Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Aerobic Exercise Terhadap Peningkatan Endurance Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Pemeriksaan 6MWT : Studi Kasus Fuadi, Dela Fariha; Saputra, Andrew Wijaya; Dzatikhulwani, Nabilla Nur Awaliah
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Coronary heart disease (CHD) is a condition in which the heart's blood vessels (coronary arteries) are blocked by fat deposits. Based on data from Riskesdas (2018) it is revealed that cases of heart and blood vessel disease in Indonesia are increasing every year, increasing the mortality rate. This is due to the presence of risk factors that support the emergence of coronary heart disease. Objective: The aim of this paper is to evaluate the evaluation of aerobic exercise to increase endurance in patients with coronary heart disease by examining 6MWT. Method: This research is in the form of a case study with direct data collection methods. The population in this study were female CHD patients who were treated at a hospital with the age of 65 years. Data collection and intervention were carried out on 30 December 2021-06 May 2022. Results: This report was taken from the case of a patient with the initials Mrs. S with a diagnosis of Coronary Heart Disease aged 65 years with the main complaint of fatigue when walking, shortness of breath. After being given physiotherapy interventions in the form of breathing exercises, strengthening exercises and endurance exercises can reduce the degree of shortness of breath from 3 to 1 and can increase endurance from the METs scale of 1.6 to 3.35. Conclusion: Endurance exercise, strengthening exercises and breathing exercises can reduce the degree of shortness of breath and increase endurance in patients with Coronary Heart Disease.
Prototype of Health Education to Improve the Quality of Life of Students with Scoliosis Saputra, Andrew Wijaya; Fuadi, Dela Fariha; Syafitri, Putri Karina; Hayuningrum, Cicilia Febriani; Nesi; Rantika, Wa Ode; Faradilla, Adella; Fatimah, Danisa Nurul; Ramadan, Suryo
Physical Therapy Journal of Indonesia Vol. 4 No. 2 (2023): July-December 2023
Publisher : Universitas Udayana dan Diaspora Taipei Medical University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/ptji.v4i2.162

Abstract

Background: Adolescent idiopathic scoliosis (AIS) is a malalignment vertebra that occurs in adolescence and develops at 11 – 18 years old. This condition could worsen due to poor posture habits and heavy load on one side during daily activities. This study aims to examine whether the prototype health education impacted the quality of life of students with scoliosis. Methods: This research used quasi-experimental with pre-test and post-test design. This study's population was all Public Junior High School students in 289 Jakarta. Moreover, a purposive sampling technique was used. Fifteen students participated and completed all the interventions. The participant conducted a posture assessment using a postural grid, and then the degree of the spine curve was measured using a scoliometer, and the pain was measured by the Visual Analog Scale (VAS). For evaluation, it will focus on knowledge about scoliosis, posture, pain level, and quality of life. Results: The Wilcoxon test shows significant differences between before and after the intervention on the knowledge (p<0.001; z = -3.535), degree of scoliosis (p<0.5; z = -2.264), pain level (p<0.5; z = -2.232 ), and quality of life scores (p<0.01; z = -2.848). A pre-test and post-test correlation test was carried out using the Spearman test. There was a correlation between pain and the student's quality of life (r=0.551). Conclusion: The prototype in this study could improve knowledge significantly but did not significantly improve students' quality of life. However, it showed that reducing pain could improve the quality of life for students with scoliosis.
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Sepertiga Distal Femur Di Rumah Sakit Hermina Bekasi Nesi, Nesi; Mumtaaza, Najma; Saputra, Andrew Wijaya; Yulsefni, Yulsefni; Almarici, Tiara Jesica
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 3 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i3.912

Abstract

Latar Belakang: Fraktur femur merupakan salah satu penyebab terjadinya cacat secara fisik. Penatalaksanaan pasien pada kasus fraktur femur adalah dengan kondisi post pemasangan ORIF. Tujuan: Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Post ORIF fraktur sepertiga distal femur dengan intervensi TENS, Ultrasound, dan exercise dalam mengatasi nyeri, edema, tightness, spasme, kekuatan otot, penurunan ROM, penurunan keseimbangan dan berjalan. Hasil: Setelah dilakukan terapi selama 5 kali didapatkan penurunan nyeri tekan pada T1=6 dan T5=5, nyeri gerak T1=6 dan T5=5, adanya selisih edema 20cm diatas tuberositas tibia T1:3cm dan T5:3cm, tuberositas tibia T1:5cm dan T5:3cm, dibawah tuberositas tibia 10cm T1: 4cm dan T5: 4cm, ROM pada fleksi knee T1: 110° dan T5: 120°, ekstensi knee T1: 3° dan T5: 1°, kekuatan otot fleksor knee T1: 4 dan T5: 5, ekstensor knee T1: 4 dan T5: 5, four stage balance pada side by side T1: 10 detik dan T5: 11 detik,semi tandem T1: 6 detik dan T5: 7 detik, tandem full T1: 6 detik dan T5: 6 detik. Kesimpulan: Pemberian TENS, Ultrasound dan exercise dapat mengurangi nyeri, mengurangi bengkak, mengurangi spasme, mengurangi tightness, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan ROM, keseimbangan dan kemampuan berjalan pada post ORIF fraktur sepertiga distal femur sinistra.
Penatalaksanaan Fisioterapi Kasus Tenosynovitis Bicipitalis Dengan Ultrasound, Eccentric Dan Isometric Exercise Di Rumah Sakit Hermina Bekasi Nesi, Nesi; Sasono, Rafi Aditya; Saputra, Andrew Wijaya; Yustika, Rina; Annisa, Alya Nur
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 3 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i3.924

