Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS PROSEDUR PEMBUATAN SEMEN PADA PT. SEMEN BATURAJA Amelia, Mutia Putri; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
Jurnal Multidisipliner Bharasumba Vol 1 No 04 (2022): Jurnal Multidisipliner Bharasumba
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/bharasumba.v1i04.301

Abstract

Industri semen merupakan industry strategis yang sangat dibutuhkan dalam setiap negara. Dimana perkembangan infrastruktur memegang peranan penting dalam pembangunan nasional salah satu material penunjang untuk melakukan pembangunan nasional adalah semen (cement). Semen adalah komoditi yang memanfaatkan sumber daya alam berupa batu kapur, tanah liat, pasir besi dan pasir silika melalui proses pembakaran pada temperatur tinggi. Secara umum semen dapat didefinisikan sebagai perekat hidrolisis yang dihasilkan dari penggilingan klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan bahan tambahan berupa kalsium sulfat. Semen disebut sebagai bahan perekat hidrolisis karena senyawa-senyawa yang terkandung di dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat merekatkan terhadap batuan. Meningkatnya pertumbuhan semen sampai saat ini masih dipengaruhi oleh tingginya tingkat pembangunan oleh sektor negeri maupun swasta serta tingginya kebutuhan perumahan bagi masyarakat. Permasalahan yang dialami oleh PT. Semen Baturaja Tbk. adalah peningkatan kualitas kuat tekan produksi semen. Salah satu upaya meningkatkan kualitas kuat tekan semen melalui proses produksi dengan menggunakan material bahan baku dan bahan pendukung yang bersifat tak bisa diperbaharui, serta material bahan pendukung yang berasal dari hasil daur ulang. Pemanfatan ke-lima bahan baku tambahan yaitu clinker, gypsum, trass, batu kapur, dan fly ash yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kuat tekan produk semen. Dalam Pembuatan Semen PT. Baturaja dimana, semua senyawa utama untuk semen terdapat dalam batu kapur dan tanah liat, tetapi tidak semua batu kapur dan tanah liat memiliki proporsi kimia yang memenuhi untuk membuat semen dengan kualitas semen yang diinginkan. Oleh karena itu, pada proses pembuatan semen bahan baku utama tersebut biasanya ditambah bahan lain sebagai koreksi unsur kimia yang kurang, yaitu berupa pasir besi dan pasir silika. Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan adalah Oksida Kalsium (CaO), Oksida Silisium (SiO2), Oksida Alumunium (Al2O3) dan Oksida Besi (Fe2O3). Disamping senyawa-senyawa tersebut, terdapat juga senyawa-senyawa lain yang keberadaannya tidak diinginkan dan harus dibatasi, sepeti Magnesium Oksida (MgO), Alkali, Klorida, Sulfur, dan Fosfor. Oleh karena itu penelitian ini akan dilakukan untuk menganalisis pengaruh bahan baku tambahan terhadap peningkatan kualitas kuat tekan produksi semen yang dihasilkan di PT. Semen Indonesia Tbk.
PERAWATAN DAN PRINSIP KERJA MESIN RECLAIMER CLAY DOCING DI PABRIK II PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk Ibrahim, Anang Rohmad; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
Jurnal Multidisipliner Bharasumba Vol 1 No 04 (2022): Jurnal Multidisipliner Bharasumba
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/bharasumba.v1i04.302

Abstract

Dalam Pembuatan produk semen yang berkualitas, Secara khusus semen Baturaja memproduksi semen portland type 1 maka dari itu diperlukan  peralatan yang mampu memindahkan atau menyalurkan menyalurkan bahan utama semen yang  berupa clay ( tanah liat ), oleh karena itulah diperlukan peralatan yang efektif dan efesien sehingga digunakan mesin reclaimer clay sebagai alat pemindah atau penyalur bagi kerja mesin tersebut khususnya reclaimer clay.    Pabrik II PT. Semen Baturaja menggunakan sebuah mesin bernama Reclaimer Clay Docing yang merupakan alat transport material yang berfungsi untuk mengambil tumpukan material dari storage ke feeding vertikal mill dengan dibantu beberapa conveyor lain. Dimana dalam hal ini reclaimer dipergunakan untuk mengambil material tanah liat ( clay ) dari storage. Reclaimer ini beroperasi dengan program dan bisa di start dari Central Control Room.    Agar dapat berfungsi dengan baik maka alat ini memerlukan perawatan setiap bulan, minggu bahkan setaip harinya. Pada saat mesin beroperasi sering dijumpai peristiwa yang dapat menggangu prestasi kerja mesin, antara lain dikarnakan adanya ketidakseimbangan pada mesin yang disebabkan oleh beberapa hal yang terjadi di lapangan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja mesin reclaimer clay adalah perawatan yang kurang baik, sehingga atas dasar hal tersebut maka penulis ini membahas mengenai prinsip kerja dan perawatan mesin reclaimer clay Docing Unit DPL 08. Pemeliharaan Pencegahan, pemeliharaan ini dilakukan dengan system pencegahan, untuk menjaga kinerja dari suatu alat tersebut. Hal ini memudahkan penggunaan atau antisipasi jika terjadi masalah. Adapun system kerjanya dimana dengan sistem interlock pertama belt conveyor clay transport sampai ke feeding mill sudah beroperasi secara sentral.  Weight feeder  (Docing Unit) kemudian discharge belt setelah semua belt beroperasi kemudian boom reclaimer beroperasi dengan diikuti oleh pompa oli untuk lubrikasi chain selama beberapa detik. setelah chain dibasahi oleh oli maka boom buckets siap untuk mengangkat material yang ada didalam storage.
MENGHITUNG SPECIFIC FUEL CONSUMPTION (SFC) PADA ALAT ROTARY KILN DI PABRIK II PT SEMEN BATURAJA TBK Nurfatihah, Yasyifa; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research Vol 1 No 02 (2023): PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research
Publisher : Pusat Studi Ekonomi Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM Azramedia indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/phenomenon.v1i02.766

