Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aerobic Exercise Terhadap Peningkatan Endurance Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Pemeriksaan 6MWT : Studi Kasus Fuadi, Dela Fariha; Saputra, Andrew Wijaya; Dzatikhulwani, Nabilla Nur Awaliah
Jurnal Fisioterapi Terapan Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Coronary heart disease (CHD) is a condition in which the heart's blood vessels (coronary arteries) are blocked by fat deposits. Based on data from Riskesdas (2018) it is revealed that cases of heart and blood vessel disease in Indonesia are increasing every year, increasing the mortality rate. This is due to the presence of risk factors that support the emergence of coronary heart disease. Objective: The aim of this paper is to evaluate the evaluation of aerobic exercise to increase endurance in patients with coronary heart disease by examining 6MWT. Method: This research is in the form of a case study with direct data collection methods. The population in this study were female CHD patients who were treated at a hospital with the age of 65 years. Data collection and intervention were carried out on 30 December 2021-06 May 2022. Results: This report was taken from the case of a patient with the initials Mrs. S with a diagnosis of Coronary Heart Disease aged 65 years with the main complaint of fatigue when walking, shortness of breath. After being given physiotherapy interventions in the form of breathing exercises, strengthening exercises and endurance exercises can reduce the degree of shortness of breath from 3 to 1 and can increase endurance from the METs scale of 1.6 to 3.35. Conclusion: Endurance exercise, strengthening exercises and breathing exercises can reduce the degree of shortness of breath and increase endurance in patients with Coronary Heart Disease.
Prototype of Health Education to Improve the Quality of Life of Students with Scoliosis Saputra, Andrew Wijaya; Fuadi, Dela Fariha; Syafitri, Putri Karina; Hayuningrum, Cicilia Febriani; Nesi; Rantika, Wa Ode; Faradilla, Adella; Fatimah, Danisa Nurul; Ramadan, Suryo
Physical Therapy Journal of Indonesia Vol. 4 No. 2 (2023): July-December 2023
Publisher : Universitas Udayana dan Diaspora Taipei Medical University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/ptji.v4i2.162

Abstract

Background: Adolescent idiopathic scoliosis (AIS) is a malalignment vertebra that occurs in adolescence and develops at 11 – 18 years old. This condition could worsen due to poor posture habits and heavy load on one side during daily activities. This study aims to examine whether the prototype health education impacted the quality of life of students with scoliosis. Methods: This research used quasi-experimental with pre-test and post-test design. This study's population was all Public Junior High School students in 289 Jakarta. Moreover, a purposive sampling technique was used. Fifteen students participated and completed all the interventions. The participant conducted a posture assessment using a postural grid, and then the degree of the spine curve was measured using a scoliometer, and the pain was measured by the Visual Analog Scale (VAS). For evaluation, it will focus on knowledge about scoliosis, posture, pain level, and quality of life. Results: The Wilcoxon test shows significant differences between before and after the intervention on the knowledge (p<0.001; z = -3.535), degree of scoliosis (p<0.5; z = -2.264), pain level (p<0.5; z = -2.232 ), and quality of life scores (p<0.01; z = -2.848). A pre-test and post-test correlation test was carried out using the Spearman test. There was a correlation between pain and the student's quality of life (r=0.551). Conclusion: The prototype in this study could improve knowledge significantly but did not significantly improve students' quality of life. However, it showed that reducing pain could improve the quality of life for students with scoliosis.
Penatalaksanaan fisioterapi pada post-op rekonstruksi ACL dextra dengan patellar mobilization dan terapi latihan di Persija Jakarta Fuadi, Dela Fariha; Anggriany, Hafifah Yellow; Saputra, Andrew Wijaya; Lubis, Muhamad Yanizar
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 5 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i5.1025

