Background: ACL rupture is one of the most common injuries in football, this injury can result from a specific movement that weighs on the ACL more than 2200 Newtons so it breaks and requires surgery. Objective : The modalities used are patellar mobilization and exercise therapy to reduce pain and swelling and increase knee ROM in post-op cases of ACL reconstruction phase 1 in Persija Jakarta. Method : This study was conducted using a case study method using 1 sampel and therapy was carried out for 12x meetings in 4 weeks. The sampel met the research requirements and had performed ACL reconstruction surgery and was in phase 1, this study used NRS-11 measuring instruments for pain, midline for oedema and goniometer for knee ROM. Results : There are changes in decreased pain, decreased swelling and increased ROM. From the first day (T1) to the last day (T12) the swelling decreases from (T1)37 cm to (T2)35.5 cm. From the first day (T1) to the last day (T12) the knee ROM increased from (T1) 100o to (T12) 130o. There was a decrease in tenderness from the NRS-11 scale of 4 (T1) to 0 (T12), a decrease in motion pain from 2 (T1) to 0 (T12). Conclusion : The administration of patellar mobilization and exercise therapy in post-op cases of phase 1 ACL reconstruction was able to reduce pain and swelling and improve knee joint ROM by conducting 12 appointments. Latar belakang : Ruptur ACL adalah salah satu cedera yang paling sering terjadi pada sepak bola, cedera ini dapat terjadi akibat adanya gerakan spesifik yang membebani ACL lebih dari 2200 Newton sehingga putus dan harus dioperasi. Tujuan : Modalitas yang digunakan adalah patellar mobilization dan terapi latihan untuk mengurangi nyeri dan bengkak serta meningkatkan ROM lutut pada kasus post-op rekonstruksi ACL fase 1 di Persija Jakarta. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus yang menggunakan 1 sampel dan dilakukan terapi selama 12x pertemuan dalam 4 minggu. Sampel memenuhi syarat penelitian dan yaitu telah melakukan tindakan operasi rekonstruksi ACL dan berada pada fase 1, penelitian ini menggunakan alat ukur NRS-11 untuk nyeri, midline untuk oedema dan goniometer untuk ROM lutut. Hasil : Terdapat perubahan terhadap penurunan nyeri, penurunan bengkak dan peningkatan ROM. Sejak hari pertama (T1) hingga hari terakhir (T12) bengkak berkurang dari (T1)37 cm menjadi (T2)35.5 cm. Sejak hari pertama (T1) hingga hari terakhir (T12) ROM lutut mengalami peningkatan dari (T1) 100o menjadi (T12) 130o. Terdapat penurunan nyeri tekan dari skala NRS-11 4 (T1) menjadi 0 (T12), penurunan nyeri gerak dari 2 (T1) menjadi 0 (T12). Kesimpulan : Pemberian patellar mobilization dan terapi latihan pada kasus post-op rekonstruksi ACL fase 1 mampu mengurangi nyeri dan bengkak serta meningkatkan ROM sendi lutut dengan melakukan 12 pertemuan.