Abstract

Latar belakang: Tenosynovitis merupakan peradangan yang terjadi pada selubung tendon dimana tempat penghubung antara otot dengan tulang. Tenosynovitis Bicipitalis ditandai dengan nyeri pada depan bahu dan lengan atas yang disebabkan oleh peradangan pada selubung tendon biseps atau regangan tendon bisep. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengatahui Ultrasound, Eccentric Exercise, dan Isometric exercise untuk mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Tenosynovitis Bicipitalis. Metode: Study kasus pada Tenosynovitis Bicipitalis yang diukur dengan pemberikan intervensi fisioterapi sebanyak 5 kali sesi. Evaluasi yang dilakukan mengukur tingkat nyeri dengan NRS, nilai kekuatan otot dengan MMT, dan fungsional menggunakan DASH. Hasil: Setelah dilakukan terapi selama 5 kali sesi fisioterapi didapat hasil adanya penurunan nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak, terdapat peningkatan kekuatan otot serta peningkatan kemampuan fungsional. Kesimpulan: Terapi Ultrasound, Eccentric Exercise, dan Isometric exercise dapat mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Tenosynovitis Bicipitalis.
Penatalaksanaan fisioterapi pada post-op rekonstruksi ACL dextra dengan patellar mobilization dan terapi latihan di Persija Jakarta Fuadi, Dela Fariha; Anggriany, Hafifah Yellow; Saputra, Andrew Wijaya; Lubis, Muhamad Yanizar
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 5 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i5.1025

Abstract

Background: ACL rupture is one of the most common injuries in football, this injury can result from a specific movement that weighs on the ACL more than 2200 Newtons so it breaks and requires surgery. Objective : The modalities used are patellar mobilization and exercise therapy to reduce pain and swelling and increase knee ROM in post-op cases of ACL reconstruction phase 1 in Persija Jakarta. Method : This study was conducted using a case study method using 1 sampel and therapy was carried out for 12x meetings in 4 weeks. The sampel met the research requirements and had performed ACL reconstruction surgery and was in phase 1, this study used NRS-11 measuring instruments for pain, midline for oedema and goniometer for knee ROM. Results : There are changes in decreased pain, decreased swelling and increased ROM. From the first day (T1) to the last day (T12) the swelling decreases from (T1)37 cm to (T2)35.5 cm. From the first day (T1) to the last day (T12) the knee ROM increased from (T1) 100o to (T12) 130o. There was a decrease in tenderness from the NRS-11 scale of 4 (T1) to 0 (T12), a decrease in motion pain from 2 (T1) to 0 (T12). Conclusion : The administration of patellar mobilization and exercise therapy in post-op cases of phase 1 ACL reconstruction was able to reduce pain and swelling and improve knee joint ROM by conducting 12 appointments. Latar belakang : Ruptur ACL adalah salah satu cedera yang paling sering terjadi pada sepak bola, cedera ini dapat terjadi akibat adanya gerakan spesifik yang membebani ACL lebih dari 2200 Newton sehingga putus dan harus dioperasi. Tujuan : Modalitas yang digunakan adalah patellar mobilization dan terapi latihan untuk mengurangi nyeri dan bengkak serta meningkatkan ROM lutut pada kasus post-op rekonstruksi ACL fase 1 di Persija Jakarta. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus yang menggunakan 1 sampel dan dilakukan terapi selama 12x pertemuan dalam 4 minggu. Sampel memenuhi syarat penelitian dan yaitu telah melakukan tindakan operasi rekonstruksi ACL dan berada pada fase 1, penelitian ini menggunakan alat ukur NRS-11 untuk nyeri, midline untuk oedema dan goniometer untuk ROM lutut. Hasil : Terdapat perubahan terhadap penurunan nyeri, penurunan bengkak dan peningkatan ROM. Sejak hari pertama (T1) hingga hari terakhir (T12) bengkak berkurang dari (T1)37 cm menjadi (T2)35.5 cm. Sejak hari pertama (T1) hingga hari terakhir (T12) ROM lutut mengalami peningkatan dari (T1) 100o menjadi (T12) 130o. Terdapat penurunan nyeri tekan dari skala NRS-11 4 (T1) menjadi 0 (T12), penurunan nyeri gerak dari 2 (T1) menjadi 0 (T12). Kesimpulan :  Pemberian patellar mobilization dan terapi latihan pada kasus post-op rekonstruksi ACL fase 1 mampu mengurangi nyeri dan bengkak serta meningkatkan ROM sendi lutut dengan melakukan 12 pertemuan.
SYSTEMATIC REVIEW: PENANGANAN FISIOTERAPI TERHADAP CEDERA MENISCUS DENGAN PEMBERIAN TERAPI LATIHAN Adhina Nurachma; Lubis, Muhammad Yanizar; Saputra, Andrew Wijaya
Media Physiotherapy Journal of Science Vol. 1 No. 1 (2024): Media Physiotherapy Journal of Science
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/h75dvn45

