Pendidikan inklusif menjadi pendekatan strategis dalam memastikan anak berkebutuhan khusus (ABK) mendapatkan kesempatan belajar yang setara, termasuk di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Namun, penerapan model pembelajaran inklusif masih menghadapi berbagai tantangan, terutama pada aspek pengembangan sosial anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran inklusif di PAUD Kota Bitung dalam mengoptimalkan perkembangan sosial ABK, serta mengidentifikasi tantangan dan strategi pendukung yang digunakan guru. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara mendalam terhadap guru PAUD yang berspesialisasi dalam pendidikan inklusif, obersvasi dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive untuk memastikan relevansi pengalaman dengan topik penelitian. Data dianalisis menggunakan pendekatan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema yang muncul dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inklusif dilakukan melalui diferensiasi instruksi, pembelajaran kooperatif, penguatan nilai empati, serta kolaborasi antara guru, orang tua, dan pihak sekolah. Strategi tersebut mampu meningkatkan interaksi sosial, rasa percaya diri, dan kemampuan bekerja sama ABK. Tantangan utama meliputi keterbatasan guru pendamping khusus, kurangnya fasilitas adaptif, dan rendahnya keterlibatan orang tua. Rekomendasi penelitian ini mencakup penyediaan pelatihan berkelanjutan bagi guru, penempatan guru pendamping khusus di setiap PAUD inklusif, pengadaan fasilitas pembelajaran adaptif, serta penguatan kemitraan sekolah–keluarga. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode campuran dengan observasi langsung dan pengukuran kuantitatif perkembangan sosial anak untuk menghasilkan temuan yang lebih komprehensif.