the impact of technology application in learning as well as the challenges faced. The results indicate that the use of technology, such as projectors and digital learning media, can enhance student participation and motivation to learn. Additionally, training for teachers and students on the utilization of technology is also key to improving education quality. It is hoped that this innovation can serve as a model for educational development in remote areas.
Optimizing the Potential of Local MSMEs to Improve the Economy of Rancakole Village Through the MSME Festival Malik, Miftahul; Laragianti, Rita; Fauziah, Azmy Restu; Sabrina, Janua; Nurajijah, Ai; Pertiwi, Dewi Sri; Fitriyani, Bilqis Salbiyyah; Pratama, Raihan Wahyu; Kahfi, Rifki Solehudin; Ma'ripah, Leli Laelatul; Eulisnawati, Eulisnawati
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 1 (2025): January 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i1.4274

Abstract

Real Work Lecture (KKN) activities are an important part of higher education in Indonesia which integrates academic theory with direct practice in society. In its implementation in Rancakole Village, Arjasari District, Bandung Regency, UNINUS KKN group 36 students focused on developing the local economy through the MSME Festival. This festival was held as a response to the economic problems experienced by housewives in RW 20, who have the skills to process agricultural produce into food products but experience difficulties in marketing and capital. The approach applied in this activity includes participatory-based community empowerment and local potential. The results of this activity show an improvement in the community’s economy, increased creativity in product development, and the opening of wider market access. However, challenges such as limited capital and knowledge of digital technology are still obstacles that need to be overcome through long-term solutions, such as the formation of cooperatives and further training.
Gaya Bahasa Sarkasme dalam Debat Capres 2024 Firmansyah, Arif; Raihani, Shofia Fauziah; Rijkiansyah, Asep Alga Faula; Mulyani, Hani; Imeldasari, Imeldasari; Vatahhayatia, Nova Aldhita; Mulyani, Sri; Malik, Miftahul
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 2 (2024): Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bahasa.v6i2.967

Abstract

This research aims to analyze the sarcasm language style used in the 2024 presidential candidate debate, with a focus on the speeches and interactions between the candidates. This research uses a case study method with a close observation technique which involves the process of observing and recording information directly from the data source, namely the 2024 presidential candidate debate video obtained from the YouTube site @KPURepublikIndonesia to identify and classify the style of sarcasm used in the presidential candidate debate. The results of the analysis show that there is one style of propositional sarcasm, one style of illocutionary sarcasm, one style of prefix sarcasm, and one style of lexical sarcasm. With the presence of sarcasm in the 2024 presidential debate, the audience's perception and reaction to this strategy tends to be skeptical. The majority of respondents considered the use of sarcasm to be less important and had the potential to create a less constructive discussion atmosphere. Although a small number consider it important, most do not place much emphasis on the strategy.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya bahasa sarkasme yang digunakan dalam debat calon presiden (capres) tahun 2024, dengan fokus pada pidato dan interaksi antara kandidat. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan teknik simak catat yang melibatkan proses mengamati dan mencatat informasi secara langsung dari sumber data, yaitu video debat capres 2024 yang didapat dari situs youtube @KPURepublikIndonesia untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan gaya bahasa sarkasme yang digunakan dalam debat capres. Hasil analisis menunjukkan terdapat satu gaya bahasa sarkasme proposisi, satu gaya bahasa sarkasme ilokusi, satu gaya bahasa sarkasme prefiks, dan satu gaya bahasa sarkasme leksikal. Dengan adanya gaya bahasa sarkasme di dalam debat capres 2024 persepsi dan reaksi penonton terhadap strategi ini cenderung skeptis. Mayoritas responden menilai penggunaan sarkasme kurang penting dan berpotensi menciptakan suasana diskusi yang kurang konstruktif. Meskipun sebagian kecil melihatnya sebagai penting, mayoritas tidak memberikan penekanan besar pada strategi tersebut.
ANALISIS UNSUR SEMIOTIKA PUPUJIAN “GUSTI URANG SARAREA” SEBAGAI USULAN BAHAN AJAR DI SMP Firmansyah, Arif; Malik, Miftahul; Indriani, Putri; Firdaus, Winci
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 19, No 2 (2024): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/loa.v19i2.8407

