MBS akan memberikan guru dan tenaga kependidikan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi kurikulum, pemanfaatan sumber belajar, dan partisipasi masyarakat dan stakeholder, (1) meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya dan tugas staf, dan (2) meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah, dan (3) meningkatkan kualitas partisipasi stakeholder untuk mengumpulkan data dengan menggunakan metode studi buku. Kami menemukan dari diskusi bahwa penerapan MBS memerlukan Tingkat kewajiban dan pertanggung jawaban yang tinggi kepada masyarakat. Akibatnya, kepala sekolah harus demokratis dan transparan terhadap masyarakat dan pemerintah. Dengan bantuan manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah, guru, dan staf administrasi memperoleh pengalaman yang diperlukan untuk mengelola sekolah. MBS adalah metode yang digunakan oleh manajemen sekolah untuk memiliki wewenang atau otonomi sepenuhnya dalam hal pelanyanan yang diberikan kepada siswa, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, sambil tetap mengikuti peraturan perundang-undangan. Tujuan MBS adalah untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan pemerataan pendidikan dengan mengontrol sumber daya dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Beberapa factor yang menghambat MBS termasuk kurangnya pengalaman dan keterampilan manajerial kepala sekolah dan staf yang menghambat pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya, kurangnya keterlibatan orang tua dan masyarakat, koordinasi yang buruk antara sekolah dan otoritas pusat, dan anggaran. Namun, MBS juga memiliki aspek positif, seperti dukungan masyarakat yang kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan dukungan dari dunia internasional.