Abstract

PT Semen Baturaja Tbk. as one of the largest cement industries on the island of Sumatra uses a rotary kiln in its production process. Rotary kiln in the cement industry has an important role because it will determine the quality of the product. Rotary kiln serves as a place to react raw materials to become products. The type of coal used as fuel for the rotary kiln is BA-45 coal. This type of coal was chosen because it has a calorific value of 4,500 kcal/kg. The calculation of SFC in the rotary kiln aims to determine how much fuel is needed in the combustion process in the rotary kiln. This calculation is based on actual data taken from the Central Control Room (CCR) and the Quality Control (QC) laboratory. The average SFC calculation was obtained at 619,658 Kcal/kg. The largest SFC value was on July 22, 2023, which was 676.71 kcal/kg, while the smallest SFC was obtained on July 20, 2023, which was 568.54 kcal/kg. The high and low SFC obtained is influenced by many factors, such as the amount of kiln feed, water content in the feed, and the type of coal used.
PENGARUH KILN FEEDING TERHADAP KINERJA ALAT ROTARY KILN PABRIK II PT. SEMEN BATURAJA Tbk DITINJAU DARI SPESIFIC FUEL CONSUMPTION Marambang, Alfi Yory; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research Vol 1 No 02 (2023): PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research
Publisher : Pusat Studi Ekonomi Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM Azramedia indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/phenomenon.v1i02.772

Abstract

As is known, cement is one of the most important materials needed in infrastructure development. The main equipment for the cement production process is the rotary kiln which is used as a process of burning, mixing and decomposition of the kiln feed which is a mixture of around limestone (70% - 90%), clay (about 10% -30%) , and the rest (0 – 10%) is correction material in the form of iron sand, and silica sand becomes clinker. Specific Fuel Consumption (SFC) is an indicator to determine the performance of the rotary kiln tool, and as an industrial benchmark to save production costs. This calculation is made based on actual data taken from the Central Control Room (CCR) and Quality Control (QC) Laboratory of From the calculation of the mass balance, energy balance, and SFC value, the results for the lowest SFC value were obtained on July 26, 2023, which was 628.77 kcal/kg while the highest SFC value was obtained on July 29, 2023, which was 724.01 kcal/kg. Concluded the SFC is inversely proportional to the number of kiln feeding. The greater the number of kiln feeding, the smaller the SFC value.
MENGHITUNG SPECIFIC ENERGY CONSUMPTION (SEC) PADA ALAT ROTARY KILN DI PABRIK 2 PT SEMEN BATURAJA Tbk. Sriwijaya, Wahyu; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research Vol 1 No 02 (2023): PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research
Publisher : Pusat Studi Ekonomi Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM Azramedia indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/phenomenon.v1i02.773

Abstract

This study aims to calculate the specific energy consumption (SEC) in the rotary kiln in the cement production process. This research method involves collecting rotary kiln operational data from cement factories over a certain period. The results show that SEC can vary significantly depending on factors such as feedstock type, equipment thermal efficiency, and operational settings. These factors can contribute to SEC fluctuations which can affect the overall efficiency of the cement production process. Therefore, an in-depth understanding of how these factors interact with each other is essential to optimize energy use in cement production. This study provides insight into how to measure and calculate SEC in the context of rotary kilns in the cement industry. With a better understanding of the main contributors to energy consumption in these processes, cement manufacturers can identify opportunities to reduce SEC through increasing thermal efficiency, selecting more suitable raw materials, and optimizing operational arrangements
MENGHITUNG SPECIFIC FUEL CONSUMPTION (SFC) PADA ALAT ROTARY KILN DI PABRIK II PT SEMEN BATURAJA TBK Nurfatihah, Yasyifa; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research Vol 1 No 02 (2023): PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research
Publisher : Pusat Studi Ekonomi Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/phenomenon.v1i02.766