Abstract

Background: ACL rupture is one of the most common injuries in football, this injury can result from a specific movement that weighs on the ACL more than 2200 Newtons so it breaks and requires surgery. Objective : The modalities used are patellar mobilization and exercise therapy to reduce pain and swelling and increase knee ROM in post-op cases of ACL reconstruction phase 1 in Persija Jakarta. Method : This study was conducted using a case study method using 1 sampel and therapy was carried out for 12x meetings in 4 weeks. The sampel met the research requirements and had performed ACL reconstruction surgery and was in phase 1, this study used NRS-11 measuring instruments for pain, midline for oedema and goniometer for knee ROM. Results : There are changes in decreased pain, decreased swelling and increased ROM. From the first day (T1) to the last day (T12) the swelling decreases from (T1)37 cm to (T2)35.5 cm. From the first day (T1) to the last day (T12) the knee ROM increased from (T1) 100o to (T12) 130o. There was a decrease in tenderness from the NRS-11 scale of 4 (T1) to 0 (T12), a decrease in motion pain from 2 (T1) to 0 (T12). Conclusion : The administration of patellar mobilization and exercise therapy in post-op cases of phase 1 ACL reconstruction was able to reduce pain and swelling and improve knee joint ROM by conducting 12 appointments. Latar belakang : Ruptur ACL adalah salah satu cedera yang paling sering terjadi pada sepak bola, cedera ini dapat terjadi akibat adanya gerakan spesifik yang membebani ACL lebih dari 2200 Newton sehingga putus dan harus dioperasi. Tujuan : Modalitas yang digunakan adalah patellar mobilization dan terapi latihan untuk mengurangi nyeri dan bengkak serta meningkatkan ROM lutut pada kasus post-op rekonstruksi ACL fase 1 di Persija Jakarta. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus yang menggunakan 1 sampel dan dilakukan terapi selama 12x pertemuan dalam 4 minggu. Sampel memenuhi syarat penelitian dan yaitu telah melakukan tindakan operasi rekonstruksi ACL dan berada pada fase 1, penelitian ini menggunakan alat ukur NRS-11 untuk nyeri, midline untuk oedema dan goniometer untuk ROM lutut. Hasil : Terdapat perubahan terhadap penurunan nyeri, penurunan bengkak dan peningkatan ROM. Sejak hari pertama (T1) hingga hari terakhir (T12) bengkak berkurang dari (T1)37 cm menjadi (T2)35.5 cm. Sejak hari pertama (T1) hingga hari terakhir (T12) ROM lutut mengalami peningkatan dari (T1) 100o menjadi (T12) 130o. Terdapat penurunan nyeri tekan dari skala NRS-11 4 (T1) menjadi 0 (T12), penurunan nyeri gerak dari 2 (T1) menjadi 0 (T12). Kesimpulan :  Pemberian patellar mobilization dan terapi latihan pada kasus post-op rekonstruksi ACL fase 1 mampu mengurangi nyeri dan bengkak serta meningkatkan ROM sendi lutut dengan melakukan 12 pertemuan.
Fisioterapi pada kasus Bell's Palsy Sinistra dengan modalitas infrared, Electrical Stimulation (ES) dan massage di RS Hermina Bogor Rantika, Wa Ode; Fatimah, Danisa Nurul; Fuadi, Dela Fariha; Ningrum, Rina Yusika Widya
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i1.1359

Abstract

Bell's palsy adalah kelumpuhan wajah yang memengaruhi neuron motorik bawah dengan penyebab yang tidak diketahui (idiopatik) yang umumnya muncul secara akut, unilateral, dan melibatkan satu saraf. Prevalensi Bell's palsy di Indonesia sekitar 19,55%, dan sebagian besar terjadi pada usia dewasa muda hingga dewasa tengah. Studi kasus ini menyoroti seorang wanita berusia 46 tahun dengan Bell's Palsy, yang memiliki riwayat kelemahan wajah selama 1,5 bulan tanpa pengobatan. Setelah gejalanya memburuk, pasien datang ke rumah sakit. Menurut pasien, ia kesulitan untuk mengerutkan dahi, menutup mata, dan tersenyum. Pasien juga didiagnosis dengan diabetes mellitus dan hipertensi. Secara keseluruhan, pemeriksaan menunjukkan penurunan kekuatan otot wajah, fungsi sensori, kemampuan fungsional, serta kejang otot. Pasien menyelesaikan 6 sesi terapi dua kali seminggu di unit fisioterapi RS Hermina Bogor. Pasien juga melakukan latihan cermin di rumah dua kali sehari. Kekuatan otot wajah menunjukkan perbaikan, terutama pada m. orbicularis oculi dan m. orbicularis oris. Pada akhir penelitian, pasien mengalami peningkatan kemampuan fungsional wajah dari tingkat buruk menjadi moderat. Pemulihan yang lebih baik setelah intervensi dengan Infrared, ES, dan Pijat dapat dilakukan dengan aman dan berhasil pada pasien dengan Bell's Palsy.
PENCEGAHAN CEDERA ANKLE PADA KOMUNITAS FUTSAL SMP NEGERI 289 JAKARTA Hayuningrum, Cicilia Febriani; Nesi, Nesi; Syafitri, Putri Karina; Saputra, Andrew Wijaya; Fuadi, Dela Fariha; Rantika, Wa Ode
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.32558

Abstract

Permainan futsal menjadi semakin popular di kalangan remaja di Indonesia. Dalam permainan futsal, sendi ankle merupakan salah satu sendi yang memiliki risiko paling tinggi mengalami cedera. Hal ini membuat pemahaman mengenai cedera, tindakan pencegahan serta penanganan yang tepat merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh siswa yang tergabung dalam komunitas futsal. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan kepada 32 orang siswa komunitas futsal di SMP Negeri 289 Jakarta pada 23 Oktober 2023, dengan tujuan meningkatkan pemahaman mereka mengenai cedera, tindakan pencegahan serta penanganannya. Setalah mengikuti kegiatan, pemahaman 65.625% siswa terkait cedera ankle mengalami peningkatan. Selain itu diketahui juga bahwa, 56.25% siswa mengalami kelainan arkus dan 90% siswa mengalami joint laxity. Tim dosen dan mahasiswa Program Studi D3 Fisioterapi selanjutnya memberikan tindakan stretching, strengthening dan latihan keseimbangan sebagai penanganan. Siswa komunitas futsal SMP Negeri 289 mendapatkan dampak positif dari kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, hal ini terlihat dari antusiasme siswa selama mengikuti kegiatan.