Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Faktor Risiko Kejadian Tb Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah di Wilayah Puskesmas Kederasan Panjang Kabupaten Merangin Kholisah, Lilis; Novita, Tiara Rizky
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2807

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis (TB) adalah penyakiat yang menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobakterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kasus TB di Puskesmas Kederasan Panjang pada tahun 2014 sebanyak 81 orang, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 104 orang, dan terjadi peningkatan pada tahun 2016 sebanyak 122 orang. Tujuan Penelitian: ini adalah untuk mengetahui faktor risiko (pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, kebiasaaan merokok, sikap dan lingkungan) dengan kejadian TB paru pada yang keluarga yang tinggal serumah. Metode: Jenis penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain case control. Populasi 122 orang menderita TB pada keluarga yang tinggal serumah. Sampel dalam penelitian ini terdiri kontol dan kasus, sampel kasus 68 orang dan kontrol 68 orang dengan teknik accidental sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil: analisis bivariat menggunakan uji chi square menunjukan faktor risiko kejadian Tuberkulosis adalah pengetahuan (OR=4,696), tindakan (OR=3,267), sikap (OR=3,833), riwayat merokok (OR= 6,651), ventilasi (OR=3,833), kelembaban (OR=3,587), suhu (OR=3,833), jenis lantai (OR=3,596), kepadatan hunian (OR=3,010). Kesimpulan: bahwa ada hubungan antara pengetahuan, tindakan, sikap, merokok, ventilasi, kelembaban, suhu, jenis lantai, kepadatan hunian dengan kejadian Tuberkulosis pada keluarga yang tinggal serumah di wilayah puskesmas kederasan panjang tahun 2017. Disarankan kepada petugas puskesmas tersebut agar meningkatkan pengetahuan masyarakat penderita TB maupun tidak TB melalui promosi kesehatan yaitu penyuluhan tentang TB, untuk meningkatkan pengetahun penderita sehingga dapat menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit TB.Kata Kunci : : Pengetahuan, Tindakan, Sikap, Lingkungan. TB paruBackground :Tuberculosis (TB) is a contagious penyakiat directly caused by germs TB (Tuberculosis Mycobakterium), most of the TB germs attack the lungs, but can also on other organs. TB cases in Puskesmas Kederasan Long in 2014 as many as 81 people, while in 2015 as many as 104 people, and an increase in 2016 as many as 122 people. Objective: of this study was to identify risk factors (employment, education, knowledge, smoking habits, attitudes and environment) with the incidence of pulmonary tuberculosis in the family who live at home. This type of research is an observational analytic study with case control design. The population of 122 people suffer from TB in families who live at home. Method: this study consist of dick and case, case sample 68 people and control 68 people with accidental sampling technique. The statistical test used is Chi-Square test. Results: bivariate analysis using chi square test shows the risk factors of tuberculosis is knowledge (OR = 4.696), action (OR = 3.267), attitude (OR = 3.833), history of smoking (OR = 6.651), ventilation (OR = 3.833), humidity (OR = 3.587), temperature (OR = 3.833), the type of floor (OR = 3.596), population density (OR = 3.010). concluded that there is a relationship between knowledge, actions, attitudes, smoke, Conclusion:, humidity, temperature, type of flooring, residential density with the incidence of tuberculosis in the family who live in the area long kederasan health centers in 2017. Suggested to the officer of the health centers in order to increase public knowledge of TB or not TB patients through health promotion is education about TB, to improve patient knowledge so as to reduce and prevent TB disease.Keywords: Awareness, Action, Attitude, Environment. pulmonary tuberculosis
Hubungan Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Rsud H. Hanafie Muara Bungo Novita, Tiara Rizky
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 1 (2021): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v1i1.12277

Abstract

Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2019 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian pada bayi adalah asfiksia neonatorum. Kejadian asfiksia mencapai 115 kasus dari 1.233 kelahiran bayi (9,3%). Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir di RSUD H. Hanafie Muara Bungo sebanyak 1.233. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara total sampling berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 789. Dari 789 responden, mayoritas ibu bersalin dengan umur tidak beresiko (79,21%), dan paritas tidak beresiko (55,39%). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square antara umur ibu dengan kejadian asfiksia (x2 hitung = 0,681). Paritas ibu dengan kejadian asfiksia (x2 hitung = 0,096). Tidak ada hubungan antara umur, paritas ibu dengan kejadian asfiksia
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ARTHRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO II TAHUN 2024 Novita, Tiara Rizky; Kholisah, Lilis
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4469