Abstract

PT Semen Baturaja Tbk. as one of the largest cement industries on the island of Sumatra uses a rotary kiln in its production process. Rotary kiln in the cement industry has an important role because it will determine the quality of the product. Rotary kiln serves as a place to react raw materials to become products. The type of coal used as fuel for the rotary kiln is BA-45 coal. This type of coal was chosen because it has a calorific value of 4,500 kcal/kg. The calculation of SFC in the rotary kiln aims to determine how much fuel is needed in the combustion process in the rotary kiln. This calculation is based on actual data taken from the Central Control Room (CCR) and the Quality Control (QC) laboratory. The average SFC calculation was obtained at 619,658 Kcal/kg. The largest SFC value was on July 22, 2023, which was 676.71 kcal/kg, while the smallest SFC was obtained on July 20, 2023, which was 568.54 kcal/kg. The high and low SFC obtained is influenced by many factors, such as the amount of kiln feed, water content in the feed, and the type of coal used.
PENGARUH KILN FEEDING TERHADAP KINERJA ALAT ROTARY KILN PABRIK II PT. SEMEN BATURAJA Tbk DITINJAU DARI SPESIFIC FUEL CONSUMPTION Marambang, Alfi Yory; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research Vol 1 No 02 (2023): PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research
Publisher : Pusat Studi Ekonomi Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/phenomenon.v1i02.772

Abstract

As is known, cement is one of the most important materials needed in infrastructure development. The main equipment for the cement production process is the rotary kiln which is used as a process of burning, mixing and decomposition of the kiln feed which is a mixture of around limestone (70% - 90%), clay (about 10% -30%) , and the rest (0 – 10%) is correction material in the form of iron sand, and silica sand becomes clinker. Specific Fuel Consumption (SFC) is an indicator to determine the performance of the rotary kiln tool, and as an industrial benchmark to save production costs. This calculation is made based on actual data taken from the Central Control Room (CCR) and Quality Control (QC) Laboratory of From the calculation of the mass balance, energy balance, and SFC value, the results for the lowest SFC value were obtained on July 26, 2023, which was 628.77 kcal/kg while the highest SFC value was obtained on July 29, 2023, which was 724.01 kcal/kg. Concluded the SFC is inversely proportional to the number of kiln feeding. The greater the number of kiln feeding, the smaller the SFC value.
MENGHITUNG SPECIFIC ENERGY CONSUMPTION (SEC) PADA ALAT ROTARY KILN DI PABRIK 2 PT SEMEN BATURAJA Tbk. Sriwijaya, Wahyu; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research Vol 1 No 02 (2023): PHENOMENON : Multidisciplinary Journal Of Sciences and Research
Publisher : Pusat Studi Ekonomi Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/phenomenon.v1i02.773

Abstract

This study aims to calculate the specific energy consumption (SEC) in the rotary kiln in the cement production process. This research method involves collecting rotary kiln operational data from cement factories over a certain period. The results show that SEC can vary significantly depending on factors such as feedstock type, equipment thermal efficiency, and operational settings. These factors can contribute to SEC fluctuations which can affect the overall efficiency of the cement production process. Therefore, an in-depth understanding of how these factors interact with each other is essential to optimize energy use in cement production. This study provides insight into how to measure and calculate SEC in the context of rotary kilns in the cement industry. With a better understanding of the main contributors to energy consumption in these processes, cement manufacturers can identify opportunities to reduce SEC through increasing thermal efficiency, selecting more suitable raw materials, and optimizing operational arrangements
ANALISIS PROSEDUR PEMBUATAN SEMEN PADA PT. SEMEN BATURAJA Amelia, Mutia Putri; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
Jurnal Multidisipliner Bharasumba Vol 1 No 04 (2022): Jurnal Multidisipliner Bharasumba
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/bharasumba.v1i04.301

