Penelitian ini mengkaji upaya pelestarian ritual Ruwatan Sudamala oleh Bawarasa Pametri Budaya, sebuah komunitas budaya di Malang, Indonesia, sebagai respons terhadap menurunnya popularitasnya akibat pengaruh modernisasi. Berakar pada sastra klasik dan filosofi Hindu-Jawa, Ruwatan Sudamala menghadapi tantangan keberlanjutan akibat minimnya kesadaran publik serta semakin berkurangnya praktik ritual. Pendekatan kualitatif fenomenologis, penelitian ini mengeksplorasi strategi yang diterapkan untuk mempertahankan tradisi. Data dikumpulkan melalui wawancara dan dianalisis menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bawarasa Pametri Budaya melestarikan ritual ini melalui berbagai inisiatif sistematis, termasuk penggabungan teks sejarah, pertunjukan tradisional, dan keterlibatan komunitas. Pendekatan dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan, jaringan sosial, serta platform digital guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi, sehingga ritual tetap relevan. Ruwatan Sudamala oleh Bawarasa Pametri Budaya dilaksanakan setiap tahun dengan prosedur yang terjaga serta elemen simbolis yang mencerminkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, dan transformasi. Penelitian ini menekankan efektivitas upaya berbasis komunitas dalam menjaga praktik budaya yang terancam punah, sekaligus menunjukkan bahwa mobilisasi sumber daya dan integrasi dengan alat-alat modern dapat memastikan kelangsungan budaya. Kajian ini memberikan kontribusi teoretis dan praktis terhadap pelestarian budaya, menyoroti perlunya strategi adaptif untuk mempertahankan tradisi di tengah dinamika modernisasi.