Abstract

Arthritis Rheumatoid adalah peradangan sendi akibat system kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri. Penyakit ini bisa menyebabkan nyeri, kekakuan , pembengkakan dan keterbatasan gerak. Pada penderita Arthritis Rheumatoid kekakuan terburuk sering terjadi pada pagi hari. Kekakuan untuk waktu yang lama di pagi hari itu merupakan petunjuk bahwa seseorang mungkin terkena Arthritis Rheumatoid. Jenis penelitian yang digunakan bersifat Analitik Kuantitatif. Populasi penelitian yaitu sebanyak 36 orang lansia yang menderita Arthritis Rheumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Bungo II Tahun 2024. Sampel dari penelitian ini terdiri dari 31 orang lansia yang terkena Arthritis Rheumatoid dan 31 orang lansia yang tidak terkena Arthritis Rheumatoid  di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Bungo II pada bulan Januari sampai September 2020. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Dianalisis dengan menggunakan uji chi – square pada tingkat kemaknakaan 1,96 dan 0,842. Berdasarkan tabel Uji Statistik dapat diketahui bahwa dari uji chi-square diperoleh hasil umur (P-value = 0,013) lebih kecil dari sig α (0,05), sedangkan frekuensi jenis kelamin (P-value = 0,184) lebih besar dari sig α (0,05) dengan OR (0,308), dan obesitas (P-value = 0,001) lebih kecil dari sig α (0,05) dengan OR (0,046). Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara umur lansia dengan kejadian Arthritis Rheumatoid, dan terdapat juga hubungan antara obesitas dengan kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia, sedangkan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian Arthritis Rheumatoid pada lansia. Hal ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan umumnya dalam mengevaluasi tentang faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian Arthritis Rheumatoid  pada lansia, sehingga dapat digunakan sebagai dasar perbaikan upaya pengendalian Arthritis Rheumatoid  pada lansia.Kata Kunci : Arthritis Rheumatoid, umur, jenis kelamin, obesitas.Rheumatoid Arthritis is joint inflammation caused by the body’s immune system attacking it’s own tissues. This disease can cause pain, stiffness, swelling, and limitation of movement. The sufferers the worst behaviour often occurs in the morning. Stiffness for a long time in the morning it’s a sign that someone has Rheumatoid Arthritis. This type of research is a quantitative analysis. The research population are 36 elderlies suffer from Rheumatoid Arthritis in the working area of the Muara Bungo II public health center year 2024. The sample in this study are 31 elderlies who suffer  Rheumatoid Arthritis and 31 elderlies who don’t suffer Rheumatoid Arthritis in the working area of the Muara Bungo II public health center in April to May 2024. Data obtained from primary and secondary data. The Analysis using the chi-square test at significance level of 1.96 and 0.842. Based on the statistical test it can be seen that the chi square results in age (P-value = 0.013) smaller than sig a (0.05), while gender (P-value = 0.184) greater than sig a (0.05) with OR (0,308), and obesity (P-value 0.001) smaller than sig a (0.05) with OR (0,046). It can be concluded that there is a relationship between elderly age of the elderly with the incidence of Rheumatoid Arthritis, and there is also a relationship between age of the elderly with the incidence of Rheumatid Arthritis,while there is no relationship between gender with the incidence of Rheumatoid Arthritis. This is expected to be input for health workers in evaluating the factors associated with the incidence of Rheumatoid Arthritis in the elderly so that it can be used as a basis improving effort to control Rheumatoid Arthritis in the elderly.Keywords : Rheumatoid Arthritis, age, gender, obesity.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuamang Jaya Kabupaten Bungo Novita, Tiara Rizky
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 2 No. 1 (2022): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v2i1.12163

Abstract

AKI di Indonesia pada tahun 2019 359/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu bersalin adalah perdarahan (28%), preekslampsia/eklampsia (24%),infeksi (11%), persalinan macet (5%) dan abortus (5%).Pemeriksaan Hemoglobin (HB)penting dilakukan sejak awal kehamilan mendeteksi agar tidak terjadi anemia pada ibu hamil. Penelitian ini bersifat survei analitik menggunakan pendekatan cross sectional menggunakan metode random sampling dengan sampel sebanyak 79 ibu hamil dengan menggunakan data primer di wilayah kerja Puskesmas Kuamang Jaya pada bulan Maret sampai Juni. Mayoritas responden melakukan pemeriksaan HB sebanyak 69 responden (87,3%), memiliki pengetahuan baik sebanyak 42 responden (53,2%), memiliki sikap positif sebanyak 49 responden (62%) dan memiliki motivasi tinggi sebanyak 50 responden (63,3%). Ada hubungan pengetahuan, sikap, motivasi dengan pemeriksaan hemoglobinpada ibu.
Faktor – faktor yang Berhubungan Diabetes Mellitus pada Pralansia (45-59 Tahun) di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Keloyang Novita, Tiara Rizky; Efrarianti, Yocy
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2802

