Sabut kelapa yang merupakan limbah pengolahan minyak kelapa, dapat diolah menjadi cocopeat yang memiliki nilai jual tinggi. Cocopeat merupakan produk olahan kelapa yang berasal dari proses pemisahan sabut kelapa. Dusun Jejolok Punik, Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan kawasan daerah pedesaan dengan potensi perkebunan dan pertanian terutama komoditas kelapa. Kelompok Wanita tani di desa ini sangat ingin menjaga kelestarian lingkungan yang baik dan bisa memberikan nilai tambah ekonomi dari pemanfaatan limbah kelapa. Mengingat Kurangnya pemahaman masyarakat terkait dengan produk turunan dari kelapa itu sendiri membuat tim pengabdian ingin memberikan edukasi kepada masyarakat Kelompok Wanita Tani (KWT) Al-Ummahat terkait dengan produk turunan kelapa dan cara pengolahannya menjadi cocopeat. Program ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan limbah yang dihadapi masyarakat Kelompok Wanita Tani dan menambah nilai ekonomis dari limbah itu sendiri. Berdasarkan solusi yang telah ditawarkan maka tim pengabdian menggunakan metode pelaksanaan dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) yang menekankan keterlibatan masyarakat (mitra) dalam keseluruhan kegiatan. Selanjutnya dikombinasikan dengan pendekatan Participatory Technology Development (PTD) yang memanfaatkan teknologi tepat guna berbasis IPTEKS dan kearifan budaya lokal masyarakat, serta melakukan pendampingan teknik pembuatan cocopeat. Setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan ini dapat dilihat peningkatan kemampuan dari seluruh anggota KWT Al-Ummahat. Berdasarkan hasil kuisioner yang telah diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman Anggota KWT terdapat peningkatan pemahaman setelah penyuluhan menjadi 87%. Untuk itu dapat dikatakan bahwa apa yang menjadi tujuan utama untuk menambah wawasan serta menerapkan IPTEK kepada mitra dapat dikatakan berhasil