Suprapto, Hermanus
Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFIKASI KOMBINASI HERBISIDA PENOXSULAM DAN BUTACHLOR TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TANAM PINDAH Damayanti, Tri Wahyuni; Sembodo, Dad Resiworo J.; Hamim, H.; Suprapto, Hermanus
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.638 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i1.1841

Abstract

Padi merupakan komoditas pangan utama di Indonesia. Penurunan produksi pangan khususnya padi akibat gulma berkisar antara 60 hingga 87%. Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi herbisida penoxsulam+butachlor terhadap gulma, pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah. Penelitian ini dilaksanakan di Trimurjo, Lampung Tengah dan di Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri atas dosis kombinasi herbisida penoxsulam+butachlor (7,5+300), (10,0+400), (12,5+500), (15,0+600) g/ha, penyiangan manual dan kontrol. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett dan additifitas data dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data akan dianalisis dengan sidik ragam. Apabila perlakuan menunjukkan perbedaan nyata maka dilakukan uji beda nilai tengah antar perlakuan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf kepercayaan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi herbisida penoxsulam+butachlor pada dosis 7,5+300 sampai dengan 15,0+600 g/ha mampu mengendalikan pertumbuhan gulma total, gulma dominan Ludwigia hyssopifolia, Monochoria vaginalis, Fimbristylis miliacea, Cyperus iria sampai dengan 6 minggu setelah aplikasi (MSA), serta gulmaLeptochloa chinensissampai 3 MSA.Kombinasi herbisida penoxsulam+butachlor pada dosis7,5+300 sampai dengan 15,0+600g/ha tidak meracuni tanaman padi (Oryza sativa L.). Kombinasi herbisida penoxsulam+butachlor pada dosis 7,5+300 sampai dengan 15,0+600 g/ha tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah, tetapi keberadaan gulma menurunkan hasil Gabah Kering Giling (GKG) sehingga perlu dilakukan pengendalian.
RESPONS PERTUMBUHAN GULMA TERHADAP KEPEKATAN CAIRAN FERMENTASI PULP KAKAO SEBAGAI BIOHERBISIDA PASCATUMBUH Sujarman, Sujarman; Suprapto, Hermanus; Sembodo, Dad R.J.
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.109 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2041

Abstract

Cairan fermentasi pulp kakao mengandung asam organik dan polifenol yang mungkin dapat digunakan sebagai bioherbisida untuk mengendalikan gulma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respons empat jenis gulma terhadap aplikasi kepekatan cairan fermentasi pulp kakao sebagai bioherbisida pascatumbuh. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2012 di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Berjalur (Strip Plot Design), ulangan 3 kali, dan perlakuan disusun secara faktorial (11 x 4) dengan ukuran petak 1 m x 2 m. Faktor pertama adalah kepekatan cairan fermentasi pulp kakao (K) yaitu 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100% dan faktor kedua adalah jenis gulma (G) yaitu (a) Richardia brasilliensis, (b) Axonopus compressus, (c) Setaria plicata, dan (d) Cyperus kyllingia. Data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cairan fermentasi pulp kakao kepekatan 10-20% tidak meracuni semua jenis gulma, tetapi pada kepekatan 30% meracuni tiga jenis gulma dan tidak terhadap C. kyllingia. A. compressus menunjukkan respon keracunan tertinggi dibandingkan dengan gulma lain. Cairan fermentasi pulp kakao dengan kepekatan 100% mampu menekan bobot kering gulma total. Bobot kering jenis gulma berbeda, C. kyllingia menujukkan bobot kering terendah dibandingkan dengan R. brasilliensis, A. compressus, dan S. plicata.