Nikijuluw, Jeanee B
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The influence of capital expenditures and original regional income (pad) on economic growth in central maluku regency Latupapua, Dalfin Rinhard; Nikijuluw, Jeanee B
Digital Business: Tren Bisnis Masa Depan Vol. 15 No. 1 (2024): March: Bussines, IT, Finance
Publisher : Central Research Institute for Agriculture (CeRIA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This writing aims to determine the influence of Capital Expenditures and GRDP on economic growth in the Central Maluku Regency area. Using time series data for the 2013-2022 period obtained from BPS Central Maluku Regency, the data was then processed using the Eview program with a multiple linear regression equation model and the mathematical derivative equation Ln_Y = α + β1 Ln_X1 + β2 Ln_X2 + ε. Then transformed based on the regression results as follows: Y = 10.492 + 0.028 LN_X1 + 0.222 LN_X2 + ε This equation is then explained that, if all the independent variables which include the Capital Expenditure variable (LN_X1), the Original Regional Income variable (LN_X2) have a value of 0 percent or have not changed, then the Economic Growth value is 10.492. The regression coefficient value for the Capital Expenditure variable (LN_X1) has a positive value of 0.028. This shows that if Capital Expenditures increase by 1%, then Economic Growth will increase by 0.028 or 2.8%. Meanwhile, the regression coefficient value for the Regional Original Income variable (LN_X2) has a positive value of 0.222. This shows that if Original Regional Income experiences an increase of 1%, then Economic Growth will increase by 0.222 or 22.2% assuming other independent variables are considered constant. The results of the partial test (t test) of the Capital Expenditure variable (X1) have no significant effect on Economic Growth. The variable Original Regional Income (X2) partially has a significant effect on economic growth. Meanwhile, the R square value is 0.677987 or 67.79%, which explains that simultaneously the capital expenditure and PAd variables have a significant effect on economic growth by 67% while the remaining 32.21% is influenced by other factors outside the factors studied
STRATEGI MATA PENCAHARIAN PEREMPUAN PESISIR DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERLANJUTAN EKONOMI RUMAH TANGGA DI DAERAH KEPULAUAN Pattimahu, Terezia V; Nikijuluw, Jeanee B; Matdoan, Arsad; Sangur, Korneles; Siahaan, Martha; Liur, Lisye Magdalena
Equilibrium: Journal of Economics and Development Studies Vol 1 No 1 (2023): EQUILIBRIUM: Journal of Economics and Development Studies
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Equilibrium.1.1.1-14

Abstract

Keterlibatan perempuan pesisir dalam mempertahankan keberlanjutan penghidupan rumah tangga dilakukan dalam keterbatasan. Perempuan “dipaksa” untuk mencari alternatif tambahan pendapatan manakalah pendapatan suami tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga yang cenderung meningkat dan bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami strategi mata pencaharian perempuan pesisir serta mengidentifikasi kegiatan mata pencaharian paling dominan sebagai upaya untuk mempertahankan keberlanjutan ekonomi rumah tangganya. Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi digunakan dalam penelitian ini yang berlangsung pada bulan April 2023 hingga Agustus 2023 di Negeri Booi, Pulau Saparua, Maluku Tengah. Hasil penelitian menunjukan jika perempuan pesisir berupaya untuk mempertahankan keberlanjutan ekonomi rumah tangganya melalui strategi mata pencaharian. Dimana, perempuan bukan saja melakoni satu mata pencaharian sebagai sumber pendapatannya akan tetapi lebih dari satu mata pencaharian. strategi mata pencaharian ganda yang dilakukan perempuan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dengan pola tersebut perempuan dapat bertahan hidup bersama keluarga dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. Walaupun demikian, hingga saat ini peran ganda perempuan pesisir dalam mempertahankan keberlanjutan penghidupan rumah tangganya masih terbatas akibat terbatasnya pengetahuan, ketrampilan, pola pikir maupun keterbatasan akses terhadap aset.
SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW: KONEKTIVITAS SEBAGAI SIMPUL KEMISKINAN DAERAH KEPULAUAN Sofyan, Azinar; Tamtelahitu, Jopie; Nikijuluw, Jeanee B
Equilibrium: Journal of Economics and Development Studies Vol 2 No 1 (2024): EQUILIBRIUM: Journal of Economics and Development Studies
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Equilibrium.2.1.136-148

Abstract

Isu kemiskinan hingga saat ini masih terus diperdebatkan berbagai kalangan dan pemerhati masalah kemiskinan. Dimana, kemiskinan dimaknai sebagai ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang dalam memenuhi kebutuhan pokok. Kajian-kajian terkait kemiskinan selama ini menyoroti variabel makro ekonomi. Sementara, kenyataannya geografis wilayah Maluku merupakan wilayah kepulauan. Sehingga, penanganan kemiskinan pada wilayah kepulauan memerlukan strategi tersendiri dibandingkan penanganan kemiskinan pada wilayah kontinental. Metode penelitian yang digunakan adalah Systematic Literature Review. Pendekatan ini melibatkan serangkaian langkah terstruktur untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mensintesis temuan dari berbagai sumber literatur yang relevan. Proses ini di awali dengan menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi untuk memilih studi yang akan dianalisis. Hasil penelitian menggambarkan jika, Kemiskinan menjadi permasalahan yang bersifat multidimensional sehingga upaya penanganannya tidak hanya dapat mengandalkan faktor ekonomi semata saja. Akan tetapi memerlukan beragam penanganan dengan turut melibatkan masyarakat. Kemiskinan pada wilayah kepulauan selama ini masih erat dikaji melalui variabel makro ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, pengangguran, pertumbuhan penduduk, ketimpangan pendapatan dan sebagainya. Terlebih lagi, upaya penanganan yang dilakukan pemerintah seringkali belum tepat sasaran yakni masyarakat miskin. Hal tersebut makin diperumit dengan kenyataan bahwa, daerah kepulauan memiliki kelemahan terkait konektivitas antar pulau pada wilayah kepulauan tersebut. Sehingga upaya penanganan kemiskinan melalui kebijakan dan program kerja pada wilayah kepulauan perlu mempertimbangkan konektivitas antar pulau.