Suci, Cahyani Wulan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan Suci, Cahyani Wulan; Budiono, Irwan
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 7 No 3 (2023): July 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v7i3.64766

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Stunting ditandai dengan adanya gangguan pertumbuhan tinggi badan dengan hasil pengukuran indeks TB/U kurang dari -2 SD. Kecamatan Kalikajar menjadi wilayah dengan stunting tertinggi di Kabupaten Wonosobo. Penelitian dilakukan untuk mengetahui determinan penyebab stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kecamatan Kalikajar. Metode: Menggunakan desain case control. Sampel berjumlah 84, terbagi menjadi 42 sampel kasus dan 42 sampel kontrol. Variabel bebas yang digunakan meliputi penghasilan keluarga, asupan makanan beragam, sumber air bersih, jamban sehat, pendidikan ibu, usia ibu saat melahirkan, jarak kelahiran anak, dan jumlah kelahiran anak (paritas). Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Penghasilan keluarga (p=0,010; OR=3,333; 95%CI=1,284-8,653), asupan makanan beragam (p=0,000; OR=9,750; 95%CI=2,595-36,638), sumber air bersih (p=0,078), jamban sehat (p=0,004; OR=5,846; 95%Cl=1,754-19,485), pendidikan ibu (p=0,500), usia ibu saat melahirkan (p=0,500), jarak kelahiran anak (p=0,180), dan jumlah kelahiran anak (p=0,369). Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting di Kecamatan Kalikajar adalah penghasilan keluarga, asupan makanan beragam, dan jamban sehat dimana faktor asupan makanan beragam menjadi faktor yang paling berpengaruh. Abstract Background: Stunting is characterized by a disturbance in the growth of height with a measurement result of a height/age index of less than -2 SD. Kalikajar District is the area with the highest stunting in Wonosobo Regency. This research was conducted to determine the factors of the causes of stunting in toddlers aged 24-59 months in Kalikajar District. Method: Using a case control design. There were 84 samples, divided into 42 case samples and 42 control samples. The independent variables used included family income, varied food intake, clean water sources, healthy latrines, mother's education, mother's age at giving birth, birth spacing, and parity. Data analysis used the chi-square test. Results: Family income (p=0.010; OR=3.333; 95%CI=1.284-8.653), diverse food intake (p=0.000; OR=9.750; 95%CI=2.595-36.638), clean water sources (p=0.078) ), healthy latrines (p=0.004; OR=5.846; 95%Cl=1.754-19.485), mother's education (p=0.500), mother's age at giving birth (p=0.500), birth spacing (p=0.180), and number of children born (p=0.369). Conclusion: The risk factors associated with the incidence of stunting in Kalikajar District are family income, varied food intake, and healthy latrines where the factor of various food intakes is the most influential factor.
Implementasi Posbindu PTM sebagai Salah Satu Indikator untuk Mendukung UNNES menjadi Kampus Sehat Nisa, Alfiana Ainun; Nugroho, Efa; Wijayantiningrum, Tutuk; Ediyarsari, Puput; Utami, Annisa Novanda Maharani; Suci, Cahyani Wulan; Laily, Linuria Asra; Siswanti, Siswanti
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 7 No 3 (2023): July 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v7i3.69311

Abstract

Petugas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi pada tahun 2018 meningkat sebesar 8,56%, diabetes mellitus 3,7%, dan stroke 0,26%. Hasil survei dari Global School-Based Student Health Survey (GSHS) tahun 2015 menyatakan gaya hidup remaja saat ini diakui berisiko untuk menderita PTM karena kurangnya pemahaman dan komitmen untuk hidup sehat dan memantau kesehatannya. Untuk mengatasi hal tersebut, dibentuk suatu implementasi program kesehatan berupa Posbindu PTM di kampus sebagai salah satu indikator kampus sehat. Posbindu PTM di Kampus UNNES dilaksanakan selama 8 bulan serta berkolaborasi dengan pihak terkait, yakni Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Puskesmas Sekaran. Alur pembentukan Posbindu PTM dimulai dari analisis situasi, pembentukan dan pelatihan tim Posbindu PTM, penyusunan rencana kerja, implementasi program, pelaporan dan pencatatan, serta monitoring dan evaluasi. Dengan adanya Posbindu PTM dan konseling secara rutin, maka civitas akademika yang memiliki faktor risiko dapat lebih terpantau kondisi kesehatannya, serta menerapkan gaya hidup sehat secara mandiri.