Abstract

Latar belakang: Cedera olahraga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh aktivitas olahraga. Salah satu cedera olahraga yang sering terjadi pada pemain sepak bola adalah cedera meniscus. Meniscus tear adalah robekan pada bantalan atau jaringan tulang rawan sendi lutut yang disebabkan oleh trauma atau penyebab degeneratif. Tujuan: Jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan tentang fisioterapi pada cedera meniscus. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah systematic review. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari, mendokumentasi serta meninjau semua artikel yang sesuai atau berhubungan dengan topik yang menjadi objek penelitian. Artikel yang didapatkan dari dua database yaitu Google Scholar, PubMed. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi latihan pada pasien cedera meniscus mendapatkan hasil adanya penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak, peningkatan kekuatan otot, dan peningkatan kemampuan fungsional. Kesimpulan: Pada cedera meniscus, permasalahan yang terjadi adalah adanya nyeri, edema, keterbatasan lingkup gerak sendi, kelemahan otot serta penurunan kemampuan aktivitas fungsional seperti berjalan, naik turun tangga, melompat maupun berlari. Intervensi fisioterapi yang dapat diberikan untuk mengurangi keluhan tersebut yaitu pemberian modalitas fisioterapi seperti TENS atau US dan terapi latihan berupa strengthening exercise.
SYSTEMATIC REVIEW: PENANGANAN FISIOTERAPI TERHADAP CEDERA MENISCUS DENGAN PEMBERIAN TERAPI LATIHAN Adhina Nurachma; Lubis, Muhammad Yanizar; Saputra, Andrew Wijaya
Media Physiotherapy Journal of Science Vol. 1 No. 1 (2024): Media Physiotherapy Journal of Science
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/h75dvn45

Abstract

Latar belakang: Cedera olahraga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh aktivitas olahraga. Salah satu cedera olahraga yang sering terjadi pada pemain sepak bola adalah cedera meniscus. Meniscus tear adalah robekan pada bantalan atau jaringan tulang rawan sendi lutut yang disebabkan oleh trauma atau penyebab degeneratif. Tujuan: Jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan tentang fisioterapi pada cedera meniscus. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah systematic review. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari, mendokumentasi serta meninjau semua artikel yang sesuai atau berhubungan dengan topik yang menjadi objek penelitian. Artikel yang didapatkan dari dua database yaitu Google Scholar, PubMed. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi latihan pada pasien cedera meniscus mendapatkan hasil adanya penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak, peningkatan kekuatan otot, dan peningkatan kemampuan fungsional. Kesimpulan: Pada cedera meniscus, permasalahan yang terjadi adalah adanya nyeri, edema, keterbatasan lingkup gerak sendi, kelemahan otot serta penurunan kemampuan aktivitas fungsional seperti berjalan, naik turun tangga, melompat maupun berlari. Intervensi fisioterapi yang dapat diberikan untuk mengurangi keluhan tersebut yaitu pemberian modalitas fisioterapi seperti TENS atau US dan terapi latihan berupa strengthening exercise.
Penatalaksanaan fisioterapi pada post operasi rekonstruksi ACL dengan TENS dan terapi latihan Fikri, Nuraini; Yvonne, Byanca Sylvia; Saputra, Andrew Wijaya; Nesi; Hayuningrum, Cicilia F.; Nuryanto, M. Ruslan
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i1.1364

