Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tindak Tutur Direktif Percakapan Kaum Priyayi Pada Roman Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Nurul Hamdiyah Arif; Wahyu Widayati; Ni Nyoman
Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran Vol. 3 No. 3 (2023): Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Publisher : Bale Literasi: Lembaga Riset, Pelatihan & Edukasi, Sosial, Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58218/alinea.v3i3.706

Abstract

Tindak tutur merupakan bentuk tuturan yang dimaksudkan untuk memengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Artikel ini merinci klasifikasi tindak tutur menurut Austin, yang mencakup tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi, serta pengkategoriannya oleh Searle menjadi asertif, momisif, ekspresif, dan deklaratif. Tujuan penelitian ini menganalisis tindak tutur direktif dalam percakapan kaum priyayi, yang melibatkan Bendoro, Mas Nganten, para agus, tamu kadipaten, dan kusir. Kaum priyayi merupakan golongan yang berposisi tinggi dalam masyarakat Jawa, terdiri dari keturunan bangsawan, raja, dan pegawai pemerintah kolonial Belanda. Tindak tutur direktif dalam konteks ini mencakup perintah, permohonan, saran, dan nasihat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan mengambil data dari Roman "Gadis Pantai. Hasil penelitian menunjukkan tindak tutur direktif dalam percakapan kaum priyayi berupa perintah yang terlihat dalam percakapan Mas Nganten terhadap Bujang, Bendoro dengan Mas Nganten, para bujang, dan para agus. Selain itu, tindak tutur ini juga melibatkan permohonan, saran, dan nasihat, seperti saat Bendoro memberikan saran pada Mas Nganten mengenai tugas dan tanggung jawabnya sebagai istri priyayi. Analisis terhadap Tindak Tutur Direktif dalam Roman Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer dapat ditemukan terdapat 40 percakapan yang terdiri dari 12 percakapan tidak tutur percakapan direktif menyuruh. 7 percakapan kaum priyayi Tidak tutur direktif memohon, 4 percakapan kaum priyayi tindak tutur menyarankan,9 percakapan kaum priyayi dengan tindak tutur direktif menasehati, 8 percakapan kaum priyayi tindak tutur direktif menentang.
NILAI MORAL DALAM NASKAH AJA DUMEH SUGIH BONDO (KAJIAN SOSIOETIKA) Nurul Hamdiyah Arif
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Hasta Wiayata
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2024.007.002.07

Abstract

Artikel ini menyoroti nilai-nilai moral dalam naskah sastra Jawa "Aja Dumeh Sugih Bondo" dengan pendekatan sosioetika. Penelitian ini mendeskripsikan nilai-nilai moral yang ada dalam naskah tersebut dan dampaknya pada perilaku, interaksi sosial, dan pola pikir masyarakat. Di samping itu, pesan moral tentang hubungan manusia dengan orang lain menekankan rukun dengan tetangga, tolong-menolong, dan berbakti pada orang tua. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan analisis tekstual terhadap naskah Aja Dumeh Sugih Bondo. Data diidentifikasi, diklasifikasikan, dan dianalisis untuk memahami pesan moral yang terkandung dalam teks. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai nilai-nilai moral dalam naskah sastra dan pengaruhnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendekatan sosioetika hasil penelitian ini ditemukan tiga aspek nilai moral: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan orang lain. Dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan terdapat hubungan spiritual, ketergantungan pada Tuhan, balasan atas perbuatan di dunia, dan makna kehidupan. Pesan moral dalam hubungan ini menggambarkan pentingnya berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa, ketergantungan pada-Nya, serta balasan atas perbuatan baik dan buruk di dunia dan akhirat. Selain itu, naskah ini juga mengangkat nilai-nilai moral terkait hubungan manusia dengan dirinya sendiri, seperti pentingnya berbuat jujur, menepati janji, dan mengingatkan akan kehidupan di dunia yang sementara.