Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI NASKAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI : (Masa Depan Sosiologi Komunikasi Dalam Pendangan Burhan Bunging) Hamiruddin
Al-Irsyad Al-Nafs : Jurnal Bimbingan dan Penyuluhan Islam Vol 10 No 2 (2023): December (AL-IRSYAD AL-NAFS)
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, sosiologi komunikasi menjadi sebuah obyek kajian yang sangat serius atas berbagai desakan, karena menjadi substansi interaksi bagi seluruh lapisan masyarakat. Burhan Bungin adalah salah seorang pakar di bidang sosiologi komunikasi yang dalam pandangannya bahwa sosiologi komunikasi menjadi komsumsi dalam kehidupan pergaulan dan dengan budaya masyarakat yang terus berubah mengarah pada tatanan baru yang serba menggunakan logika-logika teknologi. Oleh karena dengan perkembangan sarana dan wacana sosiologi komunikasi, maka sangat penting untuk dibahas sebagai salah satu obyek kajian dalam mempelajari perilaku masyarakat menuju masa depan sosiologi komunikasi yang semakin urgen.
Al-Qur’an Dalam Debat Lintas Agama: Respon atas Kritik Pdt. Pangeran Manurung Terhadap Al-Qur’an Jafar, Iftitah; Hamiruddin
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 12 No. 1 (2022): JUNI
Publisher : Department of Qur'an dan Hadith Faculty of Ushuluddin and Philosophy UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/mutawatir.2022.12.1.109-133

Abstract

Abstract: This article describes the criticism of Pdt. Manurung towards the Qur’an as well as providing a critical response to it. Manurung, in one case, appreciated the Qur’an in terms of the process of revelation, but questioned its codification and contents which are claimed as problematic. By using a historical approach to the Qur’an, analysis of thematic interpretations and cross-biblical interpretations, this article concludes that some of Pdt. Manurung towards the Koran include: 1) the Qur’an is not final and incomplete, and the manuscripts are not uniform; 2) Several stories in the Qur’an are not in accordance with historical facts. 3) The contents of the Qur’an are inconsistent and uniform. In this case, we argue that some of these criticisms are genealogically quite popular, originating from orientalists, evangelists and Christian debaters. However, these criticisms have lack and poor argumentation as they are not engaged with the discourse of Qur’anic sciences, particularly on the history of the Qur’an and the thematic unity. Abstrak: Artikel ini menjelaskan tentang kritikan Pdt. Manurung terhadap al-Qur’an sekaligus memberikan respon kritis terhadapnya. Manurung, dalam satu kasus, mengapresiasi al-Qur’an dalam aspek proses pewahyuan, namun mempertanyakan kodifikasinya dan isinya yang diklaim bermasalah. Dengan menggunakan pendekatan sejarah al-Qur’an, analisis tafsir tematik dan interpretasi lintas kitab suci, artikel ini menyimpulkan bahwa beberapa krtikan Pdt. Manurung terhadap al-Qur’an di antaranya adalah 1) al-Qur’an belum final dan tidak lengkap, serta mushafnya tidak seragam. 2) Beberapa kisah dalam al-Qur’an tidak sesuai dengan fakta sejarah. 3) Isi al-Qur’an tidak konsisten dan seragam. Penulis berargumen bahwa secara genealogis, beberapa kritikan ini sudah cukup populer berasal dari para orientalis, penginjil dan pendebat Kristen. Hanya saja, kritik tersebut tidak cukup kuat dan argumentatif karena tidak familiar dengan diskursus keilmuan al-Qur’an, khususnya tentang sejarah al-Qur’an dan kesatuan tematik al-Qur’an.
The Revitalizing Mosque Functions through Ukhuwatul Islamiyah Da‘wah Institution: From Tabligh to Tathwir Nasriah, St. Nasriah; Hamiruddin
KOMUNIDA : Media Komunikasi dan Dakwah Vol 15 No 2 (2025): KOMUNIDA: Media Komunikasi dan Dakwah
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/komunida.v16i2.15121

Abstract

This study analyzes the form of Ukhuwatul Islamiyah's mosque-based da'wah program in Panciro Village, Bajeng District, Gowa Regency. The study focuses on four main dimensions of Islamic da'wah: tabligh (conveying religious messages), irsyad (guidance and counseling), tadbir (management of religious activities), and tatwir (development and innovation of da'wah). Using a quantitative descriptive approach, this study explores the implementation of da'wah functions by the Ukhuwatul Islamiyah Da'wah Institution (LDUI) in strengthening the role of mosques as centers for community development. The results show that LDUI implements integrated da'wah: regular recitations and sermons (tabligh), community assistance (irsyad), participatory management (tadbir), and digital and economic innovation for the community (tatwir). This study confirms a shift in da'wah from a verbalistic orientation towards a transformative mosque-based model that is adaptive to social challenges, making the mosque a center for the spiritual, social, and digital empowerment of the community.