Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGELOLAAN PERSIAPAN AKREDITASI SEKOLAH DI MADRASAH ALIYAH Basthomi, Yazid Al; Sunandar, Asep; Timan, Agus
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol 16, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jvip.v16i2.73277

Abstract

This study aims to gather information regarding the preparation of school administrative staff in the management of preparatory accreditation conducted at one of the Madrasah Aliyah. Based on this focus, researchers used a qualitative approach by Miles Huberman which started with data collection, data reduction, data presentation, and verification or drawing conclusions. The types of data sources in this study are divided into two, namely primary data and secondary data. For primary data sources, namely direct research objects in the form of interview notes, results of field observations, and information, all of which were obtained directly when conducting research. Whereas secondary data sources come from existing data, collected by agency investigators, previous researchers and previous organizations. Sources of data in this study are derived from observations, interviews, and documentation studies. The results of interviews with informants showed that there was still excessive workload on TAS, the madrasah's fragility was very complete, and the madrasah principal played an active role in preparing for school accreditation. The preparation for accreditation of the Madrasah Aliyah school has been quite good when viewed from the age of the madrasa which is still running for 2 years.Keywords: Management, Preparation, School Accreditation                                                        AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai persiapan tenaga administrasi sekolah dalam pengelolaan persiapan akreditasi yang dilakukan di salah satu Madrasah Aliyah. Berdasarkan fokus tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif oleh Miles Huberman yang diawali dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta verifikasi atau penarikan kesimpulan. Jenis sumber data penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer serta data sekunder. Untuk sumber data primer yaitu objek penelitian langsung berupa catatan hasil wawancara, hasil observasi lapangan, dan informasi yang semuanya diperoleh secara langsung saat melakukan penelitian. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari data yang sudah ada, dikumpulkan oleh penyidik instansi, peneliti terdahulu serta organisasi sebelumnya. Sumber data pada penelitian ini yaitu berasal dari hasilpengamatan, wawancara, serta studi dokumentasi. Hasil wawancara dengan informan diperoleh hasil bahwa masih terdapat pembebanan kerja yang berlebihan terhadap TAS, fasilitas madrasah sudah sangat lengkap, dan kepala madrasah berperan aktif dalam persiapan akreditasi sekolah. Persiapan akreditasi sekolah di Madrasah Aliyah memiliki persiapan yang cukup baik jika dilihat dari umur madrasah yang masih berjalan 2 tahun. Kata Kunci: Manajemen, Persiapan, Akreditasi Sekolah
Efektivitas Konten Media Sosial Terhadap Pembelajaran Siswa Dalam Memori Jangka Pendek Dan Kinerja Akademik Azhari, Reza; Basthomi, Yazid Al
Prosiding Seminar Nasional PPG Universitas Mulawarman Vol. 5 (2024): Transformasi Pendidikan Profesi Guru Dalam Harmoni Dengan Konsorsium Pendidikan Daera
Publisher : Program Studi Pendidikan Profesi Guru, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan media sosial yang semakin meluas sebagai merupakan dampak dari perkembangan teknologi, hal tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap peserta didik. Dengan jumlah pengguna sosial media oleh peserta didik khususnya tingkat SMA/sederajat sebesar 91%, hal ini perlu adanya pertimbangan tentang isi konten dan pengaruhnya terhadap daya ingat anak. Sehingga peneliti melakukan eksperimen pada SMK Harapan terakhir dengan diambil peserta eksperimen sebanyak 30 peserta didik kelas XI . Kemudian peserta eksperimen dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelas kontrol dengan menerapkan metode pengajaran biasa dan kelas eksperimen dengan menggunakan media konten yang tersedia pada sosial media. Penelitian akan memberikan waktu yang sama dengan menerapkan jeda waktu untuk mengetahui daya ingat jangka pendek siswa dalam penilaian kompetensi literasi dan numerasi peserta didik. Berdasarkan hasil eksperimen ditemukan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen sama – sama mengalami peningkatan nilai, akan tetapi peningkatan nilai kelas eksperimen lebih dominan atau lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol. Terdapat peningkatan rerata nilai literasi untuk kelas kontrol sebesar 0,9 poin, sedangkan untuk kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 2 poin. Hasil rerata nilai numerasi untuk kelas kontrol meningkat sebesar 0,8 poin, sedangkan untuk kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 1,1 poin. Selain dari peningkatan nilai, berdasarkan hasil observasi terdapat variabel lain bahwa kelas eksperimen lebih mudah dan tidak tertekan dalam menerima penjelasan melalui konten media sosial berbanding dengan kelas kontrol yang lebih terlihat serius dan tertekan dalam mendengar penjelasan dari guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial efektif dalam peningkatan pemahaman siswa, sehingga isi konten dalam media sosial dapat lebih diperhatikan dan lebih banyak konten kreator yang membuat konten pembelajaran.
Instructional Leadership Role Through Kurt Lewin's Model to Enhance Culture of Change in Teacher Capabilities Basthomi, Yazid Al; Sunandar, Asep; Timan, Agus
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol. 8 No. 2 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v8i2.7464