Abstract

Industri semen merupakan industry strategis yang sangat dibutuhkan dalam setiap negara. Dimana perkembangan infrastruktur memegang peranan penting dalam pembangunan nasional salah satu material penunjang untuk melakukan pembangunan nasional adalah semen (cement). Semen adalah komoditi yang memanfaatkan sumber daya alam berupa batu kapur, tanah liat, pasir besi dan pasir silika melalui proses pembakaran pada temperatur tinggi. Secara umum semen dapat didefinisikan sebagai perekat hidrolisis yang dihasilkan dari penggilingan klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan bahan tambahan berupa kalsium sulfat. Semen disebut sebagai bahan perekat hidrolisis karena senyawa-senyawa yang terkandung di dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat merekatkan terhadap batuan. Meningkatnya pertumbuhan semen sampai saat ini masih dipengaruhi oleh tingginya tingkat pembangunan oleh sektor negeri maupun swasta serta tingginya kebutuhan perumahan bagi masyarakat. Permasalahan yang dialami oleh PT. Semen Baturaja Tbk. adalah peningkatan kualitas kuat tekan produksi semen. Salah satu upaya meningkatkan kualitas kuat tekan semen melalui proses produksi dengan menggunakan material bahan baku dan bahan pendukung yang bersifat tak bisa diperbaharui, serta material bahan pendukung yang berasal dari hasil daur ulang. Pemanfatan ke-lima bahan baku tambahan yaitu clinker, gypsum, trass, batu kapur, dan fly ash yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kuat tekan produk semen. Dalam Pembuatan Semen PT. Baturaja dimana, semua senyawa utama untuk semen terdapat dalam batu kapur dan tanah liat, tetapi tidak semua batu kapur dan tanah liat memiliki proporsi kimia yang memenuhi untuk membuat semen dengan kualitas semen yang diinginkan. Oleh karena itu, pada proses pembuatan semen bahan baku utama tersebut biasanya ditambah bahan lain sebagai koreksi unsur kimia yang kurang, yaitu berupa pasir besi dan pasir silika. Senyawa kimia yang terdapat dalam bahan baku dan yang diperlukan adalah Oksida Kalsium (CaO), Oksida Silisium (SiO2), Oksida Alumunium (Al2O3) dan Oksida Besi (Fe2O3). Disamping senyawa-senyawa tersebut, terdapat juga senyawa-senyawa lain yang keberadaannya tidak diinginkan dan harus dibatasi, sepeti Magnesium Oksida (MgO), Alkali, Klorida, Sulfur, dan Fosfor. Oleh karena itu penelitian ini akan dilakukan untuk menganalisis pengaruh bahan baku tambahan terhadap peningkatan kualitas kuat tekan produksi semen yang dihasilkan di PT. Semen Indonesia Tbk.
PERAWATAN DAN PRINSIP KERJA MESIN RECLAIMER CLAY DOCING DI PABRIK II PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk Ibrahim, Anang Rohmad; Safaruddin, Safaruddin; Muzzaki, Mukti Mabrur
Jurnal Multidisipliner Bharasumba Vol 1 No 04 (2022): Jurnal Multidisipliner Bharasumba
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/bharasumba.v1i04.302

Abstract

Dalam Pembuatan produk semen yang berkualitas, Secara khusus semen Baturaja memproduksi semen portland type 1 maka dari itu diperlukan  peralatan yang mampu memindahkan atau menyalurkan menyalurkan bahan utama semen yang  berupa clay ( tanah liat ), oleh karena itulah diperlukan peralatan yang efektif dan efesien sehingga digunakan mesin reclaimer clay sebagai alat pemindah atau penyalur bagi kerja mesin tersebut khususnya reclaimer clay.    Pabrik II PT. Semen Baturaja menggunakan sebuah mesin bernama Reclaimer Clay Docing yang merupakan alat transport material yang berfungsi untuk mengambil tumpukan material dari storage ke feeding vertikal mill dengan dibantu beberapa conveyor lain. Dimana dalam hal ini reclaimer dipergunakan untuk mengambil material tanah liat ( clay ) dari storage. Reclaimer ini beroperasi dengan program dan bisa di start dari Central Control Room.    Agar dapat berfungsi dengan baik maka alat ini memerlukan perawatan setiap bulan, minggu bahkan setaip harinya. Pada saat mesin beroperasi sering dijumpai peristiwa yang dapat menggangu prestasi kerja mesin, antara lain dikarnakan adanya ketidakseimbangan pada mesin yang disebabkan oleh beberapa hal yang terjadi di lapangan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja mesin reclaimer clay adalah perawatan yang kurang baik, sehingga atas dasar hal tersebut maka penulis ini membahas mengenai prinsip kerja dan perawatan mesin reclaimer clay Docing Unit DPL 08. Pemeliharaan Pencegahan, pemeliharaan ini dilakukan dengan system pencegahan, untuk menjaga kinerja dari suatu alat tersebut. Hal ini memudahkan penggunaan atau antisipasi jika terjadi masalah. Adapun system kerjanya dimana dengan sistem interlock pertama belt conveyor clay transport sampai ke feeding mill sudah beroperasi secara sentral.  Weight feeder  (Docing Unit) kemudian discharge belt setelah semua belt beroperasi kemudian boom reclaimer beroperasi dengan diikuti oleh pompa oli untuk lubrikasi chain selama beberapa detik. setelah chain dibasahi oleh oli maka boom buckets siap untuk mengangkat material yang ada didalam storage.