Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN PRODUKSI KERIPIK SINGKONG DAN PAKAN TERNAK KEPADA PEMUDA DESA LAMATUKA LEMBATA Tukan, Gerardus Diri; Pote, Lodowik Landi; Taek, Maximus Markus; Lengari, Helena Hapa; Dwiputri Tukan, Amandha Victoria; Wokal, Monika Woli; Lasar, Maria Wilhelmina; Lalong, Paulus Risan Funan
JURNAL SIPISSANGNGI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2024): Sipissangngi Volume 4, Nomor 2, Juni 2024
Publisher : Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jurnal.v4i2.5057

Abstract

Kegiatan pengabdian yang dilakukan ini bertujuan mengajak generasi muda desa Lamatuka dan memberikan pengetahuan serta keterampilan untuk mengoptimalkan potensi ubi kayu yang ada di desa tersebut dan desa-desa tetangga menjadi produk yang bernilai jual, yaitu sebagai keripik singkong, tepung kanji dan pakan ternak yang bergizi.  Produksi  pakan ternak bergizi untuk mendukung pengembangan usaha ternak babi oleh masyarakat di desa tersebut. Metode kegiatan yaitu praktek produksi. Umbi singkong dikupas dan diparut. Parutan singkong diperas. Ekstrak perasan didiamkan untuk produksi tepung tapioca. Residu singkong parutan ditempelkan pada bagian belakang piring kaleng dan dikukus, dikeringkan, digoreng serta diberi perasa,  dikemas sebagai produk keripik. Limbah berupa potongan singkong dan kulit umbi singkong, dicacah dan difermentasi dengan larutan EM4 yang dicampur dengan gula pasir sebagai nutrisi bagi pertumbuhan mikroba pengurai, dan disimpan dalam ruang kedap udara selama delapan hari.  Hasil yang diperoleh yaitu keripik singkong kemasan terdiri dari dua rasa yaitu manis pedas dan rasa original. Dihasilkan pula tepung tapioca. Tiap 1 kg singkong mentah menghasilkan rata-rata 6 kg keripik kering. Fermentasi terhadap potongan singkong dan kulit umbi singkong, berlangsung selama delapan hari dan dihasilkan pakan ternak yang memiliki bau asam wangi. Pakan ternak yang dihasilkan tersebut diberikan kepada hewan ternak babi, dan aman dikonsumsi.
PELATIHAN PRODUKSI KERIPIK SINGKONG DAN TEPUNG TAPIOKA KEPADA PEMUDA DESA WAIJARANG LEMBATA Bria, Kristina; Wokal, Monika Woli; Seran, Sefriani Vidiani Luruk; Snoe, Arkhangela Giriani; Matilda, Oktaviana; Boikh, Ananda Oky Mekel M.; Costa, Silvestra Intan Nahak; Lasar, Maria Wilhelmina; Tukan, Gerardus Diri
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 1 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 1 OKTOBER 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i1.36576

Abstract

Desa Waijarang, Kabupaten Lembata berdiri tahun 1995 dan menjadi lokasi relokasi bagi pengungsi. Masyarakat dominan sebagai petani dan menggarap lahan milik warga desa lain untuk berkebun. Desa Waijarang kini menjadi satu pintu masuk kabupaten Lembata dari jalur laut, karena terdapat pelabuhan kapal Fery, dan merupakan satu potensi bisnis. Namun, para pemuda desa kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk berwirausaha di bidang makanan dari hasil pertanian, seperti produk makanan camilan. Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan pelatihan produksi keripik singkong dan tepung tapioka.  Metode kegiatan yaitu praktek produksi. Hasil kegiatan yang dilaksanakan selama dua minggu yakni diproduksi keripik singkong dari singkong parutan. Para pemuda terlibat aktif. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap akhir pekan. Luaran yang dihasilkan yakni produk keripik berlogo Kingkong Waijar dan tepung tapioka. Peserta pelatihan serta pemerintah desa menyatakan gembira karena memperoleh pengetahuan dan inovasi baru tentang pengolahan singkong segar.  Disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan berhasil dilakukan dan produk langsung dipasarkan. ABSTRACT Waijarang Village, Lembata Regency was established in 1995 and became a relocation location for refugees. The dominant community is farmers and works on land belonging to other villagers for gardening. Waijarang Village is now the entrance to Lembata Regency from the sea route, because there is a ferry port, and has business potential. However, village youth lack the knowledge and skills to become entrepreneurs in the field of food from agricultural products, such as snack food products. Based on these conditions, training was carried out on the production of cassava chips and tapioka flour.  The activity method is production practice. The results of the activities carried out for two weeks were the production of cassava chips from grated cassava. The youth are actively involved.  Evaluation of activities is carried out every weekend. The products produced are chips with the Kingkong Waijar logo and tapioka flour. The training participants and the village government expressed happiness because they had gained new knowledge and innovation about processing fresh cassava.  It was concluded that the training activities were successful and the product was immediately marketed. Keywords: Kingkong waijar, Waijarang Village youth, production training.
Kajian penggunaan madu dan sarang lebah madu oleh masyarakat Pulau Timor sebagai obat tradisional Tukan, Gerardus Diri; Nadut, Anggelinus; Taek, Maximus Markus; Lengary, Helena Hapa; Tukan, Amandha Victoria Dwiputri; Wokal, Monika Woli; Lasar, Maria Wilhelmina
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i2.13909

Abstract

Madu Timor merupakan salah satu komoditi hasil hutan di pulau Timor yang dikenal oleh masyarakat di luar pulau Timor sebagai salah satu jenis obat herbal. Belum banyak informasi ilmiah mengenai  penggunaan madu dan sarang lebah madu oleh masyarakat Timor. Penelitian ini untuk mengetahui penggunaan madu lebah dan sarang lebah madu oleh masyarakat pulau Timor, dalam kaitannya dengan penanganan kesehatahn secara tradisional. Metode penelitian yakni survei di lima kabupaten dalam wilayah Pulau Timor, dengan menggunakan angket sebagai instrumen penggalangan pendapat responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu lebah yang dipanen oleh masyarakat untuk dijual dan juga digunakan sebagai obat yaitu dari lebah jenis Trigona sp, Apis cerana dan Apis dorsata. Yang merupakan lebah liar. Jenis penyakit yang diobati menggunakan madu lebah yaitu: sariawan, panas dalam, mag, sakit lambung, batuk dan flu, dan penyakit dalam. Cara penggunaan yakni diminum. Sarang lebah digunakan oleh masyarakat di Timor Tengah Utara sebagai obat batuk, pilek dan penyakit dalam. Cara penggunaannya adalah sarang lebah direbus dan dikonsumsi, dapat dokonsmsi langsung atau dimasak bersama dengan sayur.