Abstract

The purpose of this research is to describe (1) the essence of instructional leadership in change management in educational institutions and (2) the change process in an elementary school during the unfreezing, movement, and refreezing stages to enhance the teaching capabilities of a teacher at SD Negeri Wonokerto 04. The research method used is qualitative, using a phenomenological approach with a case study design at SD Negeri Wonokerto 04, Malang Regency. The data were collected using three techniques: in-depth interviews, participant observation, and documentary study. The analysis technique used is single-case analysis. To ensure data validity, the researcher performed triangulation, member checking, prolonged observation, and reference material adequacy activities. The results of this study indicate that instructional leadership plays a role as a controller in the change process. The micro-educational institution's change process in enhancing the teaching capabilities of teachers follows Kurt Lewin's change model, which consists of three phases: a) the unfreezing process using symposiums and "Kultin" (Routine Spiritual Sessions); b) the movement process using a workshop and the formation of an assistant team consisting of fresh graduate teachers; and c) the refreezing process carried out through collaborative workshops with SD Negeri Wonokerto 01 and the initiation of meta-learning.Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan tentang: (1) esensi instructional leadership dalam manajemen perubahan pada lembaga pendidikan; (2) proses perubahan sebuah SD saat proses unfreezing, movement dan refreezing dalam peningkatan kapabilitas mengajar seorang guru SDN Wonokerto 04. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif melalui pendekatan fenomenologi dengan rancangan studi kasus di Sekolah Dasar Negeri Wonokerto 04, Kabupaten Malang. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan 3 teknik, yaitu: wawancara mendalam, observasi peran serta, dan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis kasus tunggal. Untuk memperoleh keabsahaan data, peneliti melakukan kegiatan triangulasi, pengecekan anggota, ketekunan pengamatan, dan kecukupan bahan referensi. Hasil dalam penelitian ini adalah instructional leadership mengambil peran sebagai pengendali proses perubahan dan proses perubahan sebuah lembaga mikro pendidikan dalam peningkatan kapabilitas mengajar guru yang mengacu pada teori perubahan model Kurt Lewin yang terdiri dari tiga fase, yaitu a) proses unfreezing menggunakan simposium dan Kultin (Kultum Rutin); b) proses movement menggunakan sebuah workshop dan pembentukan tim pembantu dari guru fresh graduate; dan c) proses refreezing dilaksanakan dengan workshop kolaborasi bersama SD Negeri Wonokerto 01 dan inisiasi meta learning
Instructional Leadership Role Through Kurt Lewin's Model to Enhance Culture of Change in Teacher Capabilities Basthomi, Yazid Al; Sunandar, Asep; Timan, Agus
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol. 8 No. 2 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v8i2.7464

Abstract

The purpose of this research is to describe (1) the essence of instructional leadership in change management in educational institutions and (2) the change process in an elementary school during the unfreezing, movement, and refreezing stages to enhance the teaching capabilities of a teacher at SD Negeri Wonokerto 04. The research method used is qualitative, using a phenomenological approach with a case study design at SD Negeri Wonokerto 04, Malang Regency. The data were collected using three techniques: in-depth interviews, participant observation, and documentary study. The analysis technique used is single-case analysis. To ensure data validity, the researcher performed triangulation, member checking, prolonged observation, and reference material adequacy activities. The results of this study indicate that instructional leadership plays a role as a controller in the change process. The micro-educational institution's change process in enhancing the teaching capabilities of teachers follows Kurt Lewin's change model, which consists of three phases: a) the unfreezing process using symposiums and "Kultin" (Routine Spiritual Sessions); b) the movement process using a workshop and the formation of an assistant team consisting of fresh graduate teachers; and c) the refreezing process carried out through collaborative workshops with SD Negeri Wonokerto 01 and the initiation of meta-learning.Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan tentang: (1) esensi instructional leadership dalam manajemen perubahan pada lembaga pendidikan; (2) proses perubahan sebuah SD saat proses unfreezing, movement dan refreezing dalam peningkatan kapabilitas mengajar seorang guru SDN Wonokerto 04. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif melalui pendekatan fenomenologi dengan rancangan studi kasus di Sekolah Dasar Negeri Wonokerto 04, Kabupaten Malang. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan 3 teknik, yaitu: wawancara mendalam, observasi peran serta, dan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis kasus tunggal. Untuk memperoleh keabsahaan data, peneliti melakukan kegiatan triangulasi, pengecekan anggota, ketekunan pengamatan, dan kecukupan bahan referensi. Hasil dalam penelitian ini adalah instructional leadership mengambil peran sebagai pengendali proses perubahan dan proses perubahan sebuah lembaga mikro pendidikan dalam peningkatan kapabilitas mengajar guru yang mengacu pada teori perubahan model Kurt Lewin yang terdiri dari tiga fase, yaitu a) proses unfreezing menggunakan simposium dan Kultin (Kultum Rutin); b) proses movement menggunakan sebuah workshop dan pembentukan tim pembantu dari guru fresh graduate; dan c) proses refreezing dilaksanakan dengan workshop kolaborasi bersama SD Negeri Wonokerto 01 dan inisiasi meta learning