Situmorang, Sitor Mulawari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PANDANGAN PAULUS TENTANG PERCERAIAN MENURUT 1 KORINTUS 7:10-16 DAN RELEVANSINYA DALAM KONTEKS KONTEMPORER Situmorang, Sitor Mulawari; Hermanto, Yanto Paulus
Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Vol 7, No 2 (2024): J.VoW Vol 7. No. 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36972/jvow.v7i2.228

Abstract

ABSTRACTIn this modern era, many families, including Christian families, face pressure in living their domestic life. Pressures such as stress, incompatibility, economics, emotional burdens and even mental health reasons are often the cause of divorce. Meanwhile, according to Paul's view, a marriage should not end in divorce, especially for those who are married as a couple of believers. For what God has joined together, no man should separate. How to bridge these two things, between obedience to God's word and the mental health needs of the congregation. Is divorce a final alternative or is there a relevant solution from Paul's view? The aim of this research is to assist pastors in helping their congregation who are going through a divorce because they have been hurt or because their mental health has been disturbed. In this research the author used descriptive qualitative methods. The discussion in this study covers the background of Paul and the city of Corinth as well as the Corinthian church, then explains Paul's views on divorce according to 1 Cor. 7:10-16 and its relevance in the contemporary context.Keywords: Paul, Divorce, Marriage, Corinth, ContemporaryABSTRAKDalam era modern ini, banyak keluarga termasuk keluarga Kristen menghadapi tekanan dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Tekanan seperti stress, ketidakcocokan, ekonomi, beban emosianal bahkan alasan kesehatan mental seringkali menjadi penyebab terjadinya perceraian. Sedangkan menurut pandangan Paulus suatu pernikahan seharusnya tidak diakhiri oleh perceraian terlebih bagi mereka yang menikah sebagai pasangan yang seiman. Karena apa yang dipersatukan oleh Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Bagaimana menjembati kedua hal ini, antara ketaatan kepada firman Tuhan dengan kebutuhan kesehatan mental jemaat. Apakah perceraian menjadi alternatif akhir atau ada solusi yang relevan dari pandangan Paulus. Adapun tujuan penelitian ini untuk membantu para pendeta dalam menolong jemaatnya yang akan bercerai akibat sudah tersakiti atau karena kesehatan mentalnya yang terganggu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pembahasan dalam penelitian ini mencakup latar belakang Paulus dan kota Korintus serta jemaat Korintus, kemudian menjelaskan pandangan Paulus tentang perceraian menurut 1 Kor. 7:10-16 dan relevansinya dalam konteks kontemporer.Kata Kunci: Paulus, Perceraian, Pernikahan, Korintus, Kontemporer
Bantuan Sosial Bagi Anak-Anak Panti Asuhan Bhakti Luhur Alma Bandung Situmorang, Sitor Mulawari; Callista, Sarah; Paulus, Yanto Hermanto
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2025): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Oktober 2025)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/servire.v5i2.220

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Panti Asuhan Bhakti Luhur Alma Bandung sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap anak-anak yang membutuhkan perhatian dan dukungan. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan anak-anak panti melalui pemberian bantuan sosial berupa sembako serta membangun interaksi positif antara pemuda, remaja, dan anak-anak panti. Metode pelaksanaan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan observasi, penggalangan dana, perencanaan kegiatan, hingga pelaksanaan berupa permainan edukatif, motivasi, penyerahan bantuan, dan doa bersama. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa interaksi sosial yang dibangun selama kegiatan mampu memperkuat nilai-nilai empati, solidaritas, dan kasih di antara peserta maupun anak-anak panti. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus menumbuhkan semangat berbagi dan pelayanan sosial yang berkelanjutan.