Abstract

Diabetes mellitus padapralansia (45-59 tahun) merupakan penyakitkronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah didalam urine akibat terganggunya metabolisme karena produksi dan fungsi hormon insulin tidak berjalan dengan seharusnya. Menuruh WHO terdapat 1.6 jutaatau 4 % yang menderita diabetes mellitus dan berdasarkan data IDF Atlas 2019 Indonesia menempati urutan ke 7 didunia denganp revelensi 10,7 juta jiwa. Jeni spenelitian yang digunakan bersifat Analitik Kuantitatif. Populasi penelitian yaitu sebanyak 40 orang pralansia yang menderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Keloyang Tahun 2021. Sampel dari penelitian ini terdiri dari 31 orang pralansia yang terkena diabetes mellitus dan 31 orang pralansia yang tidak terkena diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Keloyanag pada bulan Januari sampai September 2020. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Dianalisis dengan menggunakan uji chi – square padatingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan table Uji Statistik dapat diketahui bahwa dari uji chi-square diperoleh hasil obesitas (P-value = 0,002) lebih kecil dari sig α (0,05), sedangkan frekuensi jenis kelamin (P-value = 0,018) lebih kecil dari sig α (0,05), dan riwayat keturunan (P-value = 0,042) lebih kecil dari sig α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara obesitas, jenis kemanin dan riwayat keturunan dengan kejadian Diabetes Mellitus pada pralansia. Hal ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan umumnya dalam mengevaluasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus pada pralansia, sehingga dapat dignakan sebagai dasar perbaikan upaya pengendalian Diabetes Mellitus padap ralansia.Kata Kunci : Diabetes mellitus, obesitas, jenis kelamin, riwayat keturunan.Diabetes mellitus in pre elderly (45-59 years old) is a chronic disease characterized by high blood sugar level in the urine this is due to disruption of metabolism because the production and function of the insulin hormone doesn’t work properly. The according world health organization (WHO) there are 1.6 millions or 4 % who suffer from Diabetes Mellitus and based on IDF altas 2019 data Indonesia ranks 7th in the world with a prevalence of 10,7 million peoples. The type of research is a quantitative analysis. The research population are 40 pre-elderly who suffer from Diabetes Mellitus in the working area of the RantauKeloyang public health centerin 2021. The sample in this study were 31 pre-elderlies who suffer Diabetes Mellitus and 31 pre-elderlieswho don’t suffer Diabetes Mellitus in the working area of the RantauKeloyangpublic health center in January to September 2020.Data obtained from primary and secondary data.  The analysisusing chi-square test at the significancelevel 95%. Based on the statistical test, it can be seen that chi-square resultsin obesity (P-value = 0.002)smaller than sig a (0.05), while gender (P-value = 0.018)are smaller than sig a( 0.05), and hereditary history (P-value 0.042) are smaller than sig a  (0.05). It can be concluded that there are relationship between obesity, genderand hereditary history with the incidence of Diabetes Mellitus.This is expected to be  input for health workers in evaluating the factors associated with the incidence of Diabetes Mellitus in the pre elderly, so that it can be used as a basis for improving efforts to control Diabetes Mellitus in the  pre elderly.Keyword : Diabetes Mellitus, obesity, gender, hereditary history.
HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA PADA IBU BERSALIN DI RSU BERSAUDARA Novita, Tiara Rizky
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 3 No. 2 (2020): Volume 3 Nomor 2 Desember 2020
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v3i2.29308

Abstract

Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 303.000 jiwa. Di Indonesia pada tahun 2015, AKI yaitu 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Provinsi Jambi tahun 2014 adalah 75 per 100.000 kelahiran hidup. Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama (1,8%) dan abortus (1,6%). Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia. Semua ibu bersalin dengan partus lama di RSU Bersaudara dilahirkan secara Seksio Cesarea. Metode Survey Analitik dengan menggunakan data sekunder, dengan data populasi 229 responden, tehnik sampel (total sampling). Mayoritas responden terjadi KPD (91,3%). Mayoritas responden dengan partus normal (81,7%). Tidak ada hubungan KPD dengan kejadian partus lama (P value = 0,686).