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna dan pesan yang terkandung dalam pupujian Gusti Urang Sararea, yang sarat makna tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dan penanaman nilai-nilai keislaman. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis semiotik Roland Barthes, mencakup lima kode yaitu hermeneutik, semik, simbolik, proaretik, dan kultural. Data penelitian berupa pupujian Gusti Urang Sararea yang terdiri dari 100 bait. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, membaca, menerjemahkan, dan menelaah pupujian Gusti Urang Sararea, serta mencatat setiap larik dan bait yang sesuai dengan unsur-unsur pembangun puisi dan lima kode semiotika Roland Barthes. Temuan menunjukkan kode kultural dan semik paling dominan, memperkuat narasi budaya Islam, Arab, dan Sunda, serta menyampaikan nilai luhur, ajaran agama, dan pesan keimanan secara konotatif melalui diksi dan simbol-simbol budaya. Amanat syair memberikan pembelajaran moral dan spiritual bagi pembaca, menjadikannya relevan sebagai sumber pembentukan karakter dan penanaman nilai keagamaan. Dengan demikian, syair ini bernilai sastra sekaligus edukatif. Kata-kata Kunci: bahan ajar, puisi, pupujian, semiotika Abstract This study aims to examine the meaning and message contained in the praise of Gusti Urang Sararea, which is full of meaning about the life journey of the Prophet Muhammad SAW and the instilling of Islamic values. The study uses a qualitative descriptive method with Roland Barthes' semiotic analysis, covering five codes, namely hermeneutic, semic, symbolic, proaretic, and cultural. The research data is in the form of praise of Gusti Urang Sararea which consists of 100 stanzas. Data collection was carried out by reviewing relevant previous studies, reading, translating, and analyzing the praise of Gusti Urang Sararea, and noting each line and stanza that corresponds to the elements of poetry construction and Roland Barthes' five semiotic codes. The findings show that cultural and semic codes are the most dominant, strengthening the narrative of Islamic, Arabic, and Sundanese cultures, and conveying noble values, religious teachings, and messages of faith connotatively through diction and cultural symbols. The message of the poem provides moral and spiritual learning for readers, making it relevant as a source of character building and instilling religious values. Thus, this poem has both literary and educational value.
Transformasi Novel Gadis Kretek ke dalam Film Gadis Kretek: Pendekatan Teori Naratif Seymour Chatman Malik, Miftahul; Firmansyah, Arif; Deliani, Alya Octa; Wandasari, Widi Widia
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7, No 2 (2025): Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bahasa.v7i2.1541

Abstract

Novels are currently one of the most popular literary works transformed into films. This can be used as an alternative and new means to appreciate literary works. The purpose of this study is to identify the narrative structure in the novel Gadis Kretek based on the concepts of kernel and satellite, and to analyze the transformations that occur when the novel is adapted into a film series. This study uses a qualitative descriptive method with a note-taking technique as the data collection process. The results show that there are 97 sequences of events in the novel and 138 in the Gadis Kretek film series. In the novel, there are 56 kernels and 41 satellites, while in the film series there are 59 kernels and 79 satellites. The transformation analysis shows that only 5 kernels are the same, while 28 kernels experience differences in presentation and 23 kernels from the novel are not shown in the series. In the satellite section, 11 are found to be presented differently and 30 are not shown at all, so there are no satellites that are completely the same between the novel and film. These findings indicate that the process of transformation from the novel to the film series does not simply transfer the plot, but also involves selecting, reducing, and adding events to suit the dramatic and narrative needs of the audio-visual medium. Abstrak Novel saat ini menjadi salah satu karya sastra yang populer bertransformasi ke dalam bentuk film. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alternatif serta sarana baru untuk mengapresiasi karya sastra. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi struktur naratif dalam novel Gadis Kretek berdasarkan konsep kernel dan satellite, serta menganalisis transformasi yang terjadi ketika novel tersebut diadaptasi ke dalam serial film. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik simak catat sebagai proses pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 97 rangkaian peristiwa dalam novel dan 138 dalam serial film Gadis Kretek. Dalam novel terdapat 56 kernel dan 41 satellite, sedangkan dalam serial film terdapat 59 kernel dan 79 satellite. Analisis transformasi menunjukkan hanya lima kernel yang sama, sementara 28 kernel mengalami perbedaan penyajian dan 23 kernel dari novel tidak ditampilkan dalam serial. Pada bagian satellite, ditemukan sebelas yang berbeda penyajiannya dan tiga puluh tidak ditayangkan sama sekali, sehingga tidak ditemukan satellite yang sepenuhnya sama antara novel dan film. Temuan tersebut menunjukkan bahwa proses transformasi dari novel ke dalam serial film tidak sekadar memindahkan alur, melainkan juga melakukan seleksi, reduksi, dan penambahan peristiwa untuk menyesuaikan kebutuhan dramatik dan naratif dalam medium audio-visual. 
Peningkatan Keselamatan dan Kewaspadaan Penggunaan Jalan di Desa Leles Malik, Miftahul; Hasibuan, Diana Aprillia
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 4, No 1 (2025): June 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v4i1.6602

