Marhaeni, Ketut Srie
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Intensitas Serangan dan Gejala Kerusakan Hama Plutella Xylostella L. pada Tanaman Kubis (Brassica Oleracea) Akibat Pemberian Berbagai Ekstrak Daun Tanaman sebagai Pestisida Nabati Marhaeni, Ketut Srie
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 12 No. 3 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jstundiksha.v12i3.69119

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan hasil produksi tanaman kubis adalah adanya gangguan hama dan penyakit. Terdapat dua jenis hama utama yang menyerang tanaman kubis di lapang yaitu Plutella xylostella L. dan Crocidolomia pavonana Fab. Hama ini merusak tanaman kubis pada saat stadia larva.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intensitas serangan dan gejala kerusakan hama Plutella xylostella akibat pemberian ekstrak daun pepaya (Centella asiatica (L.)), kenikir (Cosmos caudatus), pepaya (Carica papaya), dan mimba (Azadirachta indica). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima (5) perlakuan, yaitu kontrol (KO/tanpa pestisida nabati), ekstrak pepaya (PP), mimba (MB), kenikir (KN), dan ekstrak daun pegagan (PG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan tertinggi terdapat pada kontrol yaitu sebesar 35,09 ± 5,16%, berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, rata-rata intensitas serangan P.xylostella terendah terdapat pada perlakuan ekstrak daun pepaya (Carica papaya), Gejala serangan kubis akibat larva P.xylostella pada kontrol (tanpa perlakuan ekstrak daun) menunjukkan adanya lubang-lubang pada hampir seluruh permukaan daunnya, jika dibandingkan dengan tanaman kubis yang diberi perlakuan ekstrak daun yang lain.
Deteksi Molekuler Bakteri Liberobacter Asiaticum Penyebab Penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus Nobilis) Marhaeni, Ketut Srie; I Putu Parwata
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 13 No. 1 (2024): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jstundiksha.v13i1.79556

Abstract

Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman jeruk. Penyebab penyakit CVPD yang disebut juga citrus greening atau huang longbing adalah bakteri Liberobacter yang termasuk dalam subdivisi Protobacteria. Bakteri Liberobacter hidup pada floem tanaman jeruk dan menimbulkan gejala yang khas, namun bakteri tersebut tidak dapat dibiakkan pada media buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gejala secara morfologi terhadap tanaman jeruk yang menunjukkan gejala terserang penyakit CVPD dan tanaman jeruk yang tidak menunjukkan gejala. Peneltian ini tergolong ke dalam penelitian eksperimental laboratorium. Subjek penelitian adalah tanaman jeruk siam yang menunjukkan gejala serangan CVPD dan yang tidak menunjukkan gejala serangan yang diambil di dua lokasi yang berbeda. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel daun jeruk dari dua lokasi berbeda, yaitu dari tanaman jeruk yang nampak sehat dan yang menunjukkan gejala penyakit CVPD. Instrumen yang digunakan meliputi berbagai alat laboratorium seperti mesin PCR, alat elektroforesis, centrifuge, UV transilluminator, dan lainnya yang digunakan untuk analisis DNA. Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik isolasi DNA dan amplifikasi DNA menggunakan teknik PCR.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, deteksi menggunakan PCR menunjukkan keberadaan bakteri Liberobacter asiaticum pada daun jeruk Siam bergejala dan tidak bergejala CVPD, dengan pita DNA teramplifikasi pada 1160 bp. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa, daun jeruk Siam yang bergejala dan tidak bergejala CVPD sama-sama mengandung bakteri Liberobacter asiaticum, yang terdeteksi melalui PCR dengan pita DNA pada 1160 bp. Maka dari itu, memungkinkan tindakan pencegahan lebih awal dalam pengelolaan penyakit jeruk.