Sumolang, Steven
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kearifan Lokal E’ha sebagai Kendali Sosial dan Tata Kelola Sumber Daya Alam Khas Etnik Talaud di Kawasan Perbatasan Indonesia-Filipina Sumolang, Steven
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/pw.413

Abstract

Masyarakat pulau kecil dan terluar di perbatasan Indonesia-Filipina seperti Pulau Kakorotan di Kecamatan Nanusa, Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, sekian lama mengembangkan adat e’ha yakni larangan mengambil hasil bumi dengan sembarang, baik di darat maupun di laut, ada waktuwaktu tertentu mengambil hasil bumi tersebut yang disesuaikan dengan hitungan waktu panen terbaik melihat benda-benda langit yang dipercayai berpengaruh langsung terhadap ekosistem bumi. Melalui penelitian lapangan secara kualitatif, penulis mendapatkan tradisi e’ha sebagai nilai budaya yang bermakna luas menyangkut banyak hal aspek kehidupan manusia, sebagai kearifan lokal yang mengendalikan kehidupan sosial masyarakat dan menata pengelolaan sumber daya alam setempat. Lahir dari kesusahan masyarakat di pulau kecil, memiliki sejarah bencana alam, sehingga oleh kebersamaan warganya mengatur penggunaan tanaman pangan dan sumber makanan dari laut. Selanjutnya sehubungan langsung dengan pelestarian lingkungan, pengendalian sosial, kegotong-royongan, musyawarah, kesejahteraan ekonomi rakyat, dan ketahanan pangan.
WALANG: SERAMNESE WOMEN'S RESILIENCE AMIDST MULTIPLECRISES Ambar Sasi, Galuh; Eva Rayanti, Rosiana; Sumolang, Steven; Gunawan, Hendri
KRITIS 2025: EDISI KHUSUS - MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN DI ERA TRANSFORMASI GLOBAL
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Seram, pulau terbesar di Kepulauan Maluku, menghadapi berbagai krisis yang secara khusus berdampak pada perempuan yang tinggal di Teluk Elpaputih. Krisis-krisis ini telah memaksa mereka untuk tinggal di walang (rumah hutan). Pemerintah setempat, khususnya dinas kesehatan, berpendapat bahwa cara hidup seperti ini tidak memenuhi standar hidup layak dan berkontribusi secara signifikan terhadap masalah kesehatan. Mengombinasikan berbagai data, kami menunjukkan bagaimana perempuan Seram mengintegrasikan pengetahuan tradisional tentang hutan dan keterampilan turun-temurun, yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan bertahan hidup secara mandiri. Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa walang merupakan bentuk ketahanan yang tidak boleh dievaluasi sepenuhnya melalui kerangka kerja Barat.