Abstract

Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah salah satu ligamen yang paling sering mengalami cedera pada area lutut, baik secara langsung maupun tidak langsung dan sering kali tidak hanya satu ligament yang rusak akibat cedera tunggal. Cedera ACL dibagi menjadi 2 yaitu cedera kontak dan non-kontak, pada penelitian ini penulis ingin membahas mekanisme cedera ACL secara non-kontak yang berdasarkan kondisi dan kejadian pasien yang berada di RS Hermina Depok. Kejadian mekanisme cedera ACL yang paling banyak adalah non-kontak. Mekanisme kejadian cedera ACL non-kontak yang paling sering terjadi karena adanya mekanisme rotasional ketika tibia mengalami eksorotasi pada saat kaki menapak dan adanya hiperekstensi paksa pada lutut. Bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas TENS dan Terapi Latihan pada kasus post operasi rekonstruksi ACL sinistra dalam mengurangi nyeri gerak, menambah lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot. Setelah dilakukan terapi selama 5 kali pertemuan didapatkan hasil adanya pengurangan nyeri gerak T1 (5) menjadi T5 (2), peningkatan LGS T1 (68◦) menjadi T5 (110◦) dan peningkatan kekuatan otot T1 (3) menjadi T5 (4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan Fisioterapi dengan modalitas TENS dan Terapi Latihan dapat mengurangi nyeri gerak, meningkatkan LGS dan peningkatan kekuatan otot pada pasien post operasi rekonstruksi ACL.
PENCEGAHAN CEDERA ANKLE PADA KOMUNITAS FUTSAL SMP NEGERI 289 JAKARTA Hayuningrum, Cicilia Febriani; Nesi, Nesi; Syafitri, Putri Karina; Saputra, Andrew Wijaya; Fuadi, Dela Fariha; Rantika, Wa Ode
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.32558

Abstract

Permainan futsal menjadi semakin popular di kalangan remaja di Indonesia. Dalam permainan futsal, sendi ankle merupakan salah satu sendi yang memiliki risiko paling tinggi mengalami cedera. Hal ini membuat pemahaman mengenai cedera, tindakan pencegahan serta penanganan yang tepat merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh siswa yang tergabung dalam komunitas futsal. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan kepada 32 orang siswa komunitas futsal di SMP Negeri 289 Jakarta pada 23 Oktober 2023, dengan tujuan meningkatkan pemahaman mereka mengenai cedera, tindakan pencegahan serta penanganannya. Setalah mengikuti kegiatan, pemahaman 65.625% siswa terkait cedera ankle mengalami peningkatan. Selain itu diketahui juga bahwa, 56.25% siswa mengalami kelainan arkus dan 90% siswa mengalami joint laxity. Tim dosen dan mahasiswa Program Studi D3 Fisioterapi selanjutnya memberikan tindakan stretching, strengthening dan latihan keseimbangan sebagai penanganan. Siswa komunitas futsal SMP Negeri 289 mendapatkan dampak positif dari kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, hal ini terlihat dari antusiasme siswa selama mengikuti kegiatan.
Pelatihan Self-Stretching dan Self-strengthening dalam Mengurangi Keluhan Neck Pain pada Pekerja Kantoran di Institut Kesehatan Hermina Fuadi, Dela; Syafitri, Putri Karina; Nesi, Nesi; Hayuningrum, Cicilia Febriyani; Saputra, Andrew Wijaya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi Indonesia Vol 2 No 2 (2024): JPMII - April 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jpmii.333

Abstract

Nyeri leher merupakan salah satu keluhan musculoskeletal yang sering ditemukan pada pekerja kantoran. Hal ini disebabkan karena pergerakan lengan atas dan leher yang berulang-ulang, beban statis pada otot leher dan bahu, serta posisi leher yang statis saat bekerja. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada pekerja kantoran untuk melakukan stretching dan strengthening secara mandiri untuk mengurangi keluhan nyeri leher. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah pekerja kantoran di Institut Kesehatan Hermina yang memiliki keluhan nyeri leher dalam 7 hari terakhir. Peserta PkM terdiri dari 18 orang pekerja kantoran di Institut Kesehatan Hermina, setelah dilakukan beberapa pemeriksaan didapatkan seluruh peserta memiliki keluhan nyeri leher dan tingkat pengetahuan terkait nyeri leher ini masih kurang. Peserta diberikan pelatihan self-stretching dan Self-strengthening. Hasil dari pelatihan ini adalah seluruh peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan penurunan tingkat nyeri. Namun, nyeri tidak sepenuhnya hilang, hal ini disebabkan penyebab keluhan nyeri leher belum ditangani.