Pendahuluan: Proses mengenali uang kertas bagi individu dengan penglihatan normal berbeda dengan penyandang tunanetra. Orang dengan penglihatan normal dapat membedakan nominal uang antara pecahan melalui pengamatan visual, perabaan maupun dengan cara menerawang. Sebaliknya penyandang tuna netra memiliki keterbatasan visual yang menyulitkan mereka dalam mengindetifikasi perbedaan nilai antar pecahan uang kertas. Para tunanetra selama ini menggunakan cara konvensional seperti melipat pada bagian uang untuk melihat beda nominal uang tersebut dan dengan cara meraba nominal uang ataupun mengenali nominal uang dengan meraba tekstur pada setiap nominal uang. Metode: Kegiatan ini menggunakan metode metode edukasi partisipatif dan demonstrasi langsung. Peserta yang mengikuti kesediaan ini adalah 3-5 orang yang dipilih secara purposive yaitu berdasarkan kesediaan dan kemampuan mereka untuk mengikuti simulasi Hasil: Kegiatan pengenalan alat pendeteksi uang otomatis bagi penyandang tuna netra di Pematang Siantar terbukti berhasil, ditunjukkan dengan observasi serta analisis dari pre-test dan post-test, tampak adanya peningkatan rasa percaya diri dari 35 menjadi 95. Jika sebelumnya peserta mengalami kesulitan dalam membedakan nilai uang secara manual dari 30 , setelah pelatihan mereka mampu mengoperasikan alat pendeteksi tersebut dengan lebih cepat, tepat, dan efisien meningkat menjadi 90. Kesimpulan: Pelaksanaan kegiatan pengenalan alat pendeteksi uang otomatis terbukti memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kemampuan penyandang tunanetra dalam mengidentifikasi nominal uang. Efektivitas kegiatan ini tercermin dari peningkatan skor pengetahuan yang diperoleh melalui pengukuran pre-test dan post-test, yang menunjukkan perbedaan yang secara statistik signifikan antara kondisi sebelum dan sesudah intervensi diberikan.