Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH ALOEVERA UNTUK MEREDAKAN ASAM LAMBUNG PADA PENDERITA GASTRITIS : LITERATUR REVIEW: THE EFFECT OF ALOE VERA TO REDUCE GASTRIC ACID IN GASTRITIS PATIENTS: LITERATURE REVIEW Nurfauziah, Esa; Rizkika Afrillianti, Karina; Nur Aprilia, Annisa; Nuryani, Tiya; Sri Mulyani, Ira; Ridwan, Heri; Kelana Setiadi, Diding
Intan Husada : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 12 No. 01 (2024): Vol. 12 No.1 , Januari 2024
Publisher : Politeknik Insan Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52236/ih.v12i1.521

Abstract

Pendahuluan. Gastritis, juga dikenal sebagai maag, adalah kondisi di mana lapisan lambung terluka atau pendarahan karena iritasi, infeksi, dan kebiasaan makan tanpa jadwal, seperti makan terlalu banyak atau terlalu lama, atau terlalu banyak makanan berbumbu dan pedas. Peningkatan asam lambung menyebabkan penyakit gastritis. Terapi yang diberikan pada penderita gastritis, baik secara farmakologi maupun non-farmakologi, dapat membantu mencegah komplikasi gastritis. Salah satu pengobatan farmakologi yang dapat diberikan pada penderita gastritis adalah penggunaan ramuan tanaman aloe vera. Tujuan. Tujuan Literatur Review ini untuk mengetaui efektivitas aloe vera untuk meredakan asam lambung pada penderita gastritis. Metode. Metode yang digunakan yaitu systematic literature review melalui pencarian database Google Sholar dengan menggunakan filter tahun “2018-2023”. Kata kunci yang digunakan “aloe vera”, “gastritis”, “GERD”, dan “asam lambung”. Hasil. Hasil dari Literatur Review didapatkan hasil yang signifikan bahwa aloe vera dapat menurunkan peningkatan gastritis dan mengurangi rasa nyeri gastritis. Aloe vera memiliki beberapa kandungan yang membantu mempercepat penurunan sekresi asam lambung, yang berarti produksi HCI berkurang. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil yang signifikan bahwa lidah buaya dapat mengurangi peningkatan penyakit gastritis dan mengurangi nyeri gastritis. Selain itu, aloe vera mengandung saponin dan tenin untuk memperbaiki peradangan, mencegah gastritis menjadi lebih parah.
PANDANGAN ULAMA DAN PERAWAT IGD TERHADAP WITHHOLDING AND WITH DRAWING PALLIATIVE CARE Sri Mulyani, Ira; Wulandari, Anisa; Nur Safanah, Ashila; Andrian Mulyana, Egi; Hera Ardila, Novi; Nadhira, Raisa; Azka Indallah, R. Dhiya; Supriyadi, Tedi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.29187

Abstract

Penelitian ini mengkaji perspektif agama Islam terhadap intervensi keperawatan akhir hayat, khususnya dalam konteks withholding (menahan pemberian intervensi medis lebih lanjut) dan withdrawing (menghentikan intervensi medis yang sudah berjalan) palliative care. Fokus utama penelitian adalah memahami pandangan ulama dan ahli agama Islam mengenai kebijakan dan praktik ini, serta mengeksplorasi bagaimana perspektif tersebut dapat mempengaruhi praktik keperawatan dalam situasi akhir hayat. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara Public Opinion Poll kepada tiga ulama dari dua pondok pesantren di Sumedang dan dua perawat dari RSUD Sumedang dan RSU Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama bersepakat bahwa penghentian bantuan hidup bertentangan dengan ajaran Islam, menganggapnya sama dengan menghilangkan nyawa secara sengaja. Sebaliknya, tenaga medis lebih cenderung menghargai keputusan keluarga pasien terkait penghentian bantuan hidup, meskipun tetap memberikan informed consent dan edukasi terkait konsekuensi dari keputusan tersebut. Dalam tahapan membimbing pasien di akhir kehidupan, ulama dan tenaga medis memiliki pendekatan yang saling berhubungan; ulama fokus pada bimbingan spiritual seperti talqin dan bacaan doa, sementara perawat menyesuaikan intervensi dengan agama dan kepercayaan pasien masing-masing. Penelitian ini menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai agama dalam praktik keperawatan akhir hayat dan perlunya panduan yang lebih komprehensif untuk mengharmonisasikan perspektif medis dan agama dalam palliative care