Abstract

Pemasangan kaca cembung di titik-titik rawan kecelakaan merupakan upaya strategis untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas, khususnya di lingkungan pedesaan. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Leles dengan tujuan utama mengurangi risiko kecelakaan pada area yang memiliki visibilitas terbatas seperti perempatan dan tikungan tajam. Proses pelaksanaan dimulai dengan survei dan diskusi bersama Lembaga kemasyarakatan setempat untuk mengidentifikasi titik rawan kecelakaan, dilanjutkan dengan pemetaan kondisi lokasi dan persiapan pemasangan. Kaca cembung dipasang pada ketinggian 3,5 meter agar dapat memberikan pandangan visual yang optimal bagi pengendara tanpa mengganggu kenyamanan berkendara. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pemasangan kaca cembung di tiga lokasi strategis telah berhasil dilakukan dengan baik dan memberikan dampak positif berupa peningkatan visibilitas serta kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan berkendara. Selain itu, kaca cembung juga berperan dalam mendukung aksesibilitas dan kualitas hidup warga Desa Leles secara keseluruhan.
Kesalahan Ejaan pada Cerita Pendek Karangan Siswa Kelas IX SMP dan Pemanfaatannya sebagai Bahan Ajar Mulyanto, Agus; Kusmayanti, Yuliana; Tiara, Eneng; Virbiansyah, Husznul; Alawiah, Irma; Malik, Miftahul
Salingka Vol 21, No 2 (2024): SALINGKA, Edisi Desember 2024
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v21i2.1089

Abstract

Tujuan   penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan frekuensi kesalahan ejaan pada cerita pendek karangan siswa kelas IX SMP Plus Al-Ghoniyyah, mengetahui faktor penyebab kesalahan tanda baca dan huruf kapital, serta memanfaatkan hasil analisis sebagai bahan ajar.  Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi, teknik simak, baca, dan catat.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua jenis kesalahan utama, yaitu kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital.   Kesalahan pada penggunaan tanda baca ditemukan sebanyak18,36% dan dinilai dalam kategori sangat baik.  Kesalahan dalam penggunaan huruf kapital mencapai angka 81,36%, yang tergolong dalam kategori sangat buruk. Faktor penyebab kesalahan meliputi kurangnya pemahaman siswa terhadap aturan ejaan, rendahnya motivasi belajar siswa, dan metode pengajaran yang lebih menekankan pada teori jarang untuk melakukan praktik yang mendalam. Hasil kesalahan ejaan tersebut kemudian dimanfaatkan dalam proses pembelajaran sebagai bahan ajar yang dikembangkan dalam bentuk lembar kerja peserta didik (LKPD). LKPD ini dilengkapi dengan materi pembelajaran terkait ejaan dan latihan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa secara efektif. The purpose of this study was to describe the frequency of spelling errors in short stories written by grade IX students of SMP Plus Al-Ghoniyyah, to find out the factors causing punctuation and capitalization errors, and to utilize the analysis results as teaching materials. The research method used was descriptive qualitative, with data collection techniques through observation, listening, reading, and note-taking techniques. The results of the study showed that two main types of errors often occurred, namely errors in the use of punctuation and capitalization. Errors in the use of punctuation were found as many as 18.36% and were assessed in the very good category. On the other hand, errors in the use of capitalization reached 81.36%, which was classified as very bad. Factors causing errors include students' lack of understanding of spelling rules, low student learning motivation, and teaching methods that emphasize theory rather than in-depth practice. The results of this spelling error analysis were then utilized in the learning process as teaching materials developed in the form of student worksheets (LKPD). This LKPD is equipped with learning materials related to spelling and exercises to improve students' writing skills effectively.
Konstruksi Makna, Identitas Lokal, dan Spiritualitas dalam Folklor Batu Kuda: Kajian Semiotika Peirce Firmansyah, Arif; Vatahhayati, Nova Aldhita; Malik, Miftahul
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 14, No 2 (2025): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v14i2.7839

Abstract

This study aims to obtain and describe the moral value of the oral tradition of Horse Stone folklore based on Pierce's semiotics in classifying objects based on the classification of symbols, icons, and indices. Pierce's use of semiotics is related to the uses possessed by folklore itself. All types of folklore, whether oral folklore, partly oral folklore or non-oral folklore, have uses or functions that are very important for human life. This makes folklore in life can describe the way a person involves himself in the midst of community life. The method used qualitative method with a semiotic approach, because the results of data that have been generated and collected on the Horse Stone folklore will be described in the form of written data. Finally, the results of data processing are used as a proposal for literature teaching materials in high school based on the Independent Curriculum in the form of modules. Learning folklore or folklore has a very important role in efforts to preserve noble values and local cultural wisdom. In education, folklore can be used as a learning medium and can be used as learning material for students. The use of folklore as an educational medium can be utilized in various disciplines, which of course the selection of folklore used must be right with the subject matter to be delivered. The use of folklore as an educational medium also acts as one step in preserving existing local culture. Therefore, getting used to delivering lessons through teaching materials is an effort to preserve folklore as part of culture, both protection, utilization and development of folklore in the future. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan mendeskripsikan nilai moral dari tradisi lisan folklor Batu Kuda ini berdasarkan semiotik Pierce dalam penggolongan objek berdasarkan klasifikasi simbol, ikon, dan indeks. Penggunaan semiotika Pierce ini berkaitan dengan kegunaan yang dimiliki oleh folklor itu sendiri. Keseluruhan jenis folklor baik folklor lisan, folklor sebagian lisan ataupun folklor non lisan, memiliki kegunaan atau fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal tersebut membuat folklor dalam kehidupan itu dapat menggambarkan cara seseorang melibatkan dirinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Metode yang digunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotik, karena hasil data yang telah dihasilkan dan dikumpulkan pada folklor Batu Kuda akan dideskripsikan dalam bentuk data tertulis. Terakhir hasil pengolahan data dijadikan sebagai usulan bahan ajar sastra di SMA berdasarkan Kurikulum Merdeka berbentuk modul. Pada isi cerita folklor Batu Kuda ini, peneliti mendapatkan 11 hasil analisis data yang menggunakan semiotika Pierce yang pengklasifikasianya berdasarkan objeknya yang di dalamnya terdapat : Ikon adalah tanda yang menyerupai bentuk objek aslinya. Terdapat tiga (3) data dari hasil analisis ikon pada folklor Batu Kuda. Indeks adalah tanda yang berkaitan dengan hal yang bersifat kausal, atau sebab akibat. Terdapat tiga (3) data dari hasil analisis indeks pada folklor Batu Kuda. Dan Simbol adalah tanda yang berkaitan dengan penandanya dan juga petandanya. Terdapat lima (5) data dari hasil analisis simbol pada folklor Batu Kuda. Dengan total keseluruhan data yang diperoleh dalam analisis semiotika pada folklor Batu Kuda yaitu berjumlah sebelas (11) data yang terdiri dari tiga